TERPESONA

987 Kata
Pintu masuk SMA Altair dan koridor sekolah. Penuh kebingungan. Pagi itu, SMA Altair diselimuti kekacauan yang tenang. Seluruh jaringan internet, Wi-Fi, dan sistem absensi digital sekolah lumpuh total. Ini adalah balasan Leo atas bom virus yang diluncurkan Alessandra tadi malam. Leonardo tiba di sekolah, memancarkan aura dingin yang biasanya. Nathan tersenyum puas di sampingnya. NATHAN : "Kerja bagus, Bos. Aku mengirim pesan balik kepadanya. Kita menunjukkan bahwa Black Crow tidak akan diam setelah diserang." LEONARDO: "Belum selesai. Itu baru pemanasan. Aku mau dia tahu, di sini, aku yang menentukan aturan mainnya." Di gerbang, Alessandra turun dari Audi A8-nya. Ia membiarkan tatapan semua orang termasuk tatapan Leo yang mengunci mengalir melewatinya. Ia tahu kekacauan ini adalah ulah Leo. ALESSANDRA:Menarik. Balasan cepat. Dia memang pantas disebut Raja. Tapi dia baru saja mempermudah misiku, dengan mematikan sistem keamanan sekolah.batinnya Kelas XII-A. Alessandra duduk di depan Leo. Pelajaran dimulai. Ketegangan di antara keduanya terasa menusuk. Leo tidak peduli pada guru yang mengajar. Fokusnya hanya pada Alessandra. Ia mengabaikan semua tugas sekolah. Ia hanya fokus pada punggung di depannya.Ia telah menepis perasaannya selama dua hari, meyakinkan dirinya bahwa gadis ini adalah musuh yang berafiliasi dengan Silvio.Leo terus mengintimidasi Alessandra dengan tatapan Corvino. Marga sialan itu. Sejak kapan Silvio berani mengirim pewarisnya ke sini? Dia pikir aku akan jatuh cinta pada gadis bodoh ini? Tidak. Dia adalah pion. Aku harus membuatnya takut. batin Leo. Saat Alessandra sedang menulis, Leo secara halus menjatuhkan pulpennya di meja Alessandra. Alessandra berhenti menulis, mengambil pulpen itu, dan meletakkannya kembali di meja Leo tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dingin sekali. Tidak bereaksi. Dia terlatih.bantin Leo Setelah beberapa saat, Leo melakukan intimidasi yang lebih langsung. Ia menendang kursi Alessandra dengan ujung sepatu kulitnya. Alessandra akhirnya menoleh. Ekspresinya masih datar, tetapi ia melepas kaca mata bacanya yang tadi ia kenakan. Mata hazel teduh Alessandra kini kini sepenuhnya terbuka menatap Leo. Mata itu seharusnya memancarkan kebencian, tetapi Leo hanya melihat kedalaman yang sunyi dan sedikit kesedihan tersembunyi.Tatapan itu dingin, tetapi tidak bermusuhan. Itu adalah tatapan penilaian yang tenang. Sialan! Aku sudah bilang pada diriku sendiri. Dia adalah Corvino. Dia adalah alasan aku tidak bisa tidur. Aku sudah bertekad sejak dua hari yang lalu untuk menganggapnya sebagai musuh. Aku sudah menganggapnya sebagai musuh, Corvino yang harus kuhancurkan. Tetapi mata itu... ketika matanya bertemu mataku, semua alasan itu hilang,itu bukan mata seorang musuh politik. Itu adalah mata seseorang yang menyimpan terlalu banyak rahasia. Perasaanku tidak bisa berbohong. Aku membencinya sebagai Corvino, tapi aku tertatik padanya sebagai Luna.batin Leo panjang lebar Leo memalingkan wajahnya, rahangnya mengeras. Ini adalah kekalahan batin pertamanya melawan Alessandra. Ia gagal mengintimidasi, dan malah terjerumus pada pesonanya. ..... jam 09.15 bell istirahat berbunyi,serentak siswa siswi SMA altair berbondong - bondong menuju kantin.Tetapi tidak dengan Leo dan ganknya itu.Leo sudah keluar, rahangnya terkatup setelah kegagalan batinnya. Clara segera menoleh ke belakang, ke arah Alessandra. CLARA: "Luna! Ayo, ke kantin! Ibu kantin,bu Lusi ada yang baru, punya hot chocolate hari ini, kau harus ikut!"ajaknya dengan penuh semangat. ALESSANDRA: "Aku tidak tertarik, Clara." jawab dingin (walaupun Alessaandra suka coklat tetapi dia tidak suka keramaian apalagi di kantin,dia juga akan menemui Adrew) CLARA: (Tidak menyerah) "Ayolah! Kau sudah tegang seharian. King Ferretti itu memang menyebalkan, tapi dia tidak seburuk itu di kantin. Sedikit relaksasi?" Aku harus mendapatkan intel dari Andrew sekarang. Tapi menolak Clara terlalu sering akan terlihat mencurigakan.batinn alessandra ALESSANDRA: (Menghela napas, mengangguk sedikit) "Baiklah. Tapi aku harus menemui seseorang terlebih dahulu. Kau bisa menungguku." CLARA: (Wajahnya berseri) "Aku ikut!" ALESSANDRA: (Matanya menjadi tajam, menatap Clara) "Di sini." Clara terdiam. Ada sesuatu di tatapan Alessandra yang tidak bisa ia bantah,nyalinya menciut,entah kenapa dia takut ketika melihat teman baru di depannya ini berekspresi seperti itu. CLARA: (Mencicit) "Oke, oke. Aku menunggumu di sini. Jangan lama-lama!" Alessandra: "hmm" (Alessandra segera menuju Lab Komputer.) ..... Andrew duduk di depan monitor yang kini berkedip-kedip, mencoba memperbaiki sistem sekolah yang lumpuh total akibat virus yang diluncurkan Selly tadi malam. Sudah 2 jam lewat dia berkutat dengan monitor nya itu sejak tadi pagi. ANDREW: (Berbisik pada dirinya sendiri) "Sialan. Firewall ini benar-benar dihancurkan. Siapa pun yang melakukannya sangat jenius. Serangan ini sangat elegan dan mematikan." Alessandra masuk. Andrew terkejut, segera mematikan monitor. ANDREW: "Luna Ricci? Apa yang kau lakukan di sini? Kau tahu semua server lumpuh?". ALESSANDRA: (Wajah datar) "Aku tahu. Aku hanya ingin tahu, apakah bom virus itu bekerja dengan baik?" ANDREW: (Matanya membulat) "Itu... ulahmu? Tapi kau bilang kau hanya ingin data Lucia!" Adrew cukup terkejut dengan sikap alessandra barusan,dia jadi memikirkan siapa alessandra?kenapa dia bisa melumpuhkan semua server ini. ALESSANDRA: "Aku memberikanmu kesempatan untuk melihat kerja profesional, Andrew. Dan ya, aku juga butuh datanya." ANDREW: (Menghela napas, kini bukan takut, tapi kagum) "Kau adalah seorang master. Oke. Aku tidak akan bertanya lagi. Aku sudah mendapatkan file tentang Lucia sebelum shutdown tadi malam. Aku akan mengirimkannya ke secure channel yang kau berikan." ALESSANDRA: "Bagus. Aku membutuhkanmu, Andrew. Dan aku akan membayar mahal untuk kesetiaanmu." ..... CLARA yang baru saja keluar dari toilet dan ingin kembali ke kelas, melewati Lab Komputer dan terkejut melihat Alessandra berbicara akrab dengan Andrew. CLARA: (Berjalan masuk, sedikit marah) "Andrew! Kau menyebalkan! Kau bilang tidak ada waktu, tapi kau di sini..." (Ia berhenti, bingung). "Kalian saling kenal?" ANDREW: (Malu,terperanjat kaget mendengar suara clara yang seperti toa itu) "Clara! Kau... mengagetkanku." CLARA: (Kepada Alessandra) "Kau tahu? Dia sepupuku! Dan dia juga teman dekatku! Dasar tukang rahasia. ANDREW, kau tidak memberitahuku apa pun!" ANDREW: "Clara, ini urusan penting. Aku sedang membantu Luna." CLARA: (Wajahnya kembali ceria) "Bagus! Kalau begitu, ayo ke kantin bareng! Aku tidak mau sendirian menunggu Luna. Aku janji Andrew yang bayar hot chocolate kita!" ANDREW: (Menghela napas) "Aku tidak bisa, Clara. Ada sesuatu yang sangat, sangat penting yang harus aku kerjakan di server sekarang." CLARA: (Menarik tangan Alessandra) "Aku sudah muak dengan 'urusan penting' mu, Andrew! Ayo Luna, kita tinggalkan si workaholic ini. Kami pergi, Sepupu!" Clara menarik Alessandra keluar dari Lab Komputer. Andrew kembali ke monitornya, tersenyum kecil melihat interaksi mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN