Cinta Yang Egois

1208 Kata
Mentari pagi dan suara burung berkicau seakan menyambut kedatangan wanita cantik itu dengan ceria. Mina tersenyum kepada semua orang yang ditemuinya pagi itu dan senyumnya menular kepada siapapun yang disapanya. Wanita itu hampir sempurna dan tidak ada yang tidak menyukainya. Pakaian sederhana yang ia kenakan tidak membuat kecantikannya berkurang. Pagi ini, wanita itu mengenakan blouse putih tanpa lengan, celana kain panjang berwarna krem dan bolero berwarna senada membuat penampilannya simpel namun anggun. Ia adalah wanita yang selalu terlihat ceria dan bagi Gafin  senyumannya bagai mentari yang selalu menghangatkan bumi. Mina adalah mentari yang selalu menerangi dan menghangatkan hati Gafin yang beku. Canda tawanya selalu berhasil membuat hari-hari Gafin lebih indah dan berwarna. Tanpa wanita itu sadari, hati Gafin yang beku telah mencair karnanya. Gafin bahagia saat melihat senyuman yang terlukis pada wajah wanita itu. Tanpa wanita itu sadari sepasang mata milik Gafin selalu tertuju padanya dan memperhatikan setiap gerak-geriknya. Kedua mata lelaki itu selalu menatapnya dengan tatapan yang penuh cinta, jika saja Gafin  memberanikan diri untuk menatap dalam mata wanita itu, pasti Mina dengan mudah mengetahui isi hatinya. Dapat terlihat dengan jelas pada mata lelaki itu bahwa ia telah jatuh cinta pada Mina. Mina Ariadne Parawesti adalah matahari yang menyinari dan menghangatkan hatinya yang telah lama beku. Mina adalah matahari yang menerangi hidupnya yang diselimuti oleh awan gelap. Sejak pertemuan pertama mereka dua tahun lalu, ada getaran asing yang memenuhi setiap relung hati Gafin. Lelaki itu sempat ketakutan karnanya, ia yang selalu dipermainkan cinta, menjadi trauman dengan rasa yang menyimpan luka itu. Gafin adalah lelaki pengecut yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya pada Mina. Ia terlalu takut akan penolakkan dan tak mau kehilangan senyuman manis milik wanita itu. Terlalu banyak hal yang ditakutinya, hingga ia memilih mundur sebelum berjuang. Mungkin, wanita itu akan membencinya jika ia tahu perasaan Gafin padanya. Ketakutan dan egonya telah mengalahkan perasaannya kepada Mina. Kata hatinya melarangnya untuk bertindak bodoh seperti masa lalunya, percintaan masa lalunya yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya saat ini. Cinta masa lalu yang telah membuat hatinya membeku dan tidak dapat melihat cinta yang ada disekitarnya, cinta masa lalu yang membuat mata maupun hatinya tertutup rapat akan cinta yang lain, cinta masa lalu yang tanpa ia sadari telah merubahnya menjadi sosok lelaki yang dingin. Cinta yang menyakitkan itu membuatnya menjadi seorang pengecut yang takut untuk memulai sebuah hubungan baru dan membuatnya menjadi seorang pengecut yang takut untuk mencintai dan dicintai. Jika saja ia bisa memilih, ia akan memilih untuk tidak memberikan cintanya pada Mina maupun wanita lain. Cinta itu perasaan yang menyiksa dan membuat seseorang yang merasakan perasaan itu menjadi seorang yang lemah. *** Dalam diam Gafin memperhatikan wanita yang tengah duduk di seberang kubikelnya. Kegiatan ini yang selalu ia lakukan sembunyi-sembunyi, menikmati setiap gerak-gerik wanita itu, lalu berpura-pura bersikap dingin saat wanita itu menyadari pandangannya. Hanya itulah yang bisa ia lakukan demi menutupi perasaan yang menyesakkan d**a. Gafin menyadari perubahan pada diri Mina beberapa hari belakangan ini. Mataharinya terlihat berbeda, terlukis jelas perubahan wanita itu pada wajahnya. Wanita itu terlihat lebih riang dari sebelumnya dan selalu tersenyum saat menatap layar ponselnya. Ada ketakutan yang begitu besar pada diri Gafin saat menyadari perubahan dari mataharinya. Ia takut ada lelaki lain yang merebut wanita itu darinya. Mungkin perkataan merebut tidak cocok diucapkan oleh Gafin, karena tidak pernah ada hubungan yang khusus di antara dirinya dan Mina.  Akan tetapi, ia tak akan sanggup melihat wanita itu dimiliki lelaki lain. Aku nggak akan pernah rela jika kehilangan Mina.  Aku tidak bisa kehilangan  satu-satunya wanita pemilik hatiku itu. Aku tidak akan pernah sanggup melihatnya bersama lelaki lain. Bukankah tidak ada peraturan dalam cinta? terkadang cinta dapat membuat seseorang menjadi egois dan gila, bolehkah aku bertindak egois saat ini? Gafin harus mengubah strategi jika ingin mendapatkan hati mataharinya dan ia harus bertindak egois demi mengumpulkan keberaniaan untuk mendapatkan cinta wanita itu. Ia tidak akan sanggup jika harus melihat wanitanya itu bersama dengan lelaki lain. Ia tidak sanggup membayangkan mataharinya itu bersama lelaki lain selain dirinya, ia tidak akan sanggup mengalami cinta yang menyakitkan, ia tidak ingin mengalami perasaan menyesakkan yang bernama patah hati. Gafin tersenyum saat mengingat ide yang mungkin saja akan membuat rencananya berhasil. Ia berjalan ke meja yang terletak di depan kubikelnya, menempati kursi kosong di meja tersebut. lalu mendekatkan wajahnya pada lelaki yang tengah fokus menatap monitor di hadapannya. Ia tak peduli dengan beberapa mata yang menatap penuh tanya karna kedekatan yang ia ciptakan. Sedikit tidak lazim, namun ia tak peduli. “Ga… gue butuh bantuan lo.” Gafin berkata setengah berbisik, sedang lelaki di sampingnya tampak tak acuh dan tetap menatap monitor di hadapannya. “Ga ... dengerin gue dulu!” Gafin mendadak tidak sabar melihat sikap sahabatnya, lelaki itu menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah Gafin. “Mau minta tolong apa?” Gafin tersenyum lebar, merasa senang karna telah mendapatkan perhatian sahabatnya. “Masalah proyek yang di Yogya,” lelaki itu menatap Gafin penuh tanya dan menunggu kelanjutan kalimat lelaki itu. “Gue mau mengajukan diri ke sana dan gue butuh seketaris lo, Mina Ariadne Pawaresti untuk jadi asisten gue di sana.” Gafin berkata datar kepada Rangga. Rangga membulatkan kedua bola matanya dan menatap Gafin dengan tatapan terkejut. “Lo serius?” Rangga terdiam sesaat dan menghela nafas panjang saat melihat kesungguhan pada mata Gafin. “Kenapa harus Mina?” “Cuma dia yang gue mau.” Rangga menghela napas gusar, melirik Mina sekilas, lalu kembali menoleh ke arah Gafin. “Gimana ya?  permintaan lo aneh. Sejak kapan lo bisa minjem seketaris begitu aja. Ya… walaupun lo anaknya pemilik perusahaan ini, tapi gue nggak enak sama yang lain, karyawan lain pasti bakalan curiga.” Rangga menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal, sedang Gafin wajah Gafin tak berekspresi apa pun, membuat Rangga semakin serba salah. Ia ingin mengabulkan permintaan sahabatnya, namun posisi mereka sulit. Bagaimana jika terjadi kecemburuan sosial karna keputusannya?  Rangga adalah sahabat Gafin semenjak kecil dan ia adalah satu-satunya orang yang tahu status dan jabatan Gafin yang sebenarnya di kantor mereka. Gafin menolak permintaan ayahnya yang ingin memberikan jabatan CEO kepadanya. Ia  tidak ingin  langsung menjabat sebagai CEO di perusahaan ayahnya itu karena ia ingin memulai semuanya dari bawah. Walaupun sudah bisa dipastikan kalau suatu saat nanti  ia yang akan menempati kursi kebesaran perusahaan itu untuk menggantikan ayahnya, tetapi ia dianggap tidak layak untuk menjadi pengganti ayahnya. Ayahnya yang sudah berusia senja itu sudah sangat ingin melepaskan jabatannya sebagai seorang CEO, tetapi apa daya putranya itu tidak ingin mendapatkan sesuatu tanpa sebuah perjuangan keras. “Kenapa lo mikirin pandangan orang lain? gue nggak pernah mikirin apa yang orang lain bilang tentang gue. Gue mau lo urus semuanya.” Gafin menatap tajam ke arah Rangga dan membuat Rangga menjadi gugup dengan tatapan tajam milik Gafin. Tatapan lelaki itu mampu mengintimidasi setiap orang yang ditatapnya. “Gimana kalau lo pergi sama rekan kerja lo yang lain?” Rangga menyengir kuda menatap sahabatnya yang terlihat kesal dengan jawabannya itu. “Nggak mau… keputusan gue udah bulat dan nggak bisa diganggu-gugat!” Gafin meninggalkan Rangga yang masih duduk terpaku di dalam ruangannya. Rangga menarik nafas panjang dan menghelanya, ia tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu. Walaupun keputusannya akan membuat seluruh kantor merasa heran, tetapi Rangga harus melakukan apa yang diminta oleh sahabatnya itu. ‘Aku nggak bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hati Mina. Aku akan mati berdiri bila melihatnya dengan lelaki lain. Kali ini aku akan bertindak egois untuk mendapatkan dirinya, nggak akan aku biarkan lelaki manapun mendapatkannya karena dia adalah milikku. Cinta itu memang sangat egois dan tidak ada logika. Aku mencintainya dan aku akan berjuang untuk mendapatkannya.’   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN