Aura dalam ruangan ini masih sedikit panas. Rayyan terus bertanya, sedangkan Raka pun tetap memilih bungkam. Adik kakak yang sama keras kepalanya. Ara juga Gwen tak bisa berbuat apa-apa selain menenangkan keduanya. "A, masih gak mau jawab? Oke, gue bakal tanya sendiri sama Dokter Dinda langsung apa yang terjadi sama gue," kata Rayyan sembari mengambil posisi seakan hendak turun dari ranjang. Raka melotot, ia tidak akan membiarkan adiknya menemui Dokter Dinda. "Lo gak pa-pa. Cuma kecapekan." Rayyan tertawa sumbang. "Lo pikir gue anak TK, A? Ya kali sampai muntah darah cuma kecapekan. Iya kecapekan sampai organ dalam gue compang-camping, dan bikin gue muntah darah. Kecapekan yang bakal bikin gue mati suatu hari nanti, gitu? Gue cuma tanya gue sakit apa karena gue berhak tahu atas apa yang

