Bahkan hubungan yang diyakini akan berlangsung lama pun bisa hancur dalam sekejap
-
"Oi! Matt!" Lucas melambaikan tangannya pada Matthew yang sudah menunggu mereka.
Sedangkan Bintang langsung terdiam mengetahui kalau Matthew juga satu jurusan dengannya. Mendadak ia menutup wajahnya karna ia masih malu atas kejadian di kafe.
"Eoh? Bintang?" ucap teman sekamar Bintang yang juga sedang berdiri di dekat Matthew.
"Ah, namanya Bintang?" tanya Lucas. Teman sekamar Bintang mengangguk-angguk.
Bintang menurunkan tangannya yang tadinya menutup wajahnya lalu tersenyum, "jurusan Bahasa Korea juga?"
Perempuan itu mengangguk, "gue Ratu."
"Kok lo bisa tau nama gue?"
"Gue gak sengaja liat buku catatan lo di atas meja belajar. Ada nama lo disana."
"Ah." Bintang mengangguk-angguk.
Lalu Lucas mendekat kearah Bintang seraya merangkul Matthew, "kenalin, ini Matthew, temen gue dari SD.”
"Kita udah kenal," kata Matthew singkat.
"Eh? Kenal dimana?"
Bintang nampak sedikit panik. Tentu saja ia panik, ini karena pertemuannya dengan Matthew tidak baik. Ia langsung memberi kode pada Matthew untuk tidak memberitahu kejadian memalukan kemarin.
Matthew yang menyadari itu hanya menghela nafas, "kita ketemu di bus pagi ini."
Lucas membulatkan mulutnya seraya bilang 'Oh' tanpa suara. Bintang menghela nafas karna pembicaraannya yang sudah berakhir. Ternyata Lucas tidak terlalu ingin tahu anaknya, dan itu hal yang bagus.
"Kita harus ambil nametag kita di stand dua, buat acara pembukaan mahasiswi baru malam ini," ucap Ratu.
"Tenang, Bagas sama Lion udah ngambilin. Sekarang kita ke aula aja." Kata Lucas yang langsung membuat Ratu tersenyum lebar. Seolah Ratu tau kalau Bagas dan Lion akan melakukannya. Mereka pun segera mengambil nametag mereka masing-masing sedangkan Bintang sudah mengambilnya saat pendaftaran waktu itu. Lalu mereka berenam segera menuju ke aula Universitas dan mencari tempat duduk mereka.
"Panitia bilang nomor dibawah nama kalian itu nomor bus yang bakal kalian naikin nanti," ucap Bagas.
Yang lain hanya mengangguk sebagai jawaban. Yap, untuk acara pengenalan mahasiswa, akan diadakan kemah selama tiga hari di Daegu. Bintang sedikit canggung karna Lucas duduk disebelah kirinya dan Matthew disebelah kanannya. Ini karena Ratu yang meminta, karna dia ingin duduk dekat Lion.
"Kalian udah deket dari kecil ya?" tanya Bintang mencairkan suasana.
Ia ingin berusaha dekat dengan Lucas agar ia memiliki teman. Walaupun ia harus tidak menjadi dirinya sendiri, ia akan melakukannya. Maksud dari dia tidak menjadi diri sendiri adalah, Bintang tipikal yang sedikit pendiam. Untuk mendapatkan teman ia harus berpura-pura banyak bicara.Tentu saja dimasa kuliah seperti ini, ia harus memiliki banyak teman dan koneksi agar memudahkan masa perkuliahannya.
"Kita deket dari kita masih kecil. Tapi Matthew baru nganggap kita sebagai teman waktu kita SD," jawab Lucas dengan wajah penuh semangat. Entah kenapa sejak bertemu Lucas tadi, ia memang terlihat seperti anak yang penuh semangat.
Bintang mengangguk-angguk mengerti. Ia sedikit melirik kearah Matthew yang fokus menatap kedepan. Ia juga ingin berteman dengan Matthew, tapi ia mengurungkan niatnya karna kelihatannya Matthew sulit didekati.
"Maklumin aja. Dia anaknya sedikit dingin dan terlalu serius. Tapi nanti dia bakal terbuka sendiri kok kalau nyaman sama seseorang," bisik Lucas yang sadar dengan tingkah laku Bintang.
Bintang tersenyum canggung, "okay."
Tak lamanya acara sudah dimulai. Pembukaan pertama dilakukan oleh orang-orang penting di kampus ini, bahkan ada beberapa sambutan dari artis yang pernah berkuliah disini.
"Lo udah siap kemah untuk acara perkenalan hari ini?" tanya Lucas pada Matthew.
"Udah." jawabnya singkat. Sedangkan Lucas menunjukan kedua ibu jarinya sebagai jawaban. Ia senang kalau Matthew juga dalam mode semangat. Yah walaupun wajahnya masih seperti bihun yang belum direbus, alias kaku.
"Baik, untuk para murid bisa langsung menuju bus sesuai dengan nomor yang ada di nametag kalian. Sampai bertemu di perkemahan!" seru salah satu panitia di atas panggung saat acara pembukaan sudah selesai.
Lalu semua orang yang ada diaula bangkit berdiri dan segera berlalu pergi.
"Let's go!" seru Lucas.
Bintang hanya tertawa melihat tingkah Lucas yang sangat lucu. Lalu mereka segera berlalu pergi.
Tidak buruk juga menjadi teman mereka. Pikirnya.
-
"Wah." Kagum semua orang saat turun dari bus. Mereka sudah sampai ditempat tujuan. Pemandangan yang begitu bagus membuat semua orang terpana akan keindahannya.
Tidak jauh dari perkemahan mereka, ada danau dan taman yang begitu luas. Sangat cocok untuk healing sebelum kuliah dimulai. Bintang sampai melihat kesana-kemari sangking takjubnya. Karena ini kali pertamanya pergi liburan, walaupun kali ini dari sekolah.
"Bintang! Sini!" teriak Ratu.
"Gue duluan, ya?" ucap Bintang pada Lucas dan yang lain.
"Have fun!"
Bintang hanya tersenyum lalu segera menghampiri Ratu.
Ratu membuka rumah kemahnya, "tara! Kita tidur berdua disini ya?"
Bintang mengangguk seraya tersenyum. Lalu ia masuk kedalam tenda dan menaruh barang-barangnya.
"Kita belum kenalan secara resmi nih," kata Ratu.
Bintang menatap Ratu sebentar, "ah iya," lalu ia menggaruk lehernya yang tidak gatal. Mendadakan kalau ia gugup dan bingung harus melakukan apa.
"Gue Ratu. Gue suka minum dan suka ngobrol. Kayak yang lo liat sekarang, gue anaknya cukup bawel," ucap Ratu dengan senyumnya.
Bintang tertawa canggung. "Bintang. Introvert."
"Eh? Beneran?"
"Iyah, gak keliatan yah?"
"Keliatan sih. Tapi lo lebih ke introvert yang bisa diajak ngobrol yah?"
Bintang mengangguk. Ternyata ia mudah ditebak sifatnya oleh oranglain.
"Kalo gitu lo tenang aja. Lo ketemu sama orang yang tepat karena gue extrovert parah," kata Ratu dengan sedikit tawanya.
Bintang hanya mengangguk-angguk dan sesekali ikut tertawa. Ia cukup tenang setelah Ratu mengatakan hal itu. Itu tandanya ia tidak harus berpura-pura menjadi orang lain.
"Ratu!"
Bintang dan Ratu menoleh saat seseorang berteriak diluar tenda. Sedangkan Ratu hanya menghela nafas dengan senyumnya. Seolah tau siapa yang memanggil.
"Lety, dari anak seni," kata Ratu yang berbisik pada Bintang. Lagi, Bintang hanya mengangguk sebagai jawaban.
Ratu segera membuka tenda lalu menatap Lety yang hampir membuka tendanya juga.
Lety nyengir, "tolong bantu gue dong, tenda gue gak bisa berdiri tegak. Ada Kak Matthew juga disana."
"Okay." Jawab Ratu. "Gue pergi dulu ya, Bin?"
"Iyah." Jawab Bintang.
Ratu tersenyum lalu berlalu pergi bersama Lety. Bintang hanya menghela nafas lalu lanjut merapihkan barangnya. Ia harus menjalani tiga hari perkemahan acara pengenalan sesama mahasiswa lain. Dan tiga hari itu pasti akan menjadi hari yang melelahkan untuknya sebagai seseorang yang intovert.
"Enak yah, bisa bersosialisasi sama orang banyak." Gumamnya sambil melipat baju lalu sedetik setelahnya ia memukul pipinya lembut, "gak boleh ngeluh. Harus semangat!"
-
Acara pada malam hari semakin ramai. Beberapa pertunjukan juga sudah dimulai. Dari menari, komedi, rap, dan menyanyi ditunjukan pada mahasiswa yang memiliki bakat. Bintang juga duduk ditemani Ratu dan Lety. Tapi sejak tadi, Bintang hanya menikmati acara saja, sedangkan Lety dan Ratu sibuk dengan perbincangan mereka.
Lucas dan Bagas sibuk di section ramalan, dan Lion sibuk dengan perempuan-perempuan yang mengajaknya mengobrol. Sedangkan Bintang tidak melihat Matthew sejak acara memasang tenda siang tadi.
Mungkin dia memilih istirahat ditenda, pikirnya.
Mendadak cuaca cukup dingin. Bintang ingin mengambil jaket ditenda dan s**u strawberry favorite-nya. Ia memang senang menonton sesuatu sambil ngemil.
"Ratu, gue ke tenda dulu ya. Ambil sesuatu," ucap Bintang.
Ratu mengangguk, "okay, mau ditemenin gak?"
“Gak usah gue bisa sendiri.”
Ratu mengangguk sebagai jawaban sedangkan Bintang segera menuju ke tendanya. Sampainya ditenda, ia segera memakai jaketnya, mengambil beberapa candy dan mengambil s**u strawberry-nya. Ia refleks tersenyum saat mengambil minuman favorite-nya. Aneh memang, tapi ketika melihat hal kecil yang ia sukai, Bintang bisa langsung tersenyum.
Ia segera keluar tenda, tapi langkahnya berhenti seraya melihat kotak susunya. Tadi, Ratu sedang minum soju dengan Lety. Kalau ia datang membawa s**u strawberry, mereka pasti akan menertawakannya.
Dan hal terburuk yang baru saja muncul di pikiran Bintang adalah, mereka tidak akan mau berteman dengan Bintang lagi. Bintang segera menggelengkan kepalanya lalu mencari tempat duduk di taman yang aman dan nyaman ia duduki. Ia memutuskan untuk menghabiskannya ditempat lain dulu baru kembali lagi.
Setelah menelusuri taman yang sedikit jauh dari acara pertunjukan, ia menemukan kursi taman yang cocok untuk ia dudukki. Tapi lagi-lagi langkahnya dibuat berhenti saat ia melihat Han dan Sakura yang sedang duduk tidak jauh di depannya. Ya, mereka juga mahasiswa baru dikampus ini. Mereka masuk di jurusan Bisnis. Dan sialnya Bintang, kenapa ia harus bertemu dengan kedua pasangan haram ini secara terus-menerus.
"Oppa, aku mencintaimu," ucap Sakura.
Han tersenyum seraya mengelus rambut Sakura. Ia mengecup kening Sakura singkat. Sedangkan Bintang yang melihatnya hanya terdiam. Melihat Han memperlakukan hal yang sama pada oranglain membuatnya sangat sakit dan juga muak.
Ia ingin pergi, tapi entah kenapa kakinya sangat berat untuk melangkah. Pundaknya bergetar karna ia menahan tangis. Dihadapannya, Han memeluk Sakura penuh kasih sayang. Hal yang pernah Han lakukan juga untuknya.
"Sakit." Gumamnya seraya meremas jaketnya. Tiba-tiba saja seseorang menutup matanya dan membawanya pergi.
Bintang tidak lagi peduli siapa yang membawanya pergi. Ia malah akan berterimakasih pada orang ini, karena sudah membawanya dari tempat yang semakin membuatnya hancur. Tidak jauh melangkah, seseorang yang membawanya, menyuruhnya untuk duduk dikursi. Tangannya ia jauhi lalu dengan mata yang masih sedikit buram Bintang menatapnya.
Matthew. Orang yang menutup matanya adalah Matthew. Matthew memalingkan wajah menatap kearah lain, ia tidak ingin Bintang merasa tidak nyaman karna Matthew selalu melihatnya menangis atau dalam posisi yang mungkin membuat Bintang tidak nyaman.
Ia ikut duduk disamping Bintang tanpa mengeluarkan satu patah kata untuknya.Karna suasana yang terus sunyi, Matthew memutuskan untuk bicara. Ia membelakangi Bintang lalu menghela nafas.
"Pakai pundak gue untuk nangis kalo lo malu," katanya yang membuat Bintang langsung menatap punggung Matthew.
Ah, punggung yang sama waktu ia lihat dibus. Punggung yang terlihat sangat nyaman ketika kamu bersandar disana. Tanpa menjawab, Bintang bersandar disana. Ia menangis dalam diam. Hanya air matanya saja yang mengalir. Ketika seseorang rela bersandar untuknya, ia berusaha melepas sakit yang ia tahan sejak kemarin. Tidak peduli dengan matanya yang akan memerah, ia hanya ingin meluapkan semuanya.
Ia berharap kalau Han akan hancur bersama Sakura selamanya.
Matthew mendengar tangis kecil Bintang yang begitu pedih. Tapi ia hanya diam. Ia hanya berfikir. Ah, ternyata ada yang memiliki hari buruk selain dirinya. Entah kenapa, ia juga bisa merasakan apa yang Bintang rasakan, walaupun ia tidak tau apa masalah yang Bintang alami.
Ditambah lagi, Matthew belum pernah pacaran.
Ia ingin mengelus rambut Bintang dan mengatakan kalau semua akan baik-baik saja. Tapi lagi-lagi tindakan yang ia ingin lakukan hanya terus berputar dikepalanya. Ia tidak cukup berani untuk melakukannya. Ia takut kalau tindakannya bisa membuat Bintang terluka. Atau hal yang paling parah, Bintang akan menyukainya.
Ia tidak ingin Bintang menyukainya karena ada seseorang dihatinya. Iya, ada seseorang yang sudah singgah dihatinya.