Satu jam setelah mereka berdua sama – sama sudah tertidur pulas, tiba – tiba saja sesuatu terjadi. Fahrial dikejutkan dengan sosok perempuan berambut panjang yang menutupi seluruh wajahnya sedang berdiri tepat disamping Fahrial.
“ Astaghfirullah! “ Fahrial sontak terbangun duduk karena terkejut. Dia melongo selama beberapa saat mengamati sosok misterius yang berdiri mematung didekatnya dan dia pun tersadar kalau itu bukanlah hantu melainkan istrinya sendiri. “ Kiara? Kamu bikin aku kaget aja, deh. “ Fahrial mengelus dadanya sendiri yang kini berdebar – debat karena cukup shock di tengah malam seperti ini melihat Kiara sangat seram seperti mbak kunti.
“ Kia, udah dong, bercandanya. Ini udah malam tau, jadi bikin suasana horor. “ Fahrial memperhatikan Kiara yang hanya diam saja, ia fikir gadis itu lagi mengerjainya tetapi setelah Fahrial sadari ternyata saat ini Kiara sedang mengalami Somnabulisme atau biasa disebut Sleep Walking.
Saat Fahrial sedang mengamati Kiara, tiba – tiba saja gadis itu membalikkan badannya dan ingin kembali berjalan. Melihat Kiara melangkah menuju dinding, Fahrial buru – buru mengejar gadis itu dan ketika kepala Kiara hampir menubruk tembok, Fahrial langsung menempelkan tangannya tepat di kening Kiara agar dahi gadis itu tidak membentur dinding.
“ Hampir saja. “ Ucap Fahrial seraya membalikkan badan Kiara agar menghadap ke arahnya. “ Kamu kayak anak kecil aja tau gak tidur berjalan seperti ini. “ Fahrial bergerak untuk menggendong tubuh Kiara ala bridal style, ia bawa gadis itu menuju tempat tidur dan ketika ditengah perjalanan, tiba – tiba saja Kiara terbangun.
“ AAAAAA! FAHRIAL! “ Jerit Kiara menyaksikan kini tubuhnya diangkat oleh Fahrial, ia menggerak – gerakan kaki dan tangannya untuk memukul – mukul kencang d**a Fahrial sambil berkata. “ Cepat turunkan aku, Fahri! Turunkan aku sekarang juga! “ teriaknya melengking membuat indra pendengaran Fahrial jadi berdengung.
“ Dikit lagi sampai kasur. “ Balas Fahrial masih terus melanjutkan langkahnya menuju tempat tidur meski Kiara terus melakukan pergerakan agar segera di turunkan.
“ Fahri, turunkan aku! “ Kiara menarik – narik baju Fahrial kasar sampai akhirnya baju itu robek dibuatnya.
SRKKKK….
“ AAAAA!! “ Kiara kembali menjerit saat melihat baju Fahrial yang robek cukup besar itu memperlihatkan tubuh bidang milik lelaki itu.
“ Tuh, kan. Jadi robek! “ Fahrial mempercepat langkahnya menuju kasur dan segera menurunkan gadis itu.
BUGG…
Kiara mengambil bantal lalu memukuli ke arah Fahrial secara berkali – kali sambil berteriak. “ DASAR LAKI – LAKI MEESUM YANG MEMANFAATKAN KESEMPATAN DISAAT PEREMPUAN SEDANG TIDUR UNTUK DIPEGANG – PEGANG! “ tuduhnya dengan penuh tenaga terus memukuli Fahrial, bahkan dari yang tadinya Kiara duduk kini dia sampai berdiri karena begitu termakan emosi kepada Fahrial.
“ Kiara! “ Fahrial merebut bantal itu paksa, lalu melemparnya ke arah kasur.
“ Argghh!! “ melihat bantal yang sejak tadi digunakan untuk memukuli Fahrial sudah direbut, Kiara berinisiatif untuk menendang lelaki itu.
Namun, usaha Kiara tidak berhasil karena Fahrial dengan sigap menangkis dan memegang kaki Kiara yang sudah hampir menyentuh wajahnya itu, sehingga membuat tubuh Kiara yang kini berdiri hanya menggunakan satu kaki saja karena kaki yang satunya di pegang Fahrial jadi membuat Kiara kehilangan keseimbangan dan saat itu juga Kiara tumbang ke belakang.
BUK…
Beruntungnya saat Kiara terjatuh langsung ke atas kasur yang tepat berada di belakangnya.
“ FAH…RIAL….” Teriak Kiara yang kini dalam keadaan posisi tidur terlentang di atas kasur.
Fahrial tertawa kecil, ia bertelak pinggang sambil geleng – geleng kepala memandang Kiara yang nampak tempramen. “ Kiara….Kiara… Kamu ini kenapa, sih? “
“ Kamu yang kenapa! “ Kiara beranjak duduk. “ Ngapain tadi kamu gendong aku, hah? kamu mau apakan aku? pasti kamu mau menggauli aku, kan? “ tanya Kiara dengan nyolot dengan menuduh yang tidak - tidak.
“ Makannya jadi orang jangan asal tuduh, tadi itu kamu tidur berjalan dan aku ingin mengembalikkan kamu ke tempat tidur, Kiara. “ Fahrial mendekati Kiara dan duduk disebelah gadis itu. Sekarang, Kiara terdiam karena dia merasa malu sudah salah sangka lagi pada Fahrial.
“ Sorry. “ Ucapnya. “ Sepertinya, kebiasaan tidur berjalanku kambuh lagi. “ Terang Kiara.
“ Jadi, kamu sering tidur berjalan? “ tanya Fahrial ingin tahu.
“ Ya, begitulah. “
Fahrial manggut – manggut saja, tangannya bergerak untuk merapihkan rambut Kiara yang terlihat sedikit berantakan. “ Kenapa dari tadi kamu nuduh aku yang enggak – enggak terus, sih? lagian, kalau aku mau melakukan hal seperti itu juga wajar – wajar aja karena kita sudah sah menjadi suami - istri. “ Ungkap Fahrial membuat Kiara jengkel mendengar ucapannya.
Kiara menoleh ke arah Fahrial. “ Ya, memang wajar tetapi kalau seandainya kita menikah atas dasar cinta. “
Fahrial sedikit mengerutkan dahinya. “ Aku menikahimu atas dasar cinta, Kia. Kenapa kamu berkata seperti itu? “
“ Tapi, aku tidak, Fahri. “ Balas Kiara tanpa memikirkan perasaan Fahrial.
DEG.
Hati Fahrial terasa seperti mendapat goresan ketika mendengar pernyataan Kiara.
“ Yaudah gak apa – apa, nanti juga lama – lama kamu bisa mencintaiku, seperti aku mencintaimu. “ Fahrial meraih tangan Kiara lalu dia cium lembut punggung tangan gadis itu.
“ Kenapa kamu begitu yakin? “ Kiara cukup heran karena Fahrial sangat pede berkata seperti itu, sedangkan di dasar hati Kiara tak ada sedikitpun ruang untuk Fahrial.
“ Aku percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa cinta akan datang meski terlambat. “ Tuturnya dilanjuti senyuman merekah.
“ Percaya kok, sama pepatah! Percaya sama tuhan! “ balas Kiara meremehkan apa yang baru saja Fahrial ucapkan.
“ Ya, aku percaya pada tuhan, makannya aku yakin kalau suatu saat nanti kamu bisa mencintaiku. “ Ungkap Fahrial penuh keyakinan.
Kiara mendadak terlihat seperti orang ingin muntah membuat Fahrial panik.
“ Kamu kenapa, Kia? “
Kiara tersenyum miring, lalu ia berkata. “ Aku enek denger apa yang baru saja kamu katakan, Fahri. “ Selesai bicara, Kiara memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. “ Sana, aku mau tidur! “ Usirnya agar Fahrial tidak duduk didekatnya.
Fahrial menghela nafas berat, ia mencoba untuk tersenyum meskipun ada luka yang dia rasakan atas ucapan Kiara tadi. Fahrial berusaha untuk berfikir positif saja bahwa tingkah laku Kiara yang seperti ini karena memang gadis itu tidak memiliki perasaan kepadanya, maka untuk saat ini Fahrial sedang berupaya memakluminya.
Fahrial bangun dari duduknya seraya membuka bajunya yang tadi robek karena di tarik kuat oleh Kiara.
“ Gara – gara kamu, bajuku jadi robek. “ Celetuk Fahrial melemparkan baju itu ke arah keranjang baju kotor.
“ Siapa suruh punya baju bahannya tipis dan murahan, jadi mudah robek, deh. “ Sahut Kiara yang tak merasa bersalah sudah membuat pakaian Fahrial sobek.
“ Kamunya aja yang terlalu kuat narik bajuku. “ Balas Fahrial yang kini sudah rebahan di atas kasur dengan tubuh bagian atas yang dibiarkan terbuka begitu saja.
“ Heh! Kenapa kamu tidak pakai baju? “ Kiara memperhatikan tubuh bidang milik Fahrial yang terbuka bebas tanpa mengenakan baju. Tentu saja melihat Fahrial seperti itu membuat Kiara tidak nyaman karena jantungnya jadi berdetak cepat setiap kali memandangnya.
“ Kenapa? takut kamu tergoda ya? “ ledek Fahrial.
“ Ewhhh…” Kiara bergidik geli, ia segera membalikkan badannya untuk membelakangi Fahrial karena dia merasa sangat gugup jika terus melihat penampilan Fahrial yang seperti itu.
**
Matahari memberikan sinar terbaiknya ke muka bumi, kicauan – kicauan burung saling bersahutan satu sama lain seolah – olah membangunkan pasangan pengantin baru yang masih terlelap. Cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela membuat Kiara merasa silau, gadis itu mengucek – ucek matanya sambil menguap. Kiara membuka matanya secara perlahan sampai akhirnya terbuka sempurna.
Kiara merasakan ada sesuatu yang aneh, ia meraba – raba bantal yang dia tidurin saat ini nampak berbeda dari yang semalam karena kini bantalnya berubah jadi agak keras dan terasa hangat.
“ Hah? apaan, nih? “ tangan Kiara masih memegang - megang apa yang sebenarnya dia tiduri saat ini, sampai akhirnya suara Fahrial menghentikan kegiatan memeriksa yang Kiara lakukan.
“ Giliran kamu aja boleh raba – raba aku, tapi giliran aku pegang – pegang kamu langsung ngamuk kayak orang kesurupan. “ Celetuk Fahrial sambil menahan tawanya karena saat ini Kiara tidur di atas perutnya.
“ AAAAAA!!! “ Kiara menjerit kencang, ia terperangah karena ternyata sejak tadi dia meletakkan kepalanya di atas tubuh terbuka Fahrial. Sontak Kiara melompat untuk duduk. “ Kok, bisa - bisanya aku tidur di atas badan kamu? “ Kiara bertanya pada Fahrial dengan tatapan tak percaya.
“ Mana aku tau. “ Fahrial ikut terbangun duduk. “ Tuh, liat. “ Fahrial menunjuk ke arah guling yang semalam Kiara jadikan untuk batasan kini sudah berpindah tempat.
Kiara memicingkan matannya. “ Ini semua pasti ulah kamu, kan? pasti kamu sengaja mengatur semua ini dan membuat aku jadi tertidur di atas perutmu! Hayo ngaku! “ tangan Kiara sudah terkepal kuat dan ingin segera memukul Fahrial.
“ Loh, kamu kenapa jadi nuduh aku? sudah jelas – jelas kamu sendiri yang tidurnya banyak gerak sampai berputar – putar udah kayak baling – baling kipas. “ Ledek Fahrial yang sejak malam memperhatikan pergerakan tidur Kiara memang tidak bisa diam bak cacing kepanasan.
Sebenarnya, Fahrial sudah menyadari sejak malam kalau Kiara tertidur di atas perutnya, tapi Fahrial membiarkannya saja karena selain tak ingin menggangu gadis itu yang sudah terlelap, Fahrial juga senang istrinya itu tidur didekatnya.
“ Argghh! Memalukan! “ Kiara yang merasa malu pun tidak banyak bicara lagi. Dia sendiri sadar selama ini jika tidur memang tak bisa diam dan bahkan dulu saat tertidur, dia pernah jatuh ke lantai karena pola gerak tidurnya yang sangat tidak beraturan dan tak terkontrol.
Fahrial tertawa saja melihat Kiara kini nampak salah tingkah. “ Baru satu hari kamu jadi istriku, sudah ada dua tingkah anehmu yang aku ketahui yaitu tidur berjalan dan tidak bisa diam saat tidur. “ Ujar Fahrial, ia sama sekali tidak merasa risih apalagi mempermasalahkan hal tersebut.
“ Bodo amat! “ sahut Kiara seraya beranjak turun dari kasur.
“ Kenapa jadi dia yang marah? “ Fahrial tertawa saja, setidaknya pagi – pagi ada hiburan saat melihat wajah menggemaskan Kiara yang lagi ngambek.