bc

THE CLIMB

book_age12+
397
IKUTI
1.5K
BACA
family
comedy
twisted
sweet
bxg
humorous
friendship
illness
school
like
intro-logo
Uraian

Tentang Alyviah yang kepergok calon gebetan, sedang 'Bersolo Karir' di depan kipas angin ruang tamu rumahnya. Dan ketika Alyviah sedang melangsungkan 'Konser Tunggal' di dalam kamarnya, lagi-lagi ia kepergok.

Misi tersulit Alyviah cuma satu, melelehkan es batu berjalan seperti Rafka si 'Anak Gunung'. Seperti kalian ketahui, karakter Anak Mapala atau Anak Gunung biasanya lebih mementingkan 'Dunia Alam' nya, ingin bebas, tidak mau terikat dengan apapun, tidak suka peraturan, dan berbagai karakter lainnya. Ya memang sih, Anak Mapala juga jadi incaran cewek-cewek di kampus karena mereka adalah sosok petualang.

Kemungkinan perjuangan Alyviah akan seperti pendakian. Medannya terjal dan membuat kelelahan karena miring beberapa puluh derajat, tidak lurus, kadang licin, terjungkal, tersungkur, dan terjatuh. Namun, apakah akhir perjalanan Alyviah akan mendapati pemandangan yang indah?

Terselip juga cerita tentang pendakian, ada beberapa gunung yang akan ditaklukkan. Mari mendaki---tertawa, sedih, kesal, kecewa, marah, baper bersama!

chap-preview
Pratinjau gratis
Alyviah
Ini tentangmu dalam coretan imajinasiku. Hanya kamu. Tetap kamu. Masih kamu. Akan selalu kamu. Tapi, sulit kuharap, sulut kuraih, dan sulit kugenggam. Memperjuangkanmu memang tak semudah menuliskannya. Tapi terlalu berlebihan jika disebut mustahil. Seperti pendakian. Banyak tebing, tanjakan, tikungan, jurang, padang savana, jalan berbatu dan berbagai hal lainya yang akan kutemui. Medannya terjal, miring beberapa puluh derajat, tidak lurus, dan kadang licin. Membuatku kelelahan, terjungkal, tersungkur, dan terjatuh. Tapi, semakin keras aku terjatuh, semakin kuat keyakinanku untuk bangkit. Semakin kuat keyakinanku untuk bangkit, semakin tangguh aku mendaki. Semakin tangguh aku mendaki, semakin tinggi alas tumpuanku. It's all about the climb. There's something harder to climb than mountain, your heart! -Tertanda Alyviah, yang akan berjuang dan otw taken- *** Selesai menebalkan kalimat terakhir, Alyviah menyimpan tugas menulis suratnya ke dalam tas. Alyviah bernama lengkap Alyviah---iya namanya memang Alyviah doang, tidak ada embel-embel Putri, Savitri, Wati, Grande, Swift, Gomez, Tapasha, Ichcha, Mahabharata, Angling Dharma, dll. Tapi boleh saja kalau kalian ingin menambahkan, Alyviah si pintar yang tidak sombong, selalu sayang ayah dan Bunda, rajin menabung, dan selalu membantu nenek menyeberang jalan. Ia merupakan salah seorang siswi kelas dua belas di salah satu sekolah Negeri yang ada di Palembang. Kebetulan jurusan IPA, nyasar sepertinya. Kalau boleh diceritakan, hobby-nya menyanyi, main gitar, mendengarkan musik, kalau sedang korslet suka menulis, suka tidur, dan jalan-jalan. Kadang tidur sambil jalan-jalan. Alyviah bukanlah cewek yang hits apalagi populer, the most wanted girl? Tentu tidak. Ia jauh dari kata cantik tapi dekat dengan kata manis, itu menurutnya. Mukanya standar, otak standar, badan standar, semua standar seperti merk pena, lagi-lgai itu menurutnya. Dan satu kelebihannya yaitu 'kelancaran ngomong'. Konon katanya, parasnya sedikit arabian ah atau sebut saja Arab KW. Kulitnya sawo matang, hidungnya mancung tapi tidak terlalu mancung seperti paruh burung, bibirnya tidak tipis dan tidak tebal, matanya bulat tidak terlalu besar berwarna coklat, dan alisnya sedikit tebal. Memang sih bulunya rada panjang, bulu mata. Kalau boleh lanjut bercerita, Alyviah itu memiliki kakak laki-laki, ia biasa memanggilnya dengan sebutan abang. Mukanya arabian sedikit sentuhan bule, namanya Habibi Aly Azzamutsabit. Kalian jangan tertipu dengan namanya. Aly itu anak Mapala dan 'jarang mandi' adalah nama tengahnya. Tampan tapi berbulu. Bagi Alyviah, selain ganteng, Aly adalah sosok abang paling baik dan pengertian. Oh iya, sepertinya tidak usah terlalu panjang mendeskripsikan kebaikan abang Alyviah, takutnya nanti dia 'besar kepala' sehingga susah memakai helm. Kata Bundanya Alyviah, neneknya nenek Alyviah ada darah Yaman, sedikit. Mungkin dari turunan kesekian. Nah, ketika Bundanya diproses, gennya tidak kebagian banyak, dan langsung nyiprat sedikit ke Alyviah dan Abangnya. Sementara kata Ayahnya Alyviah, ayahnya nenek ayah Alyviah ada keturunan Portugis. Ibunya nenek ayah Alyviah adalah seorang Perawat korban perang ketika Indonesia masih dijajah. Jadi, dari penjelasan di atas bisa diambil kesimpulan kalau Alyviah dan abangnya asli anak kandung Ayah dan Bunda. Bukan anak titipan apalagi anak hilang. Ngomong-ngomong masalah tugas menulis surat---ah lebih tepatnya menulis puisi di dalam surat, Alyviah jadi terkekeh sendiri mengingatnya. Bisa-bisanya ia menulis suara hati seperti itu. Boro-boro punya pacar, gebetan saja tidak ada hilalnya. Atau mungkin suara hati tadi adalah gambaran kisah cintanya kelak? Wallahu a'lam. *** Di sinilah Alyviah sekarang, duduk bersila di atas sofa ruang tamu yang ber-design minimalis sederhana serba putih dengan sentuhan kaca pada dinding yang dihiasi furnitur berbahan kayu dan lantai parlet. Ia duduk berhadapan langsung dengan kipas angin yang masih menyala sambil menyanyikan lagu Paper Heart dari Tori Kelly. Maksud hati ingin mendinginkan pikiran, hati, jiwa, dan raga, namun terjadilah konser tak terduga. Suara pun mulai bergema. I hate this part... Paper Heart... And I'll hold a piece of yours... Don't--- Ketika Alyviah ingin meneruskan bait selanjutnya, muncul dua lelaki tampan berpenampilan kasual dan sederhana dengan kaos dan ripped jeans. "Eh buset, ngapain lo? Abang lo ada?" sapa Adit sambil terkekeh. Ini muka mau disimpen dimana? Alyviah menoleh dan seketika terbelalak saat melihat cowok yang datang bersama Adit---teman abangnya itu. Astahgfirullah, ini kan cowok yang waktu itu, batin Alyviah. Flashback on Saat Alyviah sedang menunggu angkot di pinggir jalan, banyak mobil yang berlalu lalang, namun, mobil angkot dengan tujuan ke arah rumah Alyviah belum juga muncul. Sambil menunggu, mata Alyviah menatap ke seberang jalan---tempat yang sengaja dijadikan Pemerintah Kota Palembang sebagai taman. Dari beberapa meter ia melihat ada beberapa cowok yang bergerombol sedang heboh dan jelalatan menggoda cewek cantik yang memakai rok mini, putih, tinggi, langsing, alhamdulillah tengahnya tidak bolong. Namun, ada satu cowok yang sangat cool bersikap seolah tak peduli ketika cewek cantik itu melintas di hadapannya. Cowok itu cukup menoleh sekilas kemudian asik lagi dengan ponselnya. "Itu baru cowok! Ga gampang tergoda. Laki-laki yang kayak gini nih, biasanya setia sama satu cewek. Mau ada Kendall Jenner lewat juga dia biasa aja." Alyviah bergumam sendiri. "Padahal dia ganteng sendiri. Aduh Bunda, Alip lagi terpesona." Semoga dia jadi jodoh gue. Aamiin Ya Allah ya Tuhanku. Aamiin ya arhamarrohimin, do'a Alyviah dalam hati. Flashback off "Heh, ni anak malah melongo!" "Eh ganggu aja lo, Bang ... ada noh di kamar. Baru dateng bukannya ucapin salam kek apa kek ngasih bunga kek. Kagak tau apa gue lagi konser. Lah sebelah lo sape? Biasa juga kemana-mana sendirian kan jones elah sok-sok an ngajakin temen, mending yang diajak cewek." Alyviah berusaha mengkondisikan rasa malunya dengan berceloteh panjang lebar. "Berisik! Gue masuk ya," kata Adit berjalan masuk yang diikuti temannya itu. "Kenalin ini sohib gue, Rafka Garabaldi." Cowok yang bernama Rafka itu pun mengulurkan tangan kemudian memperkenalkan diri, "Rafka." Alyviah lantas berdiri menyambut uluran tangan cowok berhidung mancung itu. degh Jantung Alyviah berdetak kencang seketika ketika menatap mata tajam cowok itu. "Gu-gue Alyviah, adeknya Aliando---eh Syekh Ali Jaber---astaghfirullah maksud gue adek Bang Aly." Alyviah masih bersalaman dengan Rafka dengan perasaan yang sulit diartikan. Kalau dilihat dari dekat, cowok di hadapan Alyviah ini sangat tampan, berwajah dingin dengan dagu yang belah. Meskipun saat bersalaman tangannya terasa kasar---mungkin karena seringnya memanjat tebing, mengingat Adit adalah teman Mapala abangnya dan Rafka adalah sohibnya Adit---tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya. Sempurna. Wajahnya mengalihkan dunia Alyviah. "UHUK UHUK HASYIM, kagak usah lama-lama juga kali," celetuk Aly yang sok terbatuk. Ia langsung menghampiri tiga manusia yang masih berdiri di ruang tamu ketika mendengar suara Adit yang mengagetkan adiknya. Karena sedari tadi ia berada di ruang TV yang tak jauh dari ruang tamu. Perasaan, tadi di kamar, gumam Alyviah. "Sorry." Rafka langsung melepaskan tangannya. "ALLAHUAKBAR, gue kebelet e*k. Gue duluan, Bang." Alyviah yang tersadar, langsung meninggalkan mereka bertiga secepat kilat setelah mengucapkan kata-kata itu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

HYPER!

read
624.0K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
168.2K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

Dear Pak Dosen

read
434.1K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

SEXRETARY

read
2.3M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook