Bab 9 : Bingkai Jendela yang Mengembun

4292 Kata

“Zizi tidak pacaran kan sama dia?” Sepeninggal Pandjie, ruang tamu itu lengang. Memang masih ada Nobelia yang berdiri mematung, dan Arash, yang marah dari wajahnya tak hilang-hilang seperti noda hitam yang membandel. “Zizi tidak mungkin pacaran sama dia, kan. Nggak kan?” Belle merecoki pria alpha itu yang kini melirik dengan tajam. “Tapi, dia siapanya Zizi sampai bisa cium Zizi kayak gitu? Cium di sini lagi, kan mana bisa.” Belle menunjuk bibirnya sendiri, cemberut, ia juga sama marah. Belle tak bisa melihat Arash dipegang-pegang dengan sembarangan, kecuali oleh Asha dan Nobelia. “Gadis itu bukan siapa-siapa.” Arash memijit kedua pelipisnya. Serius, beberapa saat lalu dia hampir meremukkan tengkorak orang lain. Seorang wanita pula. “Kalau bukan, kenapa juga dia cium Zizi?” Arabelle men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN