Rafka menyeringai tajam melihat sang kakak yang terlihat pergi dengan membawa tampang gusar. Membuatku benar-benar tak mengerti dengan semua tingkah serta tindakan anehnya. "Kamu apa-apaan, sih?" Aku memperolok laki-laki menyebalkan ini saat merasa dirinya berubah menjadi sosok antagonis baru-baru ini. Wait! Antagonis? Apakah itu artinya aku menyamakan Mas Edgar yang misterius itu sebagai protagonis? "Apa-apaan bagaimana?" balas Rafka sambil menunjukkan wajah lugu tanpa dosa. "Bercandamu nggak lucu tau!" "Siapa yang bercanda. Aku serius," ucap Rafka terdengar meyakinkan. Aku menggeleng heran dan lantas gerak cepat berpindah ke meja sebelah. Bermaksud membersihkan sisa makanan Mas Edgar yang tak habis dan ditinggal begitu saja setelah mendengar omong kosong Rafka. Aku tersenyum sendir

