INGIN MENIKAHIMU

1008 Kata
Sinar mentari mulai masuk melalui tirai jendela, membangunkan sepasang kekasih yang tidur terlelap dibalik selimut. Seorang gadis membuka matanya, ada tangan kekar yang memeluk tubuhnya hingga membuat jarak wajahnya dengan lelaki yang masih tidur terlelap sangat dekat. bahkan hembusan nafasnya dapat ia rasakan. Matanya berbinar-binar, terlihat jelas jika dia terkagum melihat sosok lelaki yang berhasil mencuri hatinya. Wajahnya sangat tampan, tubuhnya juga sangat sempurna. Lelaki itu memiliki segala-galanya hingga membuat dirinya tak bisa berkutik apalagi berpaling. Dia berani bersumpah, jika lelaki ini memiliki ketampanan diatas rata-rata. Bibirnya melengkung, ia lalu mengecup pipi kekasihnya. "Hai, bangun. Ini sudah pagi, apa kamu akan tetap memelukku seperti ini?"tanyanya, nadanya sangat lembut. Alex membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah, gadis cantik yang baru saja mengecup pipinya. "Kenapa?apa kamu tidak menyukainya?"tanyanya dengan nada serak khas orang baru bangun tidur. matanya lalu kembali terpejam. Kedua matanya rasanya sangat berat untuk dibuka walaupun sangat sayang jika gadis cantik ini tidak di pandang lama-lama. "Bukan begitu, tapi ini sudah siang. Nanti kamu terlambat ke kantor,"jawab Celine. "Biarkan saja terlambat. Aku bosnya, siapa yang berani memarahiku jika aku terlambat?"tanya Alex dan membenarkan posisi tidurnya agar lebih nyaman. Celine bangun dari tidurnya. Membuat selimut yang menyelimuti tubuhnya jatuh dan menampilkan baju berwarna putih yang sangat terbuka. "Oma. Oma mu yang akan memarahimu nanti," Alex berdecak. Ia ikut bangun, membuka selimutnya dan menampilkan d**a bidangnya. Ya, Alex tidak mengenakan atasan sama sekali. Hingga membuat tubuh atletisnya terpampang nyata. "Oma sedang ada di Belanda. Dia tidak akan tau," "Oh ya?"tanya Celine,"dari mana kamu bisa tau?kamu menginap di apartemenku sudah berbulan-bulan dan samasekali tidak pulang rumah. Lalu bagaimana kamu tau kalau Oma belum pulang?" Alex mencubit manja hidung mancung Celine. "Kamu ini cerewet sekali," "Sakit Alex,"Celine mengeluh kesakitan karena Alex mencubit hidungnya. Alex tersenyum gemas melihat wajah Celine memerah. Gadisnya memang sangat cantik, hingga rasanya Alex ingin cepat-cepat menikahinya. Jujur saja, Alex sangat menyayangi Celine lebih dari segalanya. "Oh begitu ya?bagaimana kalau ini?"tanya Alex lalu mengecup singkat bibir Celine. "Apa masih sakit?" Wajah Celine merona. Kecupan singkat itu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Apa sebenarnya Alex berencana untuk membunuhnya?kenapa Alex selalu berhasil membuat jantungnya tidak normal. "Aduh, kenapa rasanya semakin sakit ya?"tanya Celine terkesan menggoda Alex. Alex kembali mengecupnya, tapi kali ini bukan kecupan biasa. Alex melumat bibir Celine membuat Celine mendesah nikmat. Hal itu Alex lakukan cukup lama, Celine pun juga sudah mulai membalas permainan Alex. Bagi Alex, Celine adalah gadis yang luar biasa. Ia sangat pandai bermain diatas ranjang, dan hal itu membuat dirinya semakin tergila-gila dengannya. Alex menarik bibirnya, menyudahi ciumannya dengan Celine. Celine menekuk wajahnya kecewa,karena baru saja ia ingin bermain lebih malah Alex menghentikan permainan itu. "Kenapa?"tanya Celine kecewa. "Seperti katamu, ini sudah siang. Kita lanjut nanti malam ya,"ujar Alex,ia mengusap puncak kepala Celine. Setelah ia bangkit dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. Melihat Alex yang sudah masuk ke kamar mandi,membuat Celine tersenyum kecil. Ia lalu segera keluar kamar dan akan menyiapkan sarapan untuk Alex. Entah mengapa hidup berdua dengan Alex seperti ini, membuatnya serasa menjadi istri. Bagaimana tidak?dia terus melayani Alex seperti tugas istri pada suaminya. Ia akan memasakkan makanan untuk Alex, menunggunya pulang, dan juga melayani Alex di ranjang. Ya,keduanya memang sepasang kekasih, tapi hubungan keduanya tidak pantas disebut kekasih. Lebih pantas disebut pasangan suami istri. Pintu kamar terbuka, menampilkan Alex yang sudah mengenakan pakaian kerjanya. Tangannya sibuk membenarkan dasi yang melilit lehernya. Melihat Alex yang kesusahan, Celine segera mendekati Alex. "Biar aku bantu,"ujarnya dan membantu memasangkan dasinya. Alex tersenyum manis. Setelah Celine selesai membantunya,Alex kembali mencium Celine. Bukan di bibirnya, melainkan di keningnya. "Secepatnya aku akan menikahimu,"ujarnya lembut. Celine tersipu malu, ia lalu mencium pipi Alex. "Jangan lama-lama ya, aku ingin menjadi istrimu." Alex mengangguk ia lalu merangkul Celine dan menuju meja makan. Alex menatap kagum masakan Celine, sangat menggoda. Disana sudah ada ayam dan beberapa sayuran yang dimasak Celine . Waktu yang dimiliki Celine tidak banyak, namun dia berhasil menyiapkan sarapan kesukaan Alex. "Jangan menikah dengan lelaki mana pun. Menikahlah denganku, agar aku bisa menikmati masakanmu setiap hari,"ujar Alex setelah duduk di kursi. Celine mengambilkan nasi untuk Alex, lalu memberinya lauk dan sayur. "bagaimana bisa aku menikah dengan laki-laki lain jika hatiku sudah terlanjur milikmu?"tanya Celine balik. "Oh ya?kalau begitu, berdoalah semoga kita benar-benar di pertemukan di pelaminan,"harap Alex. Celine tersenyum menanggapinya. Selanjutnya Alex mulai menikmati masakan Celine. Masakannya cukup lezat hingga mampu membuatnya candu. "Sayang, kapan kita liburan?"tanya Celine disela makannya. "Kenapa?kamu ingin liburan?"tanya Alex. "Hmm,"gumam Celine mengiyakan, lantaran mulutnya sedang mengunyah nasi. "Bagaimana kalau bulan depan?"tanya Alex setelah meneguk segelas air putih. Celine membulatkan matanya. "Satu bulan lagi?itu lama Alex. Kenapa tidak Minggu ini?"pinta Celine. "Minggu ini aku sedang sibuk. I am sorry,"lirih Alex menyesal. Celine menghela nafas panjang. Wajahnya terlihat kecewa, hal itu membuat Alex tak enak hati. "Oke, kalau begitu satu Minggu lagi. Kasih aku waktu buat menyelesaikan pekerjaan aku,"ujar Alex. "Kalau kamu sibuk gak usah. Kapan-kapan aja liburannya,"putus Celine. Alex mendekati Celine, tangannya menggenggam hangat tangan Celine."Hei, jangan marah. Aku janji, Minggu depan kita liburan."bujuk Alex. "Kamu sibuk Alex,"sahut Celine. "No problem. Gak ada yang lebih penting daripada kamu. Apapun akan aku lakukan demi kamu."jawab Alex. Celine tersenyum tipis. "Minggu depan?" Alex mengangguk. "Ya, Minggu depan. Aku janji," Celine memeluk Alex. "Thank you beb. I love you so much," Alex memberinya kecupan di kening. " I love you to,"balas Alex, dia terlihat bahagia karena Celine bahagia. Anggap saja, Celine adalah penyemangat hidup Alex, prioritas Alex, dan harta paling berharga yang Alex miliki. "Kamu mau liburan kemana?"tanya Alex. Celine mengetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya, matanya melihat keatas seolah ia berfikir keras. "Paris?" "Are you sure?" "Why?"Celine bertanya balik. Kedua alisnya terangkat. "Kita sudah pergi kesana berulang kali, beberapa bulan yang lalu kita juga sudah kesana. Apa kamu yakin untuk kembali kesana lagi?aren't you bored?"tanya Alex. Celine tersenyum. "Kemanapun aku pergi jika aku bersamamu maka tidak ada kata bosan," Alex menopang wajahnya dengan satu tangannya. Ia menggelengkan kepalanya. "Wah, wah,"Alex berdecak. "sekarang katakan padaku. Berapa banyak pria yang sudah kamu berikan kata-kata manismu itu," Celine mendekat. "Hanya satu pria. Dan dia yang akan menjadi milikku selamanya,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN