Gara sudah menarik perhatian dengan gaya glamournya yang bertahtakan barang barang mewah dibadan di hari pertama ia menginjakkan kaki di kampusnya.
Semua menatap wow pada Gara,apalagi kaum Hawa yang seakan menjerit dan mengincar Gara.
"Tajir,ganteng,kece lagi.Wajib di gebet nih."Ujar salah satu gadis di kampus itu saat Gara melintas.
Gara hanya menatap remeh gadis gadis itu."Gal level kali sama lokal,aku kan sukanya yang luar atau paling enggak yang blasteran.Gak banget sama cewek cewek disini.Norak banget lagi,mending juga bawa kaca dan nyadar kalau mau disanding sama aku"Gara bicara sendiri sambil merendahkan gadis gadis yang mengaguminya itu.
Roger yang kuliah dikampus itu juga menyita perhatian para kalangan gadis.Bedanya,Roger si pria bermotor dan Gara bermobil,namun soal wajah tentu saja sama sama tampan dan berasal dari keluarga berada.
Roger dan Gara yang kemarin terlibat perselisihan tidak saling tegur sapa karena masih sama sama marah dan kesal.Perang dingin terjadi diantara keduanya karena masalah pacar bayaran.
Roger juga enggan mengalah dan pengertian lagi pada Gara yang super angkuh dan kepala batu.Jadi ia biarkan saja Gara seolah tidak ada di hadapannya walau kenyataannya mereka juga di kelas yang sama.
Gara yang punya harga diri yang tinggi apalagi,melihat Roger pun ia tidak sudi.'Biar aja,emang teman aku cuma aku aja?Aku banyak uang kali,banyak manusia rendah yang bisa aku jadiin teman dengan di sogok pakai uang!'.Desis dan umpat Gara dalam hati pada sahabat kentalnya itu.
***
Di sekolah,Gita tidak menceritakan apa yang terjadi pada Rosa walau Rosa sudah tahu.Rosa juga tidak ingin mengungkit dan menambah luka di hati Gita.
Sampailah saat pulang sekolah tiba.
"Rosa,kamu pulang duluan ya.Aku mau ke bank mau urus M-Banking.Aku juga udah Wa bang Gara kok."
"Iya,kamu hati hati ya.Gak mau ditemenin?"Tanya Rosa ramah.
"Gak usah,aku bisa sendiri kok."Jawab Gita santai.
Mau tidak mau,Rosa harus rela dirumah bersama Gara hari ini saat ayah dan ibu Gara sudah pergi ke Lombok,juga Gita yang ada keperluan di luar.
Rosa pulang ke rumah lebih dulu dengan terkena terik matahari di siang itu.Sampai di rumah ia segera berganti pakaian dan makan siang,Rosa lalu mencuci piring bekasnya makan.
Saat itu Gara baru pulang ke rumah,Gara hendak menuju dapur karena haus dan ingin minun,Rosa juga baru selesai mencuci piringnya dan bertemulah Gara dan Rosa saling berhadapan di dapur itu.
Gara kaget melihat Rosa yang ia cium kemarin.'Kenapa malah ketemu dia sih!Kenapa juga aku yang gak enak,padahal aku tuan rumah dan dia yang numpang!Suka suka aku dong sama tuh budak.'
Rosa juga ketakutan melihat Gara.'Aku harus gimana?Apa dia mau lecehin aku lagi?'Tangan Rosa sudah keringat dingin karena kejadian kemarin.
"GRABB."Gara menarik tangan Rosa dan menariknya.
Rosa ketakutan akan dibawa kemana lagi dia oleh Gara.
Gara membawanya masuk lagi kekamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"BRUKKK."Gara mendorong tubuh Rosa ke tempat tidurnya.
"GRABBB."Gara langsung menindihnya.Gara berada di atas Rosa ketakutan ini.
"Takut ya?"Olok Gara remeh pada Rosa yang sudah kaku dan berwajah pucat pasi itu.
"Bang,Rosa salah apa lagi?Tolong jangan lakuin hal aneh lagi."Rosa berusaha bicara.
"Takut aku perkosa kamu?!Takut aku buat punya kamu bolong dan gak perawan lagi?Mau ngelawan?Ya suka suka akulah,kamu kan b***k disini.Bayar aja pakai tubuh kamu kalau mau tinggal disini terus.Aku kan tuan dan majikan kamu."Gara benar benar merendahkan harga diri Rosa.
Rosa menangis."Jangan bang,jangan lakuin.Abang boleh siksa aku,tapi jangan lakuin hal itu.Aku mohon."Rosa sudah ketakutan hingga ketulang.
"Oh yeah?Yakin gak mau?Kamu belum pernah ngerasain sih."Gara tersenyum bengis.
"SLAPP."Gara lalu memasukkan tangannya ke dalam baju Rosa dan meraba d**a Rosa di balik branya.
"DEG!!"Rosa menegang dan semakin kaku.Rosa menangis dan bahkan tidak sanggup membuka matanya.
Melihat hal itu,Gara malah makin liar dan semena mena.Ia menikmati rasa takut Rosa dan meraba juga meremas d**a Rosa yang ranum itu.'Rasain!!Ini yang kamu takutin,ini juga yang bakal aku lakuin ke kamu!!'
'Aku gak mau kayak gini.Aku gak mau dianggap hina,aku memang numpang tapi gak sepantasnya Gara perlakuin aku kayak w************n gini.Apa aku lebih baik mati dan nyusul ibu aja.'Dera Rosa ditengah keputus asaaannya.
Milik Gara semakin tegang dan mengeras di bawah sana,Gara lalu membuka kancing celananya.
"CLEKK."Kancing jeans Gara sudah terbuka,milik Gara yang mengerasa juga sudah terasa oleh Rosa dan membuat Rosa semakin takut.
"Mama."Seru Rosa sambil memejamkan mata menahan takut.Ia teringat wajah ibunya yang sudah tiada saat di rumah sakit.
Gara lalu tercengang,dengan rembesan air mata,bibir Rosa bergetar memanggil nama ibunya.
Seketika hasratnya buyar,bibir Rosa juga semakin berbegetar dan air matanya semakin deras menderai membasi wajah dan rembes hingga ke seprai tempat tidur Gara.
'Kenapa aku malah gak tega dan gak bisa ngelanjutin ini?Kenapa aku malah kasihan.'Gara lalu sedih dan goyah.
Gara lalu bangun,Rosa seketika membuka matanya dan melihat Gara sudah duduk dan tidak melanjutkan aksinya.
Rosa lekas mengambil kesempatan itu untuk bangun,Rosa dengan tubuh yang masih gemetar mencoba bangun dan bangkit.
Saat ia baru melangkah 2 langkah dengan penuh rasa trauma akibat ulah Gara tadi.Gara melirik Rosa dan melakukan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"GRABBB."Gara menarik satu tangan Rosa membuat Rosa berbalik dan "BRUKKK" Gara memeluk Rosa dan mendekapkan Rosa didadanya.
"Maaf."Tercetus kata terlarang Gara untuk Rosa saat itu juga.
Rosa berdebar dan air matanya mengalir deras kembali,ia tidak bisa berkata apa apa.
Gara dengan lembut dan perhatian merangkul kepala belakang Rosa penuh kasih sayang.Seakan ia benar benar merasa bersalah pada gadis yatim piatu itu.
Gara tidak mengikuti ego dihatinya yang mencemooh tingkah dan belas kasihnya pada Rosa dengan rasa kemanusiaan itu.
Gara dengan mata sendu,hidung mancung bak pangeran arab,mata bulat besar dengan bulu mata panjang,alis tebal dan rahang tegas dan bibir seksi tidak terlalu tebal itu memeluk Rosa sekuat hatinya seakan merasakan kesedihan Rosa.
Gara mengintip sedikit wajah Rosa dari samping,di perhatikannya seksama wajah itu.'Telinganya tipis,rambut di pelipisnya halus dan lembut,bibirnya tipis,dagunya ngegemesin,bulu matanya lentik,hidungnya gak begitu mancung tapi sesuai dengan perawakan wajahnya,ada tahi lalat di bawah mata kanannya.Kulitnya lembab dan putih banget.Kenapa kamu jadi cantik banget sekarang.Kamu yang dulu kurus,semeraut,dekil dan buat aku pengen nyiksa kamu terus,sekarang malah buat aku gak tega dan kayak gini sama kamu.Apa ini karama karena dulu aku suka jahatin kamu dan benci sama kamu?'Gara memerhatikan seksama gadis yang ia peluk itu,Gara memeluk Rosa hingga Rosa tenang dan tidak menangis lagi.
***
Malam harinya,Rosa merenung dikamarnya,ia memikirkan bagaimana pelukan hangat dari Gara tadi.'Bang Gara jahat aku takut,bang Gara baik aku jadi bingung.Sebenarnya apa yang dia rasain ke aku?'
Rosa dengan baju tidur panda bewarna pink itu lalu keluar dan menyiapkan makan malam.Pembantu rumah tangga belum begitu pandai dengan selera keluarga itu sehingga Rosa harus turun tangan.
Rosa memasak bihun kuah spesial kegemaran Gara dan Gita.
Gara menatap canggung pada Rosa yang sedang menata meja makan.Ia mencoba pura pura asik pada ponselnya tapi sesekali melirik Rosa.
"Wahh,bihun kuah,Rosa memang the best."Puji Gita senang melihat makanan yang dihidangkan.
"Iya,makan yang banyak ya."Gita sudah selesai menata meja makan.
"Kamu nggak makan?"Tanya Gita pada Rosa yang tidak duduk dan ikut makan.
"Nggak,aku lagi gak enak perut nih.Kamu makan aja sama bang Gara,aku mau istirahat sama ngerja tugas aja."Kilah Rosa yang tidak nyaman berada di meja makan itu karena Gara.
"Udah,si babu gak usah di peduliin.Biar aja dia laper,mampus situ."Gara pura pura galak lagi agar Gita tidak curiga apapun.
Rona wajah Rosa hanya bersedih lalu berbalik dan berjalan menuju kamarnya.
"Abang,jahat banget mulutnya.Kasihan kan Rosa."Tegur Gita pada abangnya.
"Emang abang peduli sama dia?Biarian aja,kita habisin jangan sisain dia."Gara tersenyum senang.
Gita hanya bisa mengelus d**a pada ulah abangnya.