Bab 1 Rahasia Terbongkar
Kediaman Daffa
Di Kamar Reno dan Anna..
"Ren, Reno, Reno ada telepon tuh, angkat dulu kenapa sih telepon nya, duh siapa lagi nih yang telepon malam-malam begini dan Reno juga kemana lagi?" kata Anna.
---
"Lho mas Daffa kok kamu belum tidur sih, kan sudah malam, besok kan kerja juga." kata Titah.
"Nanti saja yank, oh ya yank... " sambung Daffa.
"Iya mas, ada apa?" tanya Titah.
"Anak-anak mana, sudah pada tidur?" tanya Daffa juga.
"Sudah mas, sudah pada tidur." jawab Titah.
"Oh gitu, ya sudah tolong bikinin saya kopi ya.." pinta Daffa.
"Iya mas.." kata Titah patuh.
----
"Natasha, siapa sih Natasha, coba angkat saja deh siapa tahu rekan kerjanya Reno." kata Anna penasaran.
**
[Natasha : Halo sayang, besok jangan lupa ya datang ke rumah papa mau ketemu kamu tuh..]
[Anna : Sayang, maaf ini siapa ya ?]
[Natasha : Lho ini siapa ya kok berani-beraninya ngangkat telepon tanpa sepengetahuan Reno?]
[Anna : Sudah jawab saja, ini siapa?]
[Natasha : Saya Natasha, tunangan sekaligus calon istrinya Reno.]
[Anna : Apa calon istrinya Reno !!]
[Natasha : Iya, loh memangnya ini siapa ya, tantenya ya?]
[Anna : Bukan, saya istrinya Reno.]
[Natasha : Hahaha mbak kalau mimpi itu nggak usah ketinggian deh, ngaku-ngaku istrinya Reno..]
Kediaman Pak Andi
Di Kamar Natasha..
"Halo, halo, mbak, mbak, hahaha ketahuan bohong dia, mana mungkin sih Reno sudah punya istri, dia itu cinta mati sama gue, hahaha halunya ampun deh.." kata Natasha.
Kediaman Daffa
Di Kamar Reno dan Anna..
"Keterlaluan kamu, Ren.." Anna mengungkapkan kekecewaan terhadap suaminya.
"Hai sayang, kamu kebangun lagi ya?" tanya Reno.
"Natasha siapa Ren?" tanya Anna juga.
---
"Ini dia mas kopinya." Titah memberikan kopi pada Daffa.
"Hmm kopi buatan kamu sungguh membuatku ketagihan. Hehe.." kata Daffa.
"Iih.., mas Daffa apa sih, bisa saja." Titah tersipu malu karena di puji oleh suaminya.
----
"Jawab Ren, siapa itu Natasha, jawab Reno?"
"Haaa, Anna kenapa bisa tahu tentang Natasha sih.. Haduh aku harus jawab apa ya." kata Reno di dalam hati dengan bingung.
Di Kamar Dzaka dan Dzaki..
"Duuhh.. Itu ada suara ribut-ribut apa sih? Yah den Dzaka dan den Dzaki jadi bangun kan tuh. Hemmmm.. lapor pak Daffa dan bu Titah saja deh, ngek.." keluh Paijo.
"Iya jo, kenapa?" tanya Cengek.
"Titip den Dzaka dan den Dzaki sebentar ya." jawab Paijo.
"Iya jo.." seru Cengek.
----
"Yank kok kamu disini sih, kamu nggak tidur?" tanya Daffa.
"Enggak ah mau temani kamu saja di ruang tv." jawab Titah.
"Oh, memangnya nggak ngantuk?"
"Enggak sayang, kan saya mau menemani suamiku tercinta, jadi ku kuat-kuatin untuk tidak tidur, oh ya kamu lagi apa sih?" tanya Titah juga.
"Lagi kerja nih, periksa laporan karyawan sekalian tanda tangan." jawab Daffa.
"Oh..!!" seru Titah.
"Assalamu'alaikum pak Daffa, bu Titah.." Paijo memberikan salam pada Daffa dan Titah.
"Wa'alaikumussalam jo.." Daffa dan Titah menjawab salam dari Paijo.
"Maaf pak, bu, sebelumnya, ini lho pak, bu, den Dzaka dan den Dzaki kebangun lagi." Paijo mengadu pada Daffa dan Titah.
"Lho kok bisa jo?" tanya Daffa lagi.
"Itu ada ribut-ribut di kamar den Reno, pak, bu.." jawab Paijo.
"Apa..!! Benar-benar si Reno itu ya kerjaannya bikin ulah lagi, yank kita ke kamar anak-anak dulu sebelum kita ke kamar Reno." keluh Daffa saat mengetahui kalau keponakannya membuat masalah lagi.
"Ya sudah yuk mas.." ajak Titah.
----
"Ya ampun sayang, cup.. Cup.. Anak mami, anak papa.." Titah mencoba menenangkan anak-anaknya supaya berhenti menangis.
Di Kamar Pak Faisal dan Ibu Fatma..
"Haduh si kembar cucuku nangisnya sampai seperti itu, kenapa sih, coba ke kamarnya saja deh.." kata pak Faisal.
"Lho pi kenapa?" tanya ibu Fatma.
"Itu lho mi cucu kita, Dzaka dan Dzaki, coba mami dengar deh nangisnya sampai seperti itu." jawab pak Faisal.
"Oh iya ya pi, kenapa lagi sih.. Kasihan cucu-cucu kita. Ya sudah ayo pi kesana." ajak ibu Fatma.
"Iya mi ayo.." ajak pak Faisal juga.
Di Kamar Daffi..
"Si kembar keponakan ku nangisnya sampai seperti itu kenapa ya mereka?" Daffi bertanya-tanya.
----
"Lho Daffa, si kembar kenapa?" tanya pak Faisal.
"Iya Daffa, si kembar kenapa?" tanya Daffi juga.
"Lho kenapa semuanya jadi bertanya pada saya, tanya saja dengan Daffi, pi.... Kalau bukan karena anaknya si Reno yang membuat keributan di rumah ini nggak mungkin anak-anak saya jadi nangis, karena mendengar suara ribut-ribut itu dari kamar Reno." jawab Daffa dengan emosi.
"Mas sabar, mas sabar.." Titah mencoba meredakan Daffa yang sedang emosi.
"Jo, ngek, ikut saya dan bawa anak-anak saya ayo sekarang." ajak Daffa.
"Baik pak Daffa.." kata Paijo dan Cengek patuh.
"Lho mas mau kemana? Mas tunggu.." tanya Titah.
----
"Jawab Ren, jawab.." pinta Anna menangis.
"Ini ada apa sih ribut-ribut? Kalian tahu nggak ini jam berapa? Gara-gara ulah kamu, Reno lihat sepupu kamu, anak-anak saya jadi kebangun lagi dan nangis.." Daffa mendobrak pintu kamar Reno dan Anna.
"Anna, saya bisa jelaskan semuanya.." kata Reno.
"Ini sebenarnya ada masalah apa sih Ren, coba jelaskan?" tanya Daffi.
"Mas sabar ya, mas sabar.." kata Titah.
"Enggak perlu kamu jelaskan Reno, saya sudah tahu semuanya."
"Maksudnya kamu apa Anna?" tanya ibu Fatma.
"Natasha itu sebenarnya adalah tunangan dan sekaligus calon istri baru kamu kan Ren? Iya kan Ren..? Jawab Reno jawab, jangan diam saja dong Reno, jawab?" pinta Anna.
"Semuanya yang di bilang Anna itu benar pah, Natasha adalah mantan pacar aku. Sekarang Natasha adalah tunangan dan sekaligus calon istri aku pah.." jawab Reno.
"Apa..!! Benar-benar keterlaluan kamu Reno.." Daffi menampar Reno.
"Pah, maaf pah.." pinta Reno.
"Kenapa kamu minta maaf pada papa? Minta maaf sama istrimu sana Reno, papa nggak pernah menyangka kamu bisa melakukan semua ini pada istrimu, papa kecewa dengan kamu." Daffi merasa kecewa karena ulah dari anaknya Reno.
"Ini karena didikan mantan istrimu Daffi makannya Reno jadi seperti ini dan dia juga terlalu dimanjakan oleh kamu dan juga mantan istrimu itu.." Daffa menyalahkan Daffi dan juga mantan istri Daffi.
"Mas sudah mas, sabar mas, sekarang kita pindah ke kamar saja yuk mas, kita istirahat." kata Titah yang melerai perdebatan keluarga.
"Benar apa kata Titah, sudah tidur semua besok saja kalau mau di bahas, kasihan si kembar cucu akung dan uti.." kata ibu Fatma.
"Iya uti, maafkan Reno ya.."
"Aahh.." Daffa keluar dari kamar Reno dan Anna.
Di Kamar Daffa dan Titah..
"Mas sabar ya, sudah dong mas kesalnya, kan Titah takut jadinya, kalau mas Daffa masih marah-marah seperti ini." Titah masih mencoba menenangkan Daffa yang sedang emosi.
"Iya maaf ya sayang sudah membuat kamu takut, ya sudah sekarang kita tidur yuk.." ajak Daffa.
"Iya mas.."
"Tapi tunggu dulu sebentar, kamu tunggu di kamar saja ya jangan ikuti saya." pinta Daffa
"Iya, lho mas mau kemana?" tanya Titah.
----
"Sayang.." panggil Reno.
"Saya tidak mau kamu di dekat saya, kamu tidur di kamar lain atau saya yang akan tidur di kamar lain?"
"Jangan Ann, kamu saja yang tidur di kamar ini dan saya yang tidur di kamar yang lain."
Di Depan Kamar Reno dan Anna..
"Anna mungkin sedang butuh sendiri untuk saat ini, baiklah saya tidur kamar yang lain saja deh, mudah-mudahan besok sudah baik-baik saja." kata Reno di dalam hati.