Kecewa

1961 Kata
hari berganti hari, setiap minggunya ridwan tetap mengunjungiku. menghabiskan waktu diakhir pekan berdua. membuat aku nyaman dengan segala sifat dan sikapnya. terlebih cara dia memperlakukanku seolah-olah aku adalah segalanya untuk dirinya. * "ting.." notifikasi di handphoneku "kak..mohon maaf. apakah benar kakak kekasih ridwan...?" deg..deg.. "ya..ada apa ?" balasku "aku ingin mengatakan sesuatu....." "apa ini bersangkutan dengan ridwan?" "iya kak...aku boleh minta nomor handphone yang bisa aku hubungi kak?" "08xxxxxxxxxx" *tringg....tringgg dering handphone ku berbunyi, sepertinya wanita yang mengirimiku pesan tadi menelphone ku. aku mulai gusar, ada apa yang terjadi. "haloo......mohon maaf mengganggu waktu kakak sebentar" ucapnya "iya ada keperluan denganku?" sahutku "seperti yang aku tanya tadi kak, apakah benar kakak kekasih dari ridwan?" "iya, kamu ada keperluan denganku atau dengan ridwan?" "begini kak, aku mohon maaf sebelumnya. dikeadaan sekarang aku sedang mengandung anak ridwan dan aku tidak bisa menghubunginya sedikitpun" ucap wanita itu rasanya seperti disambar petir. ucapan yuni membuatku berfikir kembali. sedangkan selama ini ridwan berhasil membuat aku nyaman. membuat aku yakin kalau dia tidak akan menyakitiku dan mengecewakan ku seperti yang sebelumnya. apa aku terlalu cepat percaya padahal aku belum tau bagaimana dia dikotanya. apa aku terlalu kesepian sehingga dengan mudahnya memberikan hati. "coba kamu hubungi dia kembali. aku berharap kamu bisa menyelesaikan permasalahan kalian berdua. karna aku hadir setelah kalian selesai" ucapku berusaha tenang "tapi kak, kami belum ada kata selesai. dia meninggalkanku begitu saja tanpa kabar. dan tiba-tiba aku dengar kabar kalau kakak sedang menjalin hubungan dengan ridwan" balas yuni aku masih berusaha tenang untuk menghadapi perempuan ini. masih berfikir jangan sampai dia adalah orang yang sengaja datang merusak hubungan kami selanjutnya. sebelum menjalin hubungan dengan ridwan aku sudah bertanya serius tentang masa lalunya apakah sudah selesai atau masih ada permasalahan yang menggantung. aku sudah mengajukan persyaratan agar dalam hubungan antara aku dan ridwan diniati dengan hubungan yang serius untuk kejenjang selanjutnya. tapi apa? tiba-tiba seorang wanita datang menghubungiku untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan kekasihku yang selama ini tidak aku ketahui sama sekali. * aku mencoba menenangkan diri untuk menghubungi ridwan setelah percakapanku dengan yuni. "halo sayang" sapanya dari sebrang sana "heii iyaaa. kau dimana ?? sedang sibuk?" sahutku dengan tenang "tidak.. ada apa ? kenapa kamu begitu kaku rasanya?" "ahh tidak, hanya saja ada yang mengganggu pikiranku" ucapku mulai gusar aku jadi merasa bersalah pada Yuni, harusnya aku membantunya menghadapi kehamilannya. kalau memang terbukti itu adalah anak dari Ridwan aku harus mulai ikhlas dengan semua. ku pikirkan kembali, apa salahku selama ini. aku hanya ingin mencoba membuka hati memulihkan luka yang dulu ada. berupaya bangkit dengan diri sendiri setelah luka yang membuatku hancur. luka yang terasa tak bisa disembuhkan. dari aku dan Puja yang hampir menikah dalam hitungan bulan tetapi tiba-tiba Puja menghilang dan ternyata menghianatiku. ** malam adalah waktu biasa Ridwan menghubungiku. sekedar bercerita tentang apa yang aku dan dia lewati hari ini. kejadian mengesalkan atau kejadian menyenangkan. tapi rasanya malam ini begitu beda. canggung rasanya untuk berbicara dengannya. aku mulai berfikir "tidak mungkin selamanya aku menutupi yang Yuni sampaikan. aku tidak mau luka semakin dalam" "apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu sayang?" tanya Ridwan "ahh rasanya aku tidak sanggup untuk mengungkapkannya..." "coba beritahu padaku. agar ada solusi dari kegusaran hatimu.." ungkapnya mulai meyakinkan "Yuni tadi menghubungiku, dia mohon pertolongan dariku untuk bertemu denganmu karena sekarang dia sedang mengandung anakmu" aku berusaha mengungkapkan setenang mungkin "tidak..tidak.. bukan begitu sayang, akan aku jelaskan semuanya padamu" bantah Ridwan "aku tidak butuh penjelasan, aku hanya ingin kau jujur dan bertanggung jawab terhadap anak yang sedang Yuni kandung" pintaku jujur ini adalah hal paling menyakitkan. aku menjadi seperti orang lain pada diriku sendiri. harus merelakan kisah cintaku kandas kembali. bagaimana mungkin seseorang yang menghamili perempuan lain menjalani hubungan dengan perempuan lain. "sudahlah ini mungkin sudah takdir ku. lebih baik aku fokus pada tugas akhir dan jualan online shopku" aku menyemangati diriku sendiri. tidak lupa aku juga menyusuri jejak digital dari Yuni di sosial media miliknya. bagaimanapun aku tetap harus mencari tau siapa Yuni sebenarnya sebelum akhirnya aku mengambil keputusan dengan Ridwan. jejak perjejak, aku baca dari segala sosial media milik Yuni. aku cocokkan dengan sosial media milik Ridwan. aku mencari siapa Yuni, bagaimana dia dan bagaimana keluarganya. betapa terkejutnya aku. padahal Yuni berasal dari keluarga berada. dia anak perempuan satu-satunya, memiliki paras yang cantik. ayahnya seorang kepala desa didaerahnya. sedangkan dia menempuh Universitas di daerah yang sama dengan Ridwan. aku masih sibuk mencari tentang Yuni, membaca segalanya yang berhubungan dengan Yuni dan Ridwan. sampai aku tidak mengetahui bahwa Ridwan dari tadi mencoba menghubungiku. pikirku "ahh biar saja dia mencoba mencari solusi bagaimana cara bertanggung jawab terhadap kandungan Yuni" *** weekend adalah hari paling tepat untuk aku menikmati udara segar. hari ini rencanaku akan menghabiskan seharian diluar. mencari tempat untuk menenangkan diri. ya rumah pohon favoritku tujuan utama. jaraknya sekitar tiga jam dari kos ku. setidaknya aku bisa berfikir jernih bagaimana tugas akhir ku. masalah Ridwan sudahlah, untuk sementara aku lupakan dulu. aku tidak mau terlalu larut dari segalanya. *** "nanti aku jemput kamu di kos jam empat sore" Ridwan mengirimiku pesan apa-apaan ini, kenapa dia menjadi seenaknya. padahal aku sudah meminta dia untuk bertanggung jawab tentang kandungan Yuni. bukan malah menemuiku begini. "aku sedang tidak dikos, aku sedang ada keperluan diluar" balasku ketus rasanya aku belum siap untuk bertemu dengan Ridwan, mendengar semua penjelasannya yang aku tak tau bisa menerima atau tidak. apakah aku bisa siap apabila itu benar anak Ridwan. tapi aku pikirkan kembali. kenapa Yuni tidak menghubungiku lagi ya. kenapa seolah-olah ia lenyap tanpa kabar. kalau memang Ridwan belum menghubunginya mungkin dia masih memintaku agar Ridwan ingin menemuinya. aku mencoba membuka sosial media. berselancar melihat sosial media milik Yuni. betapa terkejutnya aku melihat Yuni memposting sebuah foto yang berada didepan kantor Ridwan bersama teman-teman Ridwan. aku semakin tidak habis pikir "apa maksud wanita ini datang dan mengaku kalau dia sedang mengandung anak dari Ridwan, aku mulai curiga dengan yang Yuni lakukan". aku tidak boleh bodoh, tidak boleh menyerah, jangan bertingkah seolah2 aku adalah penyebab segalanya. aku harus mempertahankan hubunganku dengan Ridwan apabila memang itu bukan anak dari Ridwan aku harus siap untuk menemui Ridwan, mendengar semua penjelasan menurut Ridwan, aku harus bisa mengambil keputusan terbaik untuk hubunganku dengan Ridwan sebelum melanjutkan pernikahan dengan Ridwan. aku takut nanti setelah menikah akan menjadi terburuk untukku. *** "temui aku nanti, di cafe senja jam lima sore" pesan ku kirim ke Ridwan aku bergegas turun dari rumah pohon, membereskan semua barang-barang milikku. memacu pelan motor matic ku menuju kos. sambil menata hati agar aku siap untuk bertemu Ridwan setelah tiga hari tidak berkomunikasi. jam lima sore aku sudah sampai di cafe senja. memesan minuman dan sekedar cemilan sambil menunggu Ridwan. aku harus memastikan semuanya. agar tidak ada lagi tanda tanya dihatiku. sebelum aku melangkah lebih jauh antara hubunganku dan Ridwan. sebelum aku membawa Ridwan untuk bertemu dengan orangtuaku di kampung. tiga puluh menit kemudian Ridwan muncul, bersama seorang lelaki yang aku tau itu adalah saudara laki-lakinya. iya itu kak Nanda. aku sering mendengar cerita Ridwan tentang kak Nanda yang sudah menikah dengan kak Putri tapi belum direstui oleh orangtua kak Putri. kak Nanda memperkenalkan dirinya padaku sambil mengulurkan tangannya. aku sambut uluran tangan kak Nanda dengan hangat. setidaknya aku punya kesan baik waktu pertama kali bertemu dengan kak Nanda. *** "kakak sudah dengar permasalahan kalian, mengenai Yuni" kak Nanda membuka obrolan "iya kak, Yuni menghubungiku. meminta untuk bisa berkomunikasi dengan Ridwan dan bertemu agar Ridwan mau bertanggung jawab terhadap kandungan Yuni sekarang" aku menceritakan sedikit kepada kak Nanda "kakak paham apa yang Cia rasakan. cia juga harus mencari tau siapa Yuni sebenarnya. sebelum menjalin hubungan dengan Ridwan, Yuni sudah pernah hamil anak dari mantan kekasihnya, dan akhirnya dia gugurkan" kak Nanda membeberkan betapa terkejutnya aku. antara percaya atau tidak dengan semua yang diucapkan oleh kak Nanda. aku belum bisa percaya seratus persen apa yang diucapkan kak Nanda. "kakak tau Cia ragu apa yang kakak ucapkan. kamu bisa mencari tau tentang apa yang kakak ucapkan semuanya dulu sebelum mengambil keputusan selanjutnya tentang hubungan kalian berdua" kak Nanda melanjutkan "itu adalah alasanku untuk menyelesaikan hubunganku dengan Yuni, aku tidak bisa terima ketika mengetahui dia tidur dengan teman dekatku. aku merasa hancur ketika dia yang aku percaya menjaga hati ternyata bersikap begitu murahan sehingga aku menjadi bahan olok-olok dengan temanku sendiri" Ridwan menimpali "oke kak, aku akan memikirkan kembali semuanya. aku akan mencari tau terlebih dahulu apa yang kakak ucapkan benar atau tidaknya" terangku aku melihat raut muka Ridwan yang tampak seperti khawatir kalau aku belum bisa yakin walaupun kak Nanda sudah menjelaskan semuanya padaku. aku pulang ke kos kembali. aku pikirkan semua ucapan kak Nanda mengenai Yuni. "begitu murahan kah dia sebagai seorang wanita, menjatuhkan harga diri wanita, padahal dia bisa dikategorikan cantik, berkulit putih dan anak seorang kepala desa" "besok aku akan cari tau bagaimana dia sebenarnya agar aku bisa tau langkah apa yang harus aku ambil selanjutnya" pikirku aku kembali berselancar disosial media milik Yuni. aku harus menemukan lebih jauh informasi kali ini. fokus ku pada tiga akun yang aku kenali pernah membagikan foto bersama Yuni. aku mencoba mencari tau seberapa dekat mereka. tebakan ku benar mereka sangat akrab. nanti aku bakal menghubungi Silvi, Rere dan Tika setelah aku siap untuk membuka semuanya. *** "vi, apa kabar ? bolehkan aku meminta waktumu sebentar? ada yang ingin aku tanyakan" pesan ku kirimkan kepada silvi "baik cia, kamu apa kabar? boleh. kapan engkau bersedia? aku selalu punya waktu yang banyak untuk bertemu denganmu" balas silvi tak lama dari pesanku yang ku kirimkan untuknya aku mulai berfikir apakah Silvi tidak merasa tersinggung nantinya dengan pertanyaanku tentang Yuni? harap cemas dalam hati untuk bertanya jauh pada silvi. tapi kembali lagi aku harus yakin dengan langkah yang aku ambil untuk kedepannya. ini yang akan menentukan aku akan melanjutkan hubunganku dengan Ridwan atau mengakhirinya. *** dua hari lagi aku akan menemui Silvi. dan sampai hari ini aku memilih untuk tidak berkomunikasi dengan Ridwan sampai aku sendiri mencari kebenarannya. aku dan silvi sudah berjanji disuatu cafe. ternyata aku datang lebih dulu dari pada Silvi. jantungku berpacu cepat. terasa tak tenang nanti apakah Silvi keberatan dengan pertanyaanku tentang Yuni, mengingat Yuni bisa dibilang teman dekat Silvi. sepuluh menit kemudian Silvi datang. kami bertukar cerita dahulu sekedar untuk menghangatkan suasana. mengulang kembali memori lama. mengingat aku dan Silvi adalah teman di bangku SMA. "jadi apa sebenarnya yang ingin kamu tanyakan kepadaku?" silvi menyadari ada sesuatu yang aku sembunyikan "sebelumnya aku meminta maaf untuk pertanyaan yang akan aku ajukan kepadamu. tetapi ini adalah hal yang menggangguku untuk beberapa hari ini" aku mulai menjelaskan "ini semua tentang Yuni" ucapku "Yuni? ada apa dengannya? kau punya masalah serius dengannya" Silvi mulai penasaran dengan ucapanku. "tidak. ini hanya masalah yang aku belum mengetahui kebenarannya. jadi begini, untuk saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan seorang lelaki bernama Ridwan. kami sudah mulai merencanakan pernikahan. tetapi lima hari yang lalu Yuni datang menghubungiku. memohon untuk bisa bertemu dengan Ridwan. kalau saat ini dia sedang mengandung anak Ridwan" jelasku. sudah lima hari sejak Yuni menghubungiku rasanya semua terasa buruk. aku tidak bisa bercerita kepada siapapun. mengungkapkan isi perasaanku. bagaimana yang aku lalui dan yang aku rasakan sebenarnya. tapi kali ini didepan Silvi akhirnya aku meneteskan air mata. rasanya berat, begitu kecewa. "cia, banyak hal yang tidak kamu ketahui tentang Yuni. tapi percayalah dia bisa saja berbohong untuk menyakitimu. setau ku dia memang berselingkuh dengan teman Ridwan dan sedang mengandung anaknya teman dari Ridwan. bukan anak Ridwan" ucap Silvi "apakah ini bisa aku percaya? apakah ini bisa aku yakinkan pada hatiku sendiri? aku takut akhirnya nanti memang semua perkataan Yuni benar" tanya ku pada Silvi "percaya padaku kali ini. lanjutkan hubunganmu dengan Ridwan. kita takkan pernah tau kalau memang Ridwan jodoh yang dikirim Tuhan untukmu" pinta silvi *** aku kembali ke kos ku. merenungkan semua ucapan Silvi dan mulai menghubungi Ridwan kembali untuk mengetahui dari mulut Ridwan sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN