PT. Ritz Global Group

1383 Kata
Gadis itu menyelonjorkan kakinya di pinggir trotoar dengan tubuh berpeluh keringat. Untuk kesekian kalinya dia menghembuskan nafas panjang nan susah. Tiga minggu lontang lantung tanpa kegiatan yang berarti selain membantu Mbak Zaskia dan membantu Bu RT. Sesulit inikah cari kerja di Jakarta. Bayangkan hampir semua perusahaan dia datangi untuk melamar pekerjaan termasuk PT. Nusa Alam kemarin, tapi sampai sekarang tak ada satupun yang kabar yang dia dapat. Untung saja kasus kemarin Mbak Zaskia mau tutup mulut. Yah mungkin ini pelajaran berharga untuk Kalina agar tidak mudah dirayu lagi dengan janji- janji palsu. Menurut Zaskia, memang banyak sekali yayasan penyalur  tenaga kerja sekarang dan kita belum tentu yayasan itu legal. Sekali lagi disekanya keringat yang membanjiri pelipis dan tadi sepertinya tubuhnya rasanya makin berat, padahal tadi cuma lari beberapa ratus meter. Apa berat badannya naik? Perasaan tidak. Buktinya perut Kalina masih sama. Keringatnya makin lama makin membanjir. Hari makin terik di Minggu pagi ini. Matahari mulai meninggi dan udara pagi yang sejuk mulai berangsur menghangat. Sekali lagi Kalina menatap jam yang menglingkari pergelangan tangan kanannya. Hampir jam 7 pagi. Acara car free day makin membeludak. Matanya yang bulat berputar ke kiri dan kekanan ke setiap sudut berharap di tengah keramaian ini dia bisa bertemu dengan si pujaan hati, pangeran tampan bermobil mewah. Ada yang bilang Kalina matre ya? Yah memang harus seperti itu, kita ini sebagai wanita harus memastikan kalau kita ini terjamin lahir dan batin nantinya. Tapi sayang tidak ada yang masuk dalam daftar kriteria disini. Kalina itu maunya yang manly brewok- brewok dikit seperti  aktor luar negeri. Tapi sayang model seperti itu sangat langka di bumi Indonesia ini. Kalau ada yang seperti itu pasti sudah punya cowok lain, tahu sendiri kan jaman sekarang. Dibalik pria tampan ada pria tampan lain dibelakangnya! Tahukan kasus yang sedang heboh sekarang. Tidak bisa dibayangkan bahkan Kalina sendiri sampai merinding!  “ Ayo kita pulang.” Mbak Zaskia dengan tak sopannya menendang kaki gadis itu. Kalina mendesis lirih kemudian dengan langkah gontai mulai mengikuti langkahnya dari belakang. “ Maaf!” seorang wanita tidak jauh dari tempat kami jatuh diatas aspal tapi anehnya yang ditabrak sampai jatuh kenapa dia yang minta maaf?! Sekarang begitu modusnya kalau ingin berkenalan. “ Pakailah matamu untuk berjalan!” Nada suaranya dingin, berat, dan sexy dalam waktu bersamaan. Tapi apa orang itu juga tampan? Didorong rasa penasaran yang tinggi Kalina berjalan menuju dua orang itu, namun sayang seribu sayang. Pria itu langsung pergi begitu saja tapi satu hal yang  pasti Kalina bisa melihat punggungya yang lebar dan tegap yang tercetak jelas dibalik kaos yang ia kenakan. Dan rambut hitamnya terpotong pendek dibagian belakang, menyisakan pemandangan leher yang sangat indah dan kokoh. Gadis tanggung itu meneguk ludah sendiri, bagaimana seandainnya bibirnya bersarang disana? Kalina otakmu benar-benar konslet! Ini akibatnya kalau kamu sering baca novel dewasa!   “ Kenapa?” Mbak Zaskia menepuk Pundak kecil itu keras. " Sakit!" kenapa wanita ini tidak kira-kira!   *   Seperti ini keseharian Kalina kini, membantu Bu RT, beliau ini punya usaha catering kecil- kecilan dan saat tahu salah satu warganya ada yang perlu diberdayakan, maka tak sungkan beliau mengajak gadis itu. Dan tanpa pikir panjang Kalina langsung menerima penawaran itu. Untuk biaya makan sehari- hari, pikirnya kala itu. Dan kini gadis itu dengan semangat mengaduk adonan bolu kukus. “ Kal, persediaan bahan kue mulai habis. Ini daftar belanjaan dan ini uangnya!” gadis itu meletakkan adonannya dan merima uang itu, lalu meraih motor butut yang menjadi sarana prasarananya. Tak butuh waktu lama baginya untuk mengisi troli dengan bahan- bahan kue karena sebelumnya Bu RT telah melatih keras untuk menghafal dan mengenali bahan- bahan kue. “ Aduh!” “ eh?!” Didekatinya seorang nenek- nenek yang terlihat sibuk dengan barang  belanjaan miliknya yang sangat banyak. Ini aneh biasanya, nenek- nenek kalau belanja pasti ada yang menemani, kan? Mungkin anak atau cucu mantunya ada disekitar sini! “ Mari saya bantu.”   “ Terima kasih.” Senyumnya. Karena troli milik nenek itu terlalu penuh, Kalina mengambil keranjang lain dan menaruh diatas troli miliknya dan mendorongnya ke kasir. Kalina ini kalau membantu tidak pernah setengah- setengah, setelah dari kasir gadis itu membantu beliau mendorong barang belanjaannya yang lumayan banyak menuju area lobby. “ Terima kasih telah membantu nenek- nenek tua ini.” “ Ah tidak sama sekali. Anda tidak perlu berterima kasih.” “ Kamu rendah hati sekali. Ah tunggu sebentar.” Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari balik dompetnya yang besar. Apa beliau akan memberi Kalina uang? “ Ini kartu nama nenek. Kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungi wanita tua ini.” “ Iya.” Kalina menerima kartu nama itu dan tak lama sebuah mobil mewah berhenti didepan mereka, seorang supir turun dan membantu memasukkan barang belanjaan beliau. “ Sampai jumpa lagi.” Dan begitulah akhirnya beliau pergi dengan mobil mewah itu. Sedangkan Kalina sendiri berjalan menuju parkiran motor. “ Iya, bu. Iya, Zaskia akan kirim uang sekolah besok.”  Kalina membuka pintu kontrakan saat mbak Zaskia selesai bertelepon ria dengan ibunya. Biaya sekolah ya. Kalina menghembuskan nafas berat, saat ini Imran sudah kelas IX dan sebentar lagi akan UN, pasti butuh biaya yang besar dan sampai kini Kalina sama sekali belum bisa membantu Ayah dan Ibu. Sungguh Kalina, anak yang tak berguna! *     PT.Ritz Global Group. Kalina melongo menatap bangunan tinggi nan megah di depan matanya kini. Alamat yang tertera dalam kartu nama sama dengan alamat fisik perusahaan ini berada. Gadis itu mulai berpikir haruskah dia memanfaatkan orang dalam ( Oma yang memberikan aku kartu nama ini) atau mengandalkan kemampuannya sendiri. Tidak! Seorang Kalina pasti bisa masuk tanpa mengandalkan koneksi! " Kalina kamu pasti bisa!" menyemangati diri sendiri. Gadis itu memasang senyum terbaik lalu mengambil duduk dibangku yang disediakan.  “Hai,  Kalina…” Kalina menyapa seorang jobseeker juga, dia seorang gadis manis dan cantik,  dilihat dari segi umur, sepertinya dia dua tahun diatasnya. “ Nindya.” Ucapnya ramah, saling tersenyum. “ Sudah dari tadi?” basa- basi untuk menghilangkan rasa gugup dan mulas yang selalu datang disaat seperti ini. “ Ya sudah cukup lama.” Ucapnya. “ Melamar posisi apa?” “ Lowongan seadanya, Kalau tidak OG ya karyawan produksi. Yang penting mendapatkan pekerjaan yang halal.” Nindya mulai semangat. “ Sama, kita harus semangat!”   Tak lama kemudian pintu ruang HRD terbuka, seorang wanita yang sangat cantik, menginstruksikan kami untuk berkumpul dan berbaris sesuai dengan jenjang pendidikan untuk menentukan posisi mereka dalam interview nanti. Yang berpendidikan diatas SMA sederajat  diiring memasuki ruang tes satu dan mereka yang menempuh S1 ataupun S2 di ruang 2. “ Semangat!” Nindya yang membalasnya dengan anggukan. Para peserta duduk sesuai dengan nomor urut yang telah dibagikan sebelumnya kemudian mereka membagikan selebaran yang berisi tes-tes yang wajib kami ikuti. Senyum ini terbit dibibir, Kalina pernah ikut tes semacam ini dan nilainya selalu yang tertinggi. " Kalina sepertinya kamu akan diterima disini!"   *     Kini untuk kedua kalinya Kalina berjalan dengan langkah penuh semangat memasuki lobby kantor PT. Ritz Global Group, bagaimana tidak semangat, dia lolos dan mereka memintanya untuk datang sekarang, untuk tanda tangan kontrak dan penempatan. Bahagianya! “ Bruk!” tanpa sengaja lengannya menyenggol seorang wanita saat kami bersamaan masuk kedalam lift. “ Maaf.” Kalina sungkan dengan membungkuk tapi sayang apa yang dia dapatkan dari wanita itu, matanya yang berhias eyeliner tebal menatap gadis itu dari atas ke bawah dengan tidak sopan, sejurus kemudian wajahnya yang tertutup make up tebal tersenyum ponggah dan berlalu begitu saja. “ Apa- apaan itu?!” Ya ampun, itu orang apa bukan, Sombong sekali! Lift yang dia naiki berdenting nyaring dan berhenti di lantai yang dia tuju. Langkah kecilnya menyusuri kubikel- kubikel dan berdiri tepat di depan ruang manager HRD. Gadis itu mengetuk pelan pintu ruangan dan tak lama terdengar sahutan dari dalam yang mempersilahkan masuk. “ Selamat pagi..” “ Selamat pagi. Dengan Kalina Cantika Ar Rasyid?" sapa manager HRD itu dengan ramah serta menjabat tangan Kalina tegas. “ Benar dengan Kalina Cantika Ar Rasyid.” “ Ok. Perkenalkan saya Esti Nabila manager HRD. Silahkan duduk.” “ Terima Kasih.” “ Berdasarkan hasil interview yang telah kami adakan kemarin, kami memberikan anda kesempatan untuk  bergabung bersama perusahaan kami. Dan ini kami telah menyiapkan kontrak kerja. Mohon anda baca terlebih dahulu, apabila anda setuju dengan isi kontrak yang telah kami buat anda silahkan tanda tangan di sebelah sini.” Kalina menerima lembar berkas yang diberikan Esti dan membacanya dengan seksama. Ok masa training 3 bulan, dan kontrak 1 tahun dengan gaji UMR. Hanya itu yang terpenting baginya kini. “ Karyawan Produksi.” Baiklah sesuai dengan Pendidikan minimal yang dicantumkan. Tanpa pikir panjang lagi, langsung dia bubuhkan tanda tangan yang cantik diatas  materai dan mengembalikannya pada beliau. “ Ok. Untuk berkas yang asli kami yang akan menyimpannya dan untuk kamu, kami akan memberi berkas salinannya.” Ucapnya dengan menyerahkan salinan berkas tadi. “ Selamat bergabung dengan perusahaan kami.” Ucapnya ramah dengan senyuman. “ Terima Kasih.” Gadis itu dengan senyum lebar. Satu cita-cita telah tercapai, semoga dengan ini cita- citanya yang lain dapat tercapai juga. Amin!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN