“Kamu menghindariku.” Raut Pandjie kini seserius teori relativitas umumnya Einstein. “Aku menunggu kamu untuk bicara terbuka selama satu minggu terakhir ini. Tapi sikapmu malah semakin menjadi-jadi. Chatku tidak juga kamu balas, teleponku tidak diangkat, apalagi komentarku di sosial media, kamu abaikan begitu saja. Tapi melihat betapa aktifnya kamu memosting di sana, terlihat jelas kalau kamu sengaja menjauhiku. Ada apa denganmu sebenarnya, Bee? Kenapa?” Apa dan kenapa; adalah dua kata tanya yang paling ingin Nobelia benci saat ini. Sebab Nobelia tak yakin mampu memberi jawaban yang rasional pada Pandjie. “Tidak apa-apa kok, aku hanya ingin kamu fokus pada tujuan hidupmu saja. Katamu, kamu ingin merintis usaha di Jepang.” Nobelia mengulum senyum, kembali sibuk menekuri bertumpuk buku cer

