Part 7

1095 Kata
Bella dan Aurora baru saja sampai dipemukiman warga, Bella melihat anak anak sedang bermain, membutanya tertarik untuk mengambil gambar mereka. Cekrek Cekrek Bella berjalan mendekati anak-anak itu dengan Aurora yang setia mengikutinya. "Hai, kalian sedang main apa?" sapa Bella membuat mereka menatap Bella. "P-putri" para anak-anak itu langsung berhenti main dan menundukan wajahnya. "Jangan takut, aku tidak akan berbuat jahat kok" "Jadi kalian sedang bermain apa?" lanjut Bella, setelah melihat mereka lebih santai. "Lompat tali, apakah putri ingin ikut bermain juga?" tanya salah satu anak perempuan yang terlihat manis. "Boleh" Bella memberikan kameranya pada Aurora dan bergabung main dengan anak anak tersebut. Bella bisa melewati tali dari pinggang hingga kepala membuat anak anak itu terpukau. "Wahh putri hebat sekali" ujar anak laki-laki yang tadi memegang tali. "Hehehe biasa saja, oh iya aku punya hadiah untuk kalian" Bella mengambil keranjang yang dipegang Aurora, memberi anak anak itu sebuah permen. "Wah terima kasih putri" "Iya terima kasih banyak putri" "Wah permennya enak sekali!" Bella tersenyum melihat anak anak itu bahagia. "Dan satu lagi, ini ambillah" Bell memberikan salah satu foto yang dia ambil kepada anak anak itu. Seorang gadis kecil yang tadi mengajaknya bermain, mengambil foto itu dan langsung dikelilingi oleh teman temannya. "Bagaimana bisa aku ada didalam kertas ini?" "Wah hebat sekali" "Putri bagaimana cara membuat ini?" tanya gadis itu. "Coba kalian hadap sini, senyum" Bella mengarahkan anak anak itu yang langsung dituruti mereka. Bella membidik dan Cekrek Teeeeeet Flash dari kamera membuat anak anak itu kaget. Bella menggoyangkan foto yang sudah keluar dan memberikannya pada mereka. "Wahh hebat sekali alat itu. Setahu aku tidak ada yang mempunyai alat seperti itu, apa anda penyihir?" tanya seorang anak cowok berlesung pipi. Bella terkekah dan menjawab "Aku bukan penyihir, aku membuatnya dengan otak bukan dengan sihir" "Bisakah putri mengajarkan kami membuatnya?" "Nanti ku ajarkan, sekarang aku pergi dulu ya, sampai jumpa" pamit Bella melambaikan tangannya. "Sampai jumpa putri Bella" ucap anak anak itu serempak sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Bella tersenyum lalu kembali berjalan dengan Aurora untuk mengelilingi desa itu. "Ternyata kau juga bisa mudah berbaur dengan anak-anak ya" ucap Aurora. "Biasalah hahaha" Bella jadi ngakak mendengar perkataannya sendiri. Aurora dan Bella berjalan jalan dan sesekali memotret kegiatan warga. ------------ Langit mulai menguning dan Bella juga sudah sampai mansion untuk menyambut sang suami ketika pulang dari istana. Bella mandi dan menunggu Alaric sambil membaca buku dibalkon kamarnya. Tak berselang lama ada seseorang yang mengelus kepalanya, membuat Bella bangun dan berbalik. "Kau sudah pulang?" tanya Bella basa basi, biasalah. Alaric tak menjawab dia malah menatap d**a Bella dengan mata yang melotot. "Kau tidak memakai bra?" tanya Alaric tanpa mengalihkan pandangannya. Bella tidak memakai bra membuat putingnya terlihat menonjol dibalik baju tipis yang ia kenakan. Bella menyeringitkan dahinya, menjawab dengan bingung "Emmm tidak" "Sayang" panggil Alaric dengan suara serak. Bella yang merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi, dia segera mengalihkan pembicaraan. "Apa kau sudah makan?" "Belum" balas Alaric menatap wajah sang istri. "Sebaiknya kau mandi terlebih dahulu, baumu seperti belerang" ucap Bella mendorong Alaric keluar kamar menuju kamar mandi, sedangkan yang didorong hanya pasrah saja. "Huh selamat, lagian punya laki ngapa omes banget dah" Bella mengelus dadanya lega. Bella merapatkan kardigannya agar bagian dadanya tidak terlihat, lalu dia menghampiri pelayan yang kebetulan sedang lewat didepan kamarnya. "Tolong bawakan makanan kekamar ini, ku beri waktu 10 menit" ucap Bella. "Baik putri, makanan akan segera datang. Permisi" setelah menunduk hormat pelayan itu segera lari terbirit b***t dari hadapan Bella. Sambil menunggu makanan dan Alaric yang sedang mandi, Bella melanjutkan membaca diatas sofa didalam kamar. Tok tok Bella menghampiri pintu kamar yang diketuk seseorang. "Ini putri" ucap pelayan memberikan nampan yang berisi makanan kepada Bella. "Terima kasih" Bella menutup pintu dan menata makanan itu dimeja. "Pakai bajumu dulu Alaric" ucap Bella saat ada yang memeluknya dari belakang. Alaric tidak menjawab, laki laki itu malah menduselkan wajahnya dicelekuk leher Bella. "Alaric" Bella berbalik memeluk kepala Alaric. "Kenapa sih?" tanya Bella. "Pakai bajumu lalu makan" "Tidak, aku mau memakanmu" balas Alaric tanpa melepaskan pelukannya. Bella mengehembuskan nafas lelah lalu berujar "Iya, makan dulu ya? habis itu boleh" Alaric mengangkat kepalanya menatap Bella dengan wajah berbinar. "Bener ya bener? Janji?" ucap Alaric menuntut seperti anak kecil. "Iya" "Ayo makan" Alaric menarik Bella untuk duduk disofa. "Kau tidak mau memakai baju dulu?" pasalnya saat ini Alaric hanya memakai jubah mandinya saja. "Tidak, nanti juga dibuka lagi" Bella mengambilkan makanan untuk sang suami dan menyuapinya menggunakan sendok. "Amm yam yam yam, kamu tadi habis dari desa ya?" tanya Alaric dengan mulut yang mengunyah. "Iya, kenapa?" "Kamu menjadi perbincangan karena alatmu, mereka mengangap kamu sangat jenius padahal kamu sangat bodoh kan?" pertanyaan Alaric membuat wajah Bella menjadi datar. "Habis kamu makan akan ku tunjukan seberapa canggih alatku" balas Bella kesal, sebenarnya kamera yang dia buat tidak terlalu canggih kalau dijamannya dulu, tapikan ini jaman kuno jadi alat itu sangat amat canggih. "Nih" Bella menyuapi Alaric dengan kasar untuk melampiaskan kekesalannya. "Pwelan pwelan" "Cepat habiskan" Bella menyuapi Aladic dengan piring piringnya sekalian. Engga, bercanda. Setelah makanan yang dipiring habis Bella membereskan semuanya dan akan memebawa piring kotor itu kedapur. "Rapatkan bajumu, aku tidak suka orang lain melihat milikku" ucap Alaric saat Bella sudah berada didepan pintu. "Apa kabar dengan kau yang mandi saja dibantu pelayan?" balas Bella sinis. "Jadi kau cemburu" tanya Alaric menggoda. "Iya. Mandi sendiri! seperti tanganmu buntung saja, harus dimandikan. Seperti kamu yang tidak suka milikmu dilihat orang lain, aku pun sama" ujar Bella kesal. Alaric yang mendengar perkataan istrinya itu tersenyum senang dan menghampiri Bella yang masih berdiri didepan pintu dengan wajah kesal yang menurut Alaric sangat lucu. "Iya besok besok aku akan mandi sendiri, jangan marah" bujuk Alaric memeluk pinggang Bella. "Lepaskan, aku mau turun untuk menaruh ini" Alaric mengambil nampan yang Bella pegang, dia keluar dan memberikannya pada penjaga yang berada didepan kamarnya, sekalian menyuruh mereka berdua pergi. Alaric kembali masuk kekamar menghampiri Bella yang duduk diranjang mereka. Cowok itu mencium bibir Bella dengan tiba tiba membuat Bella terkejut. Alaric memindahkan Bella menjadi diatasnya tanpa melepas ciuman mereka. Tangan cowok itu menuju b****g Bella dan meremasnya. "Aku mau menagih janjimu sekarang" ucap Alaric setelah melepaskan ciuman mereka. "Tapi tadi kan aku mau menunjukan alatku" ucap Bella tanpa memerdulikan tangan Alaric yang masih meremas bokongnya. "Tidak perlu, lain kali saja" balas Alaric. Alaric kembali mencium Bella, lama kelamaan ciuman itu menjadi panas, tangan Alaric mencoba membuka baju Bella hingga tubuh Bella tidak tertupi apapun. Sebelah tangan Alaric meremas p******a Bella yang menggantung. "Alhh" Alaric mencumbu Bella hingga pagi, dia terus merasa candu dengan tubuh istrinya dan tidak akan berhenti jika Bella tidak tertidur karena kelelahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN