Pria itu melemparkan kaca mata yang sedari tadi membingkai kedua mata tajamnya. Deretan angka didepan matanya mengabur akibat denyutan di kepala.
"Sial, kenapa bisa kacau seperti ini. Apa tugas mereka?!" Pria itu mengambil Intercom dan menghubungi sang sekretaris yang tidak diangkat sama sekali.
" Sial, kemana wanita itu pergi?!"
Tidak sabar, pria itu segera keluar dari ruangan dan turun sendiri ke ruang produksi. Seorang leader langsung menghampirinya dan menanyakan ada kejadian apa sampai sang atasan yang biasanya diruangan ber AC turun langsung kesana.
“ Panggil semua Leader. Kita meeting sekarang!” perintahnya tegas. Tidak butuh waktu lama, mereka yang berjumlah hampir 50 orang berdiri didepannya. Mata mereka saling melirik satu sama lain bingung.
“ Selamat Siang semua!”
“ Selamat siang Tuan Adam.” Jawab mereka serempak.
“ Tujuan saya mengumpulkan kalian disini adalah meminta dengan tegas kalian untuk bersedia dikirim ke Pabrik yang ada di daerah Jawa Tengah. Bagi yang keberatan, mohon Anda maju kedepan dan bicarakan alasan Anda menolak.”
Mereka, yang memang berjenis kelamin wanita, ah maksudnya untuk bagian Produksi, perusahaan sama sekali tidak mengambil jenis kelamin lelaki.
“ Saya Tuan Adam.” Seorang wanita, mengangkat tangannya tinggi.
“ Apa alasan anda?”
“ Suami saya tidak mengizinkan saya untuk pergi, Tuan Adam!” Wanita bername tag Siti Hamida itu bersuara.
' Sialan pasti selalu suami yang menjadi alasan! Apa mereka tidak berpikir, mereka memutuskan bekerja untuk membantu suami lagipula akan ada system rolling setiap dua minggu sekali jadi untuk apa mereka pusing memikirkan kemungkinan suami mereka selingkuh?!' kutuk Adam dalam hati.
“ Hanya itu?” Adam bersuara keras
“ Iya.”
“ Baiklah adakah dari kalian yang memiliki alasan yang sama dengan Bu Siti?!” Ada sekitar 15 orang yang mengangkat tangannya.
' Sialan! Kalau seperti itu, kenapa kalian bekerja!' kepala Adam berdenyut.
“ Baiklah, alasan anda akan bisa diterima apabila anda berbicara seperti itu pada keluarga anda tapi maaf bagi perusahaan itu sama sekali bukan alasan yang masuk akal untuk dipertimbangkan . Saya yakin, sebagian besar dari anda bekerja disini adalah untuk membantu perekonomian keluarga, bukan?”
Memang itu faktanya, ketika seorang wanita bersuami memutuskan untuk keluar rumah, itu adalah pilihan berat, karena mereka juga turut menanggung beban untuk menaikkan ekonomi keluarga.
Hal ini harus tetap dilakukan demi keberlangsungan perusahaan. Lebih jelasnya, kita ambil contoh simple yang terjadi sekarang, Sebagian besar pabrik-pabrik di daerah Jawa Barat hampir 30 % tutup akibat kenaikan UMK serta harga jual produksi yang tidak bisa naik banyak serta harga bahan baku yang semakin mahal. Itu tidak akan bisa menutupi pendapatan perusahaan.
“ Bagi anda masih ada yang keberatan, mohon untuk langsung menghadap saya.” Tanpa banyak kata, Adam langsung meninggalkan mereka.
“ Tuan Adam, Tuan Randy Wijaya telah menunggu anda didalam.” Sita, sekretaris yang menemani Adam selama 2 tahun terakhir itu berdiri saat Adam hendak membuka pintu. Dan memang pria yang dimaksud sudah duduk dengan nyaman diatas sofa dengan membaca majalah bisnis.
“ Sibuk sekali bapak CEO.” Ucapnya tanpa melirik wajah Adam.
“ Saya bukan pengangguran seperti kamu.” Adam menyandarkan tubuhnya dengan lelah disebelah pria berambut pendek itu.
“ Katakan, mungkin ada yang bisa kubantu. Ah, aku tahu, menghadapi ibu- ibu memang seperti itu, apalagi kalau menghadapi mertua. Jadi katakan ibu- ibu mana lagi yang kamu ajak berdebat.” Kekehnya.
" Sialan!"
“ Apa kamu punya stock kata- kata yang lebih baik?”
“ Ada.”
“ Pindahkan saja pabrik inti ke Jawa Tengah. Masalah selesai.”
“Tidak semudah itu, sialan. Mungkin kalau sakit, hamil serta punya baby itu masih bisa dipertimbangkan mereka tidak dikirim ke pabrik di Jawa Tengah tapi alasan dilarang suami itu aneh sedangkan mereka bekerja untuk membantu suami mereka!”
Randy menggosok- gosok dagunya.
“ Sudah jangan terlalu dipikirkan!” Pria yang dua tahun lebih tua dari Adam itu menepuk punggungnya dengan keras. Dan intercom diatas meja berbunyi dengan keras, Sita mengkonfirmasi adanya email masuk dari klien kami di Jepang.
' Firasat buruk apa lagi ini?!' Adam gelisah.
Dan benar saja Complaint datang dari salah satu client, ditemukannya sebuah serangga yang masuk dalam packing yang dikirim minggu lalu. Disertai foto semut yang terlihat eksis telah mati didalamnya!
Kepalanya langsung berdenyut kencang!
“ Sita, kumpulkan semua Leader dan SubLeader sekarang!” marah Adam
Kasak- kusuk langsung terhenti saat sang CEO sampai diruang meeting.
“ Sebarkan gambar ini!” Sita langsung menyebarkan lembar kertas pada leader dan Subleader.
“ Kalian bisa lihat itu apa?!” rahang itu mengeras. Dan kasak- kusuk kembali terdengar.
“ Diam!”
“ Berapa banyak eksport produk itu kemarin?”
“ Ada 25.000 pcs, Tuan Adam.” Sahut Kepala produksi. " 250 karton totalnya."
" Sialan!" Kepalanya kembali berdenyut memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membongkar packing yang telah sampai di Jepang sana yang bisa jadi 5 kali lipat dari harga produksi itu sendiri.
“ Kami minta maaf Tuan Adam, kami dan seluruh anak buah kami akan berusaha bekerja sebaik mungkin lagi akan kejadian ini tidak kembali terulang.” Ucap salah satu Leader.
Adam tahu itu, tapi kalau sudah begini, mau bagaimana!
“ Saya pegang kata- kata kalian!”
*
“ Sudahlah, jangan terlalu diambil pusing.” Pria tengik tidak pernah memikirkan masa depan itu kembali menyodorkan segelas alcohol yang sayang di tolak berkali- kali oleh Adam.
“ Jangan terus memikirkan pekerjaan, aku takut kamu tua lebih cepat.” Randy terkekeh dengan terus menegak cairan pekatnya. Sudah gelas ke lima yang masuk kedalam tubuhnya.
“ Hai Sita cantik idaman hati, mau tidak bobo sama saya.” Sapanya pada perempuan berlipstik tebal yang lewat didepannya.
Ok, pria ini benar- benar mabuk.
Setahu Adam, Sita itu wanita yang jiwa priyayi yang kuat serta memegang adat ketimuran mana mau bergentayangan di tempat maksiat seperti ini.
“ Aku Dewi bukan Sita. Tapi kalau kamu mau bobo bareng aku, tidak masalah. Kalau mau bertiga juga boleh.” Ucapnya genit dengan mengelus d**a bidang Randy tapi mata serta kilatan binalnya tertuju pada Adam yang menatapnya datar.
Sialan! Dalam keadaan mabukpun, Adam tidak akan pernah sudi makhluk yang bisa dibilang ambigu ini ( entahlah waria mungkin) menyentuh tubuhnya!
“ Tidak Sita Dewi, kamu hanya berdua denganku!” pria mabuk itu masih bisa marah dan bahkan kini, dia meraup bibir wanita bergincu tebal itu dengan rakus.
Perang lidah dimulai dan itu membuat Adam mual.
“ Lanjutkan apa yang kalian lakukan. Saya tidak akan mengganggu!” Adam lebih baik pergi dari sana dan mencari angin malam.Pria itu keluar dari area Maximilium dan berkendara seorang diri ditengah dinginnya malam.
Mungkin bagi sebagian besar orang akan berpendapat, pria seperti dirinya akan lebih mudah mengeluarkan rasa stressnya dengan melakukan One Stand Night atau menyewa p*****r, tapi maaf dia seorang Adam, pria yang sama sekali tidak tersentuh sama sekali oleh seorang wanita.
Dia selalu berpendapat bahwa wanita itu sangat merepotkan!