bc

Bitter Call - My Billionaire Boss

book_age18+
15
IKUTI
1K
BACA
dark
forbidden
HE
fated
opposites attract
badboy
heir/heiress
drama
tragedy
sweet
serious
office/work place
addiction
like
intro-logo
Uraian

WARNING!!!

21+

If you don't respect her, you obviously don't deserve her.

Kisah manis dan pahit percintaan antara kedua insan yang bertemu dengan tiba-tiba dan tanpa di duga. Saling memadu kasih berlandaskan gairah semata. Keduanya tidak menyadari jika hati mulai terikat erat dan enggan untuk berpisah.

Latar belakang yang membuat keduanya harus memilih antara dua pilihan sulit. Tetap bersama dengan mempertaruhkan air mata atau melupakan dan pergi untuk selamanya?

Untuk kamu yang menyukai cerita cinta berliku.

Selamat menikmati.

chap-preview
Pratinjau gratis
SATU - Kenal Tanda Sayang
Max Giovanni Cooper lahir tanpa kedua orang tua kandungnya. Hidupnya yang perih sejak masih bayi membuatnya tumbuh di lingkungan panti asuhan. Melihatnya yang pantang menyerah membuat salah satu pendonor melihat bakatnya dan memberinya kehidupan yang jauh lebih layak. Pendonor tersebut tidak ingin menyebutkan nama dan secara berkala memberinya uang bulanan secara rutin. Meski dirinya masih tinggal di pantu asuhan hingga dirinya lulus sekolah lanjutan dan mendaftar di sebuah universitas terkenal di UK, Cambridge University. Sejak usianya 7 tahun, Max sudah membantu berjualan kue dan melakukan segala macam pekerjaan kasar agar mendapat nominal yang dapat disimpannya untuk impiannya. Dari awal dia sudah diberitahu jika kedua orangtuanya meninggal di sebuah kecelakaan tragis meninggalkannya tanpa sanak saudara. Bahkan tanpa identitas. Giat kerja dan usahanya membawa Max tumbuh jauh lebih kuat dan siap dibanding anak lain di panti asuhan itu. Meski demikian, Max selalu membagikan hasil jerih payahnya jika salah satu teman seperjuangannya di landa masalah. Di saat Max harus hidup merantau di UK, seluruh biarawati dan pastur yang dianggapnya sebagai orangtua serta saudara-saudaranya mengantar kepergiannya. Mereka tidak tahu kapan akan bertemu, tidak ada yang menjamin semuanya masih hidup untuk hari esok. Demikian itulah prinsip yang selalu di pegang teguh Max. Meratau di negeri yang sangat baru baginya membuat Max semakin tertantang. Berkat personal tahan bantingnya, Max justru lebih mudah menjalani hidup di Cambridge. Max menjalani berbagai pekerjaan dan mulai berinvestasi sebagai pasif income. Pikirannya yang tajam dan analisanya yang akurat membuatnya dengan mudah meraih pundi-pundi uang. Hanya dalam kurun waktu 3 tahun, Max sudah mampu membeli mansion pribadi dan kendaraan yang membantu pekerjaannya. Wanita bukan lagi masalah baginya. Beratus-ratus wanita mengantri ingin memasuki kamar tidurnya sejak dia menjadi mahasiswa terhormat di kampusnya. Bukan hanya pandai, Max juga memiliki figure yang menawan. Tidak ada wanita yang dapat menolak pesonanya. Gaya hidup gonta ganti wanitanya berhenti ketika dirinya lulus S2 dari kampus yang sama di usia 28 tahun. Pilihannya jatuh kepada Agatha. Mahasiswa Indonesia kaya raya yang tak sengaja dekat dengannya saat menempuh pendidikan S2 tersebut. Benih-benih cinta mulai mewarnai hatinya. Agatha adalah wanita yang menawan, usia mereka terpaut 2 tahun. Agatha menempuh study S1 nya pada saat yang sama. Hubungan itu semakin serius, Agatha bahkan sering membawa Max menemui orang tuanya yang tinggal di Jakarta. Belakang dia baru mengetahui jika orang tua Agathalah yang membiayainya dulu di panti asuhan. Kebetulan yang luar biasa itu menjadi alasan kuat Max untuk melamar Agatha. Mereka berakhir di pelaminan satu tahun setelahnya di saat Max berusia 29 tahun. Orang tua Agatha mewariskan seluruh kekayaannya kepada puteri satu-satunya tersebut. Agatha meneruskan bisnis property ayahnya dengan sukses. Bisnis Max di bidang IT membuatnya membantu Agatha dalam mengelolah perusahaannya. “Happy birthday, Babe.” Max mengecup pipi Agatha yang sedang terpaku melihat iPadnya sambil terduduk di king bed mereka. “Hum...” jawab Agatha singkat. Max hanya menarik napas panjang dengan respon dingin Agatha. Ini tahun ke 4 pernikahan mereka. 2 tahun pertama, aktivitas ranjang mereka sangat menggebu-gebu. Bahkan dalam satu hari mereka bisa melakukan hubungan badan itu hingga 2-3 kali dan bahkan lebih. Tetapi menginjak kesekian tahun selanjutnya, Agatha bersikap dingin. Max tahu dan menyadari jika Agatha lelah. Agatha suka bekerja dan sangat terobsesi dengan kariernya. “Kamu ingin kita merayakan di mana?” Max berusaha mengabaikan sakit hatinya. “Aku lelah. Tak usah di rayakan.” Jawab Agatha dingin. “Kamu ingin hadiah tertentu?” “Not really.” Agatha meletakkan iPadnya dan berbaring. Max terdiam dan mulai menarik selimutnya juga. Tangan kiri Max meraih tubuh Agatha dalam pelukannya. Max mencintai wanita ini. Cinta pertamanya. Wanita yang mampu membuatnya berdebar-debar manis. “Aku lelah. Aku tak bisa melayanimu sekarang.” Agatha mendorong tubuh Max yang mematung. Max tidak meminta hubungan seksual darinya, dia hanya ingin memeluk Agatha. Namun responnya terlampau menusuk. Max menarik napas panjang dan bangkit dari king bed. Kakinya melangkah keluar kamar menuju kantornya. Jika sudah seperti itu, dia tak akan bisa tertidur nyenyak. Max membuka berkas-berkas yang belum ditanda tanganinya dan mulai membaca setiap file. Max menuangkan whiski dan menikmati tiap cecapnya. Hatinya rileks seketika. Begitulah setiap hari selama dua tahun ini. Dirinya hanya bertahan karena dia mencintai wanita itu dan berharap perubahan darinya. Entah sampai kapan. Wanita-wanita yang hadir dalam masa mudanya dulu tak henti menghubunginya kembali. Menawarkan gelora seksual yang bisa memuaskannya disaat Agatha tidak ingin melayaninya sebagai istri. Max menghela napas panjang. Bukan itu yang diinginkannya. Max tak pernah berpikir untuk berselingkuh di belakang Agatha. Wanita lain hanya bisa memuaskan hasrat tubuhnya tapi tidak dengan hatinya. Sekali lagi, dia hanya menginginkan Agatha. Max bangkit dan melihat bulan dari balik kaca jendelanya. Bulan purnama sempurna yang kembali membawanya menuju kenangan saat masih hidup dirumah yatim piatu. Rumah penuh kekeluargaan yang membuatnya tumbuh menjadi pria yang kuat dan bertanggung jawab. Max menghabiskan sekali teguk whiskinya yang hampir habis. Tubuhnya mulai lelah, dia harus beristirahat. Saat kembali ke kamarnya, Agatha sudah mendengkur lembut. Max mengecup kening Agatha mesra dan ikut terlelap setelahnya. Beberapa hari setelahnya, Max dan Agatha sedang dalam mood untuk melakukan hubungan seksual itu. Agatha sudah menunggunya mengenakan lingerie merah kesukaan Max. Satu minggu ini Max belum mendapatkan jatahnya. Dirinya berusaha menahan disaat dia mengerti posisi sibuk Agatha. Max mulai menindih tubuh Agatha dan mengecup bibirnya lembut. Lidah mereka saling bertautan dengan mesra. Agatha mengeluarkan erangan lembut yang membuat Max tersenyum puas. Meski birahinya diujung kepala, Max ingin memprioritaskan istri tercintanya untuk mencapai klimaks terlebih dahulu. Max mulai meremas gemas d**a Agatha yang ranum. Salah langkah. Agatha tidak menyukainya karena rasa sakit. Max lupa jika d**a Agatha adalah hasil karya manusia. Mengapa dia harus mengoperasi payudaranya di tempat pertama? “Kamu menghilangkan moodku.” Agatha bangkit dan menuju kamar mandi meninggalkan Max yang masih mengeras dengan pandangan bingung. “F*ck!” dengusnya lelah. Agatha mulai sering melakukan ini beberapa bulan terakhir. Meninggalkannya saat dirinya sedang dalam posisi benar-benar butuh penyaluran. Max bangkit dengan marah dan mengenakan handuknya. Max memilih membersihkan diri di kamar mandi yang berada di kamar tamu. Emosinya betul-betul sedang dipuncak jengah. Max memilih mendinginkan kepalanya di kamar mandi lain. Max tak ingin lepas kendali dan memulai pertengkaran pertama kalinya selama mereka menikah. Dirinya mencoba bersabar dan bersabar selama ini. Bahkan dia tak mood lagi untuk berhubungan seksual saat dirinya sedang ingin-inginnya. Max memilih mengalihkan pikirannya ke topik yang lain. Selesai meredakan emosinya, Max melarikan diri lagi-lagi menuju kantornya dan bersemedi di sana. Tangannya meraih iPadnya dan membuka beberapa email. Jam sudah menunjukkan pukul 1 subuh. Agatha tidak juga mencarinya atau sekedar memintanya untuk kembali ke kamar. Max mulai menyadari jika Agatha tidak membutuhkan suami, yang dibutuhkan darinya adalah boneka. Sosok yang bisa diperintahnya sana sini. Sosok yang bisa menjadi tamengnya dan memperindah kehidupannya yang penuh drama. Max memijat keningnya lelah. Whiski yang dinikmatinya tidak juga mengubah moodnya menjadi lebih baik, dia tak pernah menyangka kehidupan pernikahan akan selelah ini. Mendekati pukul 3 subuh, Max kembali menuju kamarnya. Agatha masih dalam keadaan tertidur lelap. Max memasuki selimut dan meraih tubuh Agatha dalam pelukannya. Wanita ini tetaplah cinta pertamanya. “I love you.” Bisik Max dan tak lama kantuk menyelimutinya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.9K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
34.5K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook