10. Bandul Kalung

2057 Kata
Jared merasa kepalanya terasa semakin berat saat memikirkan apa yang baru saja terlintas di kepalanya. Semakin dipikirkan, dia tidak menemukan jawaban atas kebingungannya itu. Semuanya terasa semakin membingungkan, kematian Denvor hingga rasa cemasnya memikirkan kemungkinan yang terjadi. Jared mendesah kesal, merasa tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak pernah menginginkan berperan menjadi sosok Jerome Anderson, walaupun tidak bisa dipungkirinya jika dia begitu menikmati apa yang dimiliki oleh Jerome, kekayaannya,ketenaran, sepertinya semua hal kecuali hal-hal aneh yang dialaminya selama menjadi Jerome. Jared kemudian berusaha mengurutkan apa yang terjadi saat Denvor berada di rumah ini. Rasanya tidak ada yang aneh, selain perasaan tidak nyamannya saat melihat orang yang tidak disukainya berada di hadapannya dan harus bersikap seolah dia adalah sahabatnya. Tapi dari bagaimana caranya Denvor bisa keluar dari rumah ini? Apa sebenarnya Denvor juga mengetahui kode rahasia untuk membuka pintu utama? Jeff pernah mengatakan jika hanya Jerome sendiri saja yang tahu kode rahasia itu dan lagi pula kode rahasia itu harus dibuka dengan aplikasi yang berada di ponselnya. Ponselnya sendiri baru bisa dibuka dengan sidik jarinya. Bukankah itu akan mejadi hal yang sangat merepotkan andaikan ada seseorang yang tahu kode rahasia pintu utamanya. Jared terus berpikir,apa mungkin Denvor sebenarnya tahu kode rahasia pintu utama rumah ini mengingat jika dia terlihat berada di sini. Tapi bagaimana caranya membuka aplikasi dari ponselnya? Jared ingat jika dia langsung meninggalkan Denvor setelah dia tertidur pulas. Sangat tidak mungkin jika Denvor menyusulnya ke kamar dan mengambil ponselnya hanya untuk membuka pintu utama. Jared ingin bertanya pada Jeff. Tapi mendadak dia merasa ragu dan curiga dengan Jeff. Jeff adalah orang yang paling dipercaya oleh Jerome, dia pasti tahu apa pun rahasia yang disembunyikan oleh Jerome termasuk bagaimana caranya agar pintu utama bisa terbuka. Jika dari pihak kepolisan mencurigai Denvor telah tidak bernyawa sebelum tenggelam, apa tidak mungkin jika sebenarnya Denvor telah tewas di rumah Jerome ini dan Jeff-lah yang membawanya keluar dari rumah. Tapi buat apa Jeff membunuh Denvor? Jared mendesah kesal. Semakin dia memikirkannya, hal-hal tidak masuk akal berputar-putar terus di kepalanya. Jared kemudian menertawakan dirinya sendiri yang sampai memikirkan jika Jeff-lah yang telah membunuh Denvor. Semua ini tidak ada hubungannya, Jeff tidak mungkin membunuh Denvor. “Maaf aku mengganggu, Tuan. Nona Ericca telah berada di depan. Dia memaksa ingin bertemu dengan Tuan.” Jeff tiba-tiba saja muncul di hadapannya dan membuat Jared tersentak. Hampir saja Jared akan berteriak kesal karena tadi dia sudah memperingatkan Jeff jika tidak mengganggunya dulu. “Bisakah Tuan membukakan pintu utama untuknya? Aku tidak tega melihatnya berteriak di depan pintu seperti itu, Tuan,” pintanya. “Baiklah, aku akan membukakan pintu. Setelah itu bawalah dia ke sini,” ucap Jared dan segera dijawab dengan anggukan oleh Jeff. Jared merasa sangat penasaran dengan wanita yang bernama Ericca itu jadi dia memutuskan membuka pintu utama agar bisa meredakan kemarahan wanita itu. Jared menahan tawa, tidak pernah sekali pun dalam hidupnya ada seorang wanita yang mencarinya hingga seperti itu dan dia merasa sedikit ngeri karenanya. Sekarang dia bingung siapakah yang malang dan siapa yang beruntung? “Kau benar-benar keterlaluan, Jerry!” Seorang wanita melangkah ke arahnya dan tiba-tiba saja sudah memukul-mukul tubuhnya dengan tangannya. Tidak terlalu sakit tapi tetap saja Jared terkejut karenanya. Dia kemudian menahan gerak tangan wanita itu dan memperhatikan wajahnya dengan saksama. Wajahnya manis dan terlihat menggemaskan. Jadi ini kekasih Jerome Anderson yang bernama Ericca. Sesaat Jared mengingat Sharon. Ericca dan Sharon sungguh berbeda. Jika Sharon terlihat seperti w*************a karena hanya dengan diam saja aura penggodanya terasa jelas, sedangkan Ericca seperti wanita manis dan polos. Jared merasa aneh, bagaimana Jerome bisa memikat wanita-wanita sehingga tidak berhenti mengejarnya. “Tenanglah, Ericca,” balas Jared berusaha menenangkannya. Dia kemudian menarik tubuh Ericca ke pelukannya dan mengusap kepala wanita itu. Walaupun tidak memiliki banyak pengalaman dengan wanita, tapi setahu Jared memeluk adalah cara yang terbaik saat seorang wanita sedang marah. “Kenapa kau menghindariku selama beberapa hari ini?” tanyanya di balik pelukan. Jared bahkan bisa mendengar jika Ericca berbicara sambil menahan tangisnya. Wanita ini benar-benar menggemaskan, buat apa dia menangisi hal yang tidak penting? “Aku benar-benar sibuk, Ericca,” balas Jared. “Kau pasti mendengar berita kematian Denvor, aku cukup terpukul karena hal itu. Aku tidak menghindarimu,” sambungnya dan sesaat wanita itu terdiam tapi suara tangisnya masih terdengar dengan jelas. Jared memperhatikan sosok yang sedang berada dalam pelukannya dan kemudian menebak berapa usia Ericca. Sepertinya dia jauh lebih muda dari Sharon. Jika Sharon mungkin seusia dengannya, Ericca sepertinya berusia sepuluh tahun di bawahnya, mungkin sekitar dua puluh lima tahun atau bisa jadi lebih muda dari itu. “Maafkan aku,” bisik Jared dan dia sedang berusaha memerankan Jerome sebaik mungkin. Ericca kemudian mendorong tubuh Jared perlahan dan matanya membesar saat melihat Jared. “Ini permintaan maaf yang pertama kali kudengar keluar dari mulutmu,” ucap Ericca dengan wajah takjub. Kontan Jared merasa salah tingkah mendapat tatapan mata seperti itu. Jika dengan permintaan maaf, dia malah membuat Ericca curiga, harusnya tadi dia tidak melakukannya. “Aku benar-benar serius mengucapkan permintaan maafku,” balas Jared dengan memasang wajah serius. Karena tadi dia telah terlanjur membuat Ericca curiga, maka kali ini dia harus menyakinkan Ericca jika dia serius meminta maaf padanya. “Aneh sekali, biasanya kau tidak pernah melakukannya,” ucap Ericca sambil memicingkan matanya. “Aku minta maaf karena memang telah melakukan kesalahan padamu. Aku benar-benar tidak bermaksud mengabaikanmu,” bisik Jared sambil menarik Ericca kembali ke pelukannya. Tepat seperti dugaan Jared, tak lama raut kemarahan Ericca pun lenyap dan dia malah membalas pelukan Jared dengan melingkarkan tangannya dengan erat di tubuh Jared. “Aku mendengar berita kematian Denvor, karena itu aku mencarimu,” ucap Ericca. Jared kemudian duduk di sudut tempat tidurnya dan dia menarik Ericca agar duduk di pangkuannya. Jared bersorak dalam hati, tidak pernah sekali pun dia seagresif ini dengan seorang wanita. Bukankah ini keberuntungannya? Tempo hari Sharon menggodanya tanpa diminta dan hari ini Ericca yang seolah menyodorkan dirinya ke hadapan Jared. “Apa kau baik-baik saja?” tanya wanita itu penuh perhatian. Tangannya kemudian mengusap rambut coklat Jared dan memainkan jarinya di sela rambutnya. “Tidak begitu baik,” balas Jared dengan wajah muram. “Oh! Apa kehadiranku mengganggumu? Maafkan aku, seharusnya aku tahu jika kau sedang berduka,” potong Ericca dengan nada panik. “Justru aku merasa sedikit tenang dengan kehadiranmu,” ucap Jared sambil menyusupkan kepalanya di leher Ericca. Jared terus berkata di dalam hati jika sangat menyenangkan jika setiap hari dia bisa seperti ini. Mendapat godaan dari wanita adalah hal yang kali ini sulit untuk ditolaknya. “Seharusnya kau bisa menghubungiku lebih cepat, bukan malah membiarkanku mencari tahu melalui Jeff,” balas Ericca dengan nada manja. Tangannya kemudian melingkar di leher Jared dan membuat Jared mengecup sekilas bibir Ericca yang terlihat menggoda. “Aku tidak akan mengulanginya lagi,” bisik Jared. “Apa kau ingin minum sesuatu? Aku bisa meminta Jeff membawakannya untukmu?” tanya Jared dan bersamaan dengan itu Ericca beranjak dari pangkuan Jared. Dia kemudian melepaskan cardigan yang melapisi dress yang dikenakannya. “Hari masih sangat panjang, kau pasti ingin minum sesuatu, bukan?” tanya Jared sambil tersenyum. “Segelas jus jeruk dingin,” pintanya. “Kau yakin hanya itu?” tanya Jared tidak percaya. “Kau sendiri tahu jika aku tidak biasa minum minuman yang berat,” balasnya dan Jared pun tertawa karenanya. Jared kemudian menghubungi Jeff dan meminta dua gelas jeruk dingin. “Apa Denvor sudah dimakamkan?” tanya Ericca dan dia pun kemudian berbaring di sebelah Jared. “Baru saja tadi pagi,” jawab Jared. “Kau pasti masih berduka karena kematian Denvor dan aku malah bertindak emosi seperti tadi. Maafkan aku,” ucap Ericca penuh penyesalan. Dia kemudian memeluk lengan Jared dengan erat. Baru beberapa saat berinteraksi dengan Ericca, Jared sadar jika wanita ini benar-benar mencintai Jerome, tidak seperti Sharon yang dipenuhi oleh nafsu sesaatnya. Tapi Jared sendiri tidak tahu siapa sebenarnya yang dicintai Jerome. Karena mendengar dari ucapan Sharon dan juga Jeff, sepertinya sosok Jerome Anderson sangat dekat dengan banyak wanita. Suara ketukan membuat Jared beranjak dari tempat tidurnya. Itu pasti Jeff yang mengantar minuman yang dipintanya tadi. “Jangan lupa jika sore ini Tuan ada syuting,” ucapnya mengingatkan sambil menyerahkan dua gelas jus jeruk dingin padanya. “Tentu saja aku mengingatnya, Jeff,” balas Jared. “Apakah syuting film barumu sudah dimulai?” tanya Ericca sambil menerima gelas dari Jared. “Sudah beberapa kali syuting,” sahutnya. “Siapa pemeran utama wanitanya? Apa Sharon Allen, seperti yang pernah kau katakan padaku?” tanya Ericca dan mendengar nama Sharon entah kenapa membuat Jared gugup. Aneh sekali, buat apa dia sampai ketakutan seolah Ericca tahu hubungan gelapnya dengan Sharon. Apa pedulinya, yang berselingkuh adalah Jerome Anderson, bukan Jared. Jadi seharusnya Jared tidak perlu terlalu ikut campur. Kebetulan saja saat ini dia sedang berperan sebagai Jerome. “Ya, begitulah,” jawab Jared seolah tidak peduli dengan pertanyaan Ericca. Jared jadi penasaran apa pekerjaan Ericca, apa seorang aktris seperti dirinya atau justru dia tidak memerlukan pekerjaan karena sudah cukup kaya. Dari tadi Jared memang memperhatikan penampilan Ericca. Segala hal yang menempel di tubuhnya terlihat bermerek dan sudah pasti harganya selangit. “Aku tidak terlalu menyukainya,” ucap Ericca dan membuat Jared tersenyum. Yang sebenarnya, Jared tersenyum karena kaget kenapa Ericca bisa tidak menyukai dengan Sharon. Apa sebenarnya dia curiga jika Jerome telah berhubungan dengan Sharon di belakangnya. “Kenapa kau bisa tidak menyukainya?” tanya Jared dengan suara lembut. “Karena dia terlihat sering menggodamu dan kau juga terlihat senang mendapat godaan darinya,” jawab Ericca dengan wajah cemberut. “Hubunganku dan Sharon hanya sebatas hubungan kerja,” ucapnya. Hanya pembelaan seperti itu yang bisa diucapkannya. Jared sendiri tidak tahu bagaimana Jerome akan menanggapi kecurigaan Ericca. “Aku tahu, tapi tetap saja rasanya aku tidak terima melihatnya selalu berada di dekatmu,” katanya dan kemudian dia terlihat menghela napas panjang. “Apa yang kau takutkan? Yang penting aku tidak akan berpaling darimu.” Senyum Ericca terkembang saat mendengat ucapan Jared. Walaupun diucapkan dengan penuh kebohongan, tapi sepertinya Ericca menyukainya. Setelah menjadi sosok Jerome Anderson, Jared baru tahu cara menalukkan wanita. “Kuharap kau benar-benar serius dengan ucapanmu,” balas Ericca. Untuk membuktikan ucapannya, Jared kemudian menarik kepala Ericca mendekat dan mulai memagut bibir wanita itu. “Jam berapa kau akan syuting?” tanya Ericca setelah Jared melepaskan ciumannya. “Sore, tapi aku tidak terlalu tahu jam berapa. Jeff akan memanggilku jika sudah saat nya berangkat,” jawab Jared. “Tentu masih cukup bagi kita untuk bersenang-senang,” bisik Jared sambil mengigit daun telinga Ericca. Gigitannya turun hingga ke leher wanita itu. “Jangan meninggalkan bekas di leherku. Kau tahu besok akan akan memeragakan gaun pesta yang seksi,” ucapnya di sela desah napasnya. Mendengar ucapan Ericca, Jared baru bisa menebak jika Ericca adalah seorang model. “Tentu, aku akan berpindah ke tempat lain,” balas Jared sambil terkekeh. Suara erangan dan desahan Ericca membuat Jared bertambah liar. Tidak pernah sekali pun Jared membayangkan jika hidupnya akan seberuntung ini. Wanita-wanita datang silih berganti padanya dna ini adalah hal yang sangat menyenangkan. Jared tidak sabar ingin melucuti seluruh pakaian yang menutupi tubuh Ericca. Hasratnya terasa meledak-ledak saat wanita itu menggodanya dengan mengecup dan mengigit dadanya. Jared pun melewati siangnya dengan hal yang menyenangkan. Hal yang dulu tidak pernah terbayang dengan kehidupannya sebagai Jared Adam si figuran kali ini berubah drastis. Sepertinya apa pun yang diinginkannya akan dengan mudah didapatkan. Jared menutup pintu kamarnya perlahan dan meninggalkan Ericca yang sudah tertidur pulas setelah percintaan mereka. Rasa haus membuat Jared menunda rasa kantuknya sejenak. Jared bermaksud mengambil segelas minuman dingin dan akan dibawanya ke kamar. Dia ingin memejamkan mata sejenak sebelum jadwal syutingnya sore ini. Langkah kaki Jared terhenti karena di seperti menginjak sesuatu. Kakinya terangkat dan tangannya kemudian terulur untuk mengambil sebuah benda yang terinjak olehnya. Keningnya berkerut saat melihat benda berwarna perak itu. “Bandul kalung Denvor?” tanyanya pada dirinya sendiri. Jared masih ingat jika bandul berbentuk segi empat dengan ukiran yang tidak dimengertinya adalah bandul yang menempel di kalung Denvor. Jared berusaha mengingat lagi, apa Denvor ada mengeluh kehilangan bandul kalungnya? Mata Jared mengedar saat memikirkan tentang bandul kalung milik Denvor dan di saat yang bersamaan matanya menatap sesuatu yang berkilauan karena terkena pantulan sinar matahari. Jared menunduk dan mengambil sesuatu yang berada di bawah meja. Kenapa ada kalung Denvor dengan kondisi putus di tempat ini? Jared terus bertanya dalam hati dan kecemasan tiba-tiba memenuhi pikirannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN