Jared tidak merasakan seperti sedang berada di pemakaman saat berada Westwood Village Memorial. Tidak ada wajah kesedihan ataupun penuh air mata orang-orang yang mengantar kepergian Denvor untuk terakhir kalinya. Jared sendiri sampai bingung bagaimana dia harus bersikap, dia tidak mungkin berbicara dengan wajah riang dengan orang-orang sekitarnya dan dia juga tidak bisa berpura-pura menangisi kepergian Denvor yang sebenarnya tidak berarti apa-apa buatnya. Jared akhirnya memasang wajah datar dan berusaha tidak terpengaruh dengan suasana di sekitarnya.
Seorang wanita separuh baya menarik perhatian Jared. Hanya wanita itu yang menangis saat peti berisi jenazah Denvor diturunkan dan masuk ke liang tanah. Walaupun matanya tertutup oleh kacamata hitam, tapi raut wajah sedihnya terbaca jelas. Jared menebak jika wanita itu adalah ibu kandung Denvor. Sedangkan keluarga Denvor yang lain tampak biasa saja. Di balik kaca mata hitam yang mereka kenakan, Jared yakin tidak ada seorang pun yang merasa sedih karena kematian Denvor.
Jared kemudian melangkah mendekat ke arah ibu Jared yang masih terduduk di dekat makam Denvor sementara orang-orang sudah mulai meninggalkan pemakaman. Sungguh situasi yang terasa aneh karena orang-orang yang datang ke pemakaman hanya seperti basa-basi, bukan akan memberikan penghormatan terakhir pada Denvor. Sesaat Jared terdiam, bukankah itu juga yang sedang dilakukannya saat ini? Dia tidak memiliki hubungan emosional apa pun dengan Denvor dan kedatangannya tak lebih hanya ingin menunjukkan kepada wartawan yang meliput jika dia bersedih atas kepergian sahabatnya.
"Aku turut berduka cita, Nyonya," ucap Jared saat berada di sebelah wanita itu. Dia menoleh dan kemudian membuka kaca mata hitamnya.
"Jerome Anderson?" tebaknya sambil menahan isak tangisnya.
"Hanya kau sahabat terbaik anakku," ucapnya dan Jared pun memberi pelukan hangat pada wanita itu.
"Anakku sering bercerita tentang kau. Walaupun kami jarang bertemu, tapi di setiap kesempatan dia selalu mengatakan jika kau adalah sahabat terbaiknya," ucapnya dengan penuh haru.
"Aku masih tidak percaya jika dia meninggalkanku secepat ini. Hanya dia satu-satunya yang kumiliki," sambungnya lagi. Karena kebingungan membalas ucapannya, Jared hanya menepuk-nepuk pundak wanita itu dengan lembut.
"Nyonya bisa menghubungiku jika merasa kesepian," ucap Jared. Dia sendiri tidak mengerti kenapa mengucapkan kalimat itu, mungkin karena merasa tersentuh dengan rasa sedih yang dirasakan oleh ibu Denvor. Sementara dia sendiri sudah hampir melupakan sosok ibunya yang sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya itu. Jared merasa iri karena Denvor yang banyak dibenci oleh orang-orang saja begitu mendapat perhatian dari ibunya. Ibunya terlihat begitu terpukul dengan kematian anaknya itu.
"Kau memang anak ya baik," balas wanita itu sambil berusaha tersenyum.
"Sementara ini aku akan berada di Los Angeles sampai kepolisian memberikan hasil otopsi Denvor," ucapnya.
"Aku juga sedang menunggu hasilnya, Nyonya. Semoga aja akan memberikan petunjuk," balas Jared.
"Kau bisa memanggilku Cath dan anggaplah aku seperti ibunya sendiri. Karena aku sendiri juga sudah tidak memiliki anak lagi, jadi biarkan aku menganggapmu seperti anakku sendiri," ucapnya dengan wajah sedih.
"Lakukan apa yang terbaik, Cath," balas Jared sambil tersenyum.
"Hubungi aku jika ada perkembangan tentang Denvor," katanya kemudian.
Keduanya kemudian berpisah karena Jared merasa dia sudah terlalu lama berada di pemakaman. Sudah tidak ada orang yang tertinggal selain dia dan Cath. Bahkan Jared saja tidak tahu yang mana ayah Denvor karena semua orang pulang begitu cepat.
Sambil membuang napas panjang, Jared kemudian membuka pintu mobil dan mendapatkan Jeff telah berada di bangku kemudi.
"Apa siang ini ada syuting?" tanya Jared kemudian.
"Aku harus bertemu dengan Inspektur Greg," lanjut Jared. Setelah kemarin batal bertemu dengan Greg karena Jared mendapat panggilan mendadak untuk syuting, hari ini Greg meminta untuk kembali bertemu dengannya. Jared tidak mengerti kenapa Greg mencarinya terus, apa mungkin karena dialah orang terakhir yang ditemui oleh Denvor, atau jangan-jangan Greg mencurigai Jared sebagai pembunuhnya. Jared menggelengkan kepalanya, walaupun keinginan itu pernah terbersit di pikirannya karena rasa marahnya pada Denvor, tapi tentu dia tidak akan melakukannya.
"Apakah hasil otopsinya telah keluar, Tuan?" tanya Jeff.
"Sepertinya belum, mungkin dalam waktu dekat. Aku juga sudah tidak sabar ingin mengetahui apa penyebab kematian Denvor," balas Jared.
"Tadi aku bertemu dengan ibu kandung Denvor," kata Jared sementara Jeff baru menjalankan mobil dan keluar dari area pemakaman.
"Hanya ibu kandungnya saja yang terlihat terpukul atas kematian Denvor. Aku bahkan tidak sempat melihat wajah ayahnya dan tidak tahu mana anggota keluarganya yang lain," sambungnya.
"Keluarga yang lain tidak akan peduli pada Denvor, Tuan. Bagi mereka Denvor hanya beban karena kekayaan ayah Denvor didapatkan dari ibu tiri Denvor. Mereka malah lega karena Denvor telah tiada, sehingga tidak ada yang menggerogoti harta mereka lagi," timpal Jeff. Sejujurnya Jared baru tahu mengenai cerita ini. Tapi untuk menunjukkan seolah dia adalah teman baik Denvor yang tahu segalanya, Jared mengangguk-anggukan kepalanya.
Jared sendiri masih tidak tahu bagaimana hubungan Jerome yang sebenarnya dengan Denvor. Setelah bertemu dengan Sharon, Jared curiga jika hubungan keduanya sebenarnya tidak begitu baik. Tapi dari pembicaraan dengan Jeff, sepertinya tidak ada masalah di antara keduanya. Entahlah, Jared benar-benar tidak mengerti. Dia yang baru saja berperan sebagai Jerome tentu tidak akan tahu ada rahasia apa sebenarnya di antara Jerome dan Denvor.
"Kau tunggulah di mobil, aku akan segera kembali," ucap Jared setelah berada di kantor polisi. Dia kemudian beranjak meninggalkan Jeff.
Semakin hari berperan sebagai Jerome Anderson, membuat Jared semakin mendalami perannya. Jared selalu berbicara hati-hati menyangkut hal yang belum diketahuinya dan aku menyimpan baik-baik di dalam memorinya apa saja informasi penting yang didapatkannya. Dan semakin lama sepertinya dia sudah tidak mengalami kesulitan. Di dalam hatinya berpikir, jangan-jangan menjadi Jerome Anderson memang sudah ditakdirkan baginya.
"Lagi-lagi aku mengganggumu Tuan J. A," sapa Greg saat melihat kedatangannya.
"Kebetulan aku baru saja kembali dari pemakaman Denvor," sahut Jared sambil duduk di hadapan Greg.
"Ternyata pemakamannya lebih cepat dari dugaanku," balas Greg.
"Kapan hasil otopsi bisa diketahui?" tanya Jared kemudian.
"Sekitar atau tiga hari lagi," sahut Greg.
"Aku hanya ingin meminta sedikit keterangan darimu mengenai Denvor. Tenang saja tidak akan mengganggu waktumu," ucap Greg.
"Apa Denvor ada mengatakan jika dia akan pergi ke suatu tempat setelah dari kediamanmu, Tuan?" tanya Greg. Jared menggeleng dan kemudian berusaha mengingat apa saja yang telah dibicarakan Denvor dengannya.
"Tidak sama sekali, Inspektur. Kami tidak berbicara banyak, karena Denvor langsung tertidur pulas sampai aku sendiri tidak tahu kapan dia meninggalkan kediamanku," jelas Jared.
"Petugas otopsi memang menemukan kandungan heroin dari tubuhnya," timpal Greg.
"Apa mungkin Denvor tewas karena over dosis?" tanya Jared menebak-nebak.
"Itu juga yang sedang aku pikirkan. Tapi nyatanya dia bisa keluar dari rumahmu dan menjalankan mobilnya, itu artinya kondisinya masih cukup baik," sahut Greg.
"Tapi tidak ada yang tahu apa setelah itu dia kembali mengkonsumsi heroin atau tidak," sambung Greg lagi.
"Apa kau tahu jika Denvor memiliki musuh? Karena dari yang kudengar dia memiliki hubungan sosial yang buruk." Jared ingin membenarkan ucapan Greg karena dia sendiri telah merasakan bagaimana Denvor memperlakukannya dengan buruk.
"Aku tidak terlalu tahu hal ini karena Denvor tidak pernah membicarakannya," sahut Jared. Seandainya diminta jujur pun dia tidak tahu jawaban tepatnya. Sudah pasti Denvor memiliki musuh, tapi dia sendiri tidak bisa menebak siapa musuh Denvor itu.
"Katakan dengan jujur, Tuan. Tidak perlu menutupinya," pinta Greg.
"Aku benar-benar tidak mengetahuinya, Inspektur. Selama ini Denvor memang cenderung tertutup. Aku tahu jika Denvor memang memiliki hubungan yang buruk dengan hampir semua orang, tapi aku benar-benar tidak bisa jika harus menentukan siapa musuh Denvor," jelas Jared.
"Apa ada seseorang yang kau curigai?" tanya Greg lagi. Jared terdiam selama beberapa saat memikirkan pertanyaan Greg. Bagaimana bisa dia menentukan siapa orang yang dicurigainya jika dia sendiri baru saja berperan menjadi sosok Jerome Anderson?
“Kurasa tidak ada, Inspektur,” sahut Jared yakin.
“Kekasihnya?” tanya Greg dan membuat kening Jared berkerut. Hubungan Denvor dengan Sharon memang tidak diketahui oleh publik dan melihat dari cara Sharon menceritakan bagaimana hubungannya dengan Denvor, wanita itu memang patut dicurigai. Tapi Jared tidak ingin melakukannya karena jika dia menyebutkan nama Sharon, maka dia juga akan ikut terseret. Sudah pasti Sharon akan menyebut namanya jika Greg menginterogasinya.
“Setahuku Denvor tidak memiliki kekasih, dia hanya berganti-ganti pasangan sesuka hatinya,” jawab Jared. Tidak ada yang salah dari jawaban Jared karena memang seperti itu kenyataannya.
“Hubungan Denvor dengan keluarganya juga tidak terlalu baik. Kurasa Inspektur bisa menggali beberapa informasi dari kelurganya itu,” usul Jared.
“Ayah Denvor adalah pemilik agensi paling bergengsi di Los Angeles dan semua itu adalah bisnis turun menurun dari istrinya yang juga ibu tiri Denvor. Bukan begitu, Tuan?” tanya Greg memastikan sambil membaca dari catatan yang dimilikinya.
“Benar, Inspektur,” sahut Jared.
“Apa kau curiga dengan salah seorang anggota keluarganya?” tanya Greg dengan wajah serius.
“Aku tidak bisa mengatakan jika aku curiga dengan salah satu dari mereka, tapi alangkah baiknya jika Inspektur menggali informasi dari pihak keluarganya juga, mungkin ada hal penting yang bisa kau temukan,” balas Jared.
“Setelah bercerai, ibunya kemudian tinggal di Colorado. Apa Denvor sering bertemu dengan ibunya?” tanya Greg. Aku menggeleng karena tidak tahu.
“Aku tidak tahu hal itu, Inspektur,” sahut Jared.
“Aku baru pertama kali bertemu dengan ibu Denvor, Cath tadi pagi di pemakamannya,” sambung Jared.
“Mungkin aku akan meminta informasi dari ibunya juga,” balas Greg.
“Denvor menggunakan heroin menjelang kematiannya, apa kau tahu jika selama ini dia telah mengkonsumsi obat terlarang itu?” tanya Greg.
“Aku baru pertama kali melihatnya menggunakan heroin tepat sebelum kematiannnya, Inspektur,” jawab Jared jujur. Dia tidak tahu sudah berapa lama Denvor mengkonsumsi heroin, tapi sepertinya sudah cukup lama. Jared masih ingat bagaimana pembicaraannya dengan Denvor saat dia mengetahui jika Denvor menggunakan heroin di kediamannya. Dari kalimat ejekan Denvor, sepertinya Denvor dan Jerome sudah sering menggunakan obat terlarang itu. Tapi tidak mungkin Jared mengatakan yang sebenarnya karena Greg pasti akan mengorek semakin jauh untuk mengetahuinya dan bisa-bisa di sendiri akan kena getahnya.
“Aku melarangnya, tapi dia tidak peduli dan malah tertidur di kediamanku,” sambung Jared setengah berbohong. Jared merasa tidak tidak melarang Denvor menggunakan heroin, dia hanya kaget waktu Denvor tiba-tiba menggunakan obat terlarang itu.
“Bisa jadi dia sudah lama menggunakannya dan aku tidak mengetahuinya,” sambung Jared.
“Apa pun penyebab kematiannya, ini akan menjadi penyelidikan panjang,” ucap Greg.
“Aku akan membantu sebisaku, Inspektur,” balas Jared.
“Segera informasikan padaku jika kau mengingat sesuatu.” Greg kemudian mengakhiri pembicaraan mereka. Jared merasa lega karena tidak perlu berlama-lama berada di kantor polisi yang membuatnya merasa tidak nyaman.
“Lebih cepat dari yang kukira, Tuan,” ucap Jeff saat Jared masuk ke dalam mobil.
“Apakah sudah ada petunjuk?” tanya Jeff penasaran.
“Belum,” jawab Jared singkat.
“Pihak kepolisian tidak berani menentukan sebab kematian Denvor dengan tergesa-gesa. Mereka masih terus mengumpulkan informasi,” sambungnya.
“Tuan tidak dicurigai, bukan?” tanya Jeff dan tentu saja Jared bingung mendengar pertanyaan Jeff yang terdengar aneh di telinganya.
“Kenapa mereka sampai mencurigaiku? Tidak ada satu pun bukti yang mengarah jika akulah pelakunya. Lagi pula buat apa aku membunuh Denvor?” Jared merasa terpancing emosi dengan pertanyaan Jeff tadi. Dia sendiri merasa aneh kenapa sampai kesal karena pertanyaan tidak penting itu.
“Lagi pula Tuan memiliki bukti jika sedang berada di rumah saat kematian Denvor,” balas Jeff dan membuat Jared tersenyum karena artinya Jeff berada di sisinya.
“Kau menanyakan hal yang membuat perasaanku menjadi tidak nyaman,” balas Jared. Jeff hanya terkekeh mendengar ucapan Jared.
“Antarkan aku segera pulang ke rumah. Aku ingin beristirahat sejenak dan jangan biarkan seorang pun menggangguku,” pinta Jared sambil mengusap keningnya yang tiba-tiba terasa nyeri.
“Tapi Nona Ericca memintaku memberitahunya jika Tuan sudah berada di rumah,” potong Jeff. Kepala Jared bertambah nyeri saat mengingat siapa Ericca yang dimaksud oleh Jeff.
“Kau bisa berbohong padanya, bukan? Katakan saja jika aku belum pulang,” balas Jared. Ingin sekali Jared menanyakan siapa sebenarnya Ericca, ada hubungan apa di antara mereka sampai wanita itu mencarinya terus. Jared terdiam sedang mencari kalimat yang tepat agar Jeff tidak curiga.
“Aku sedang merasa sangat lelah, Jeff. Kuharap Ericca mau mengerti,” ucap Jared.
“Sepertinya Nona Ericca sangat marah. Dia mengira Tuan telah memiliki kekasih baru,” balas Jeff dan terjawab sudah pertanyaan Jared tentang siapa Ericca, ternyata dia adalah kekasih Jerome Anderson. Betapa beruntungnya menjadi Jerome Anderson karena hidupnya dikelilingi oleh wanita-wanita.
“Tidak, Jeff. Aku bukan sedang menghindarinya, tapi aku benar-benar sedang merasa lelah,” ucap Jared.
Tidak butuh waktu lama Jeff telah membawa mobilnya kembali ke rumah. Seperti biasa, Jared membuka pintu utama rumahnya dengan menyebutkan kata sandi rahasia melalui ponselnya dan dia pun bergegas menuju kamarnya. Sesaat Jared terdiam sambil melihat pintu utama.
Bagaimana Denvor bisa keluar dari rumahnya jika hanya dia sendri yang bisa membuka pintu utama?