Ep.3

1177 Kata
"Kamu sih!!Jahat banget mulutnya!"Lagi lagi Gara mengamuk pada Roger. "Gini aja kamu terus,nyalahin orang terus.Salah kamu nyuruh aku jadi pacar bayaran dia!"Roger juga lalu marah karena terpancing emosi.Ia pergi meninggalkan wajah Gara dengan wajah masam. "ASHHHHHHH!!!"Teriak Gara sambil menjambak rambutnya. Rosa melihat Gita yang berlari sambil menangis.Tidak lama,ia juga bertemu Roger lagi. Roger yang sedang kesal hanya memberi senyum pada Rosa sekilas lalu pergi.Ia tidak ingin Gara memergokinya sehingga curiga pada Rosa.Rosa akan semakin runyam jika di tangan Gara. "Ada apa ya?"Tanya Rosa bingung dengan apa yang terjadi di rumah ini. "BABU!!!!SINI!!!"Panggil Gara keras dan lantang karena ayahnya masih di kantor dan tidak akan tahu tentang perlakukannya pada Rosa. "Iya."Firasat Rosa sudah buruk dan kacau dengan panggilan Gara itu. Rosa lalu masuk ke kamar Gara. "Ada apa bang?"Tanya Rosa takut. "BRAK."Gara menutup pintu kamar itu lalu meraih dan mencengkram leher Rosa. Tubuh Rosa di dorongnya hingga bersandar di balik pintu. "Akhhh."Rosa ketakutan dan sesak karena setengah di cekik itu,nafasnya terasa sengal."Aku salah apa bang?" "Kamu itu tempat buat aku lampiasin marah dan kesal!!!Kamu lupa kalau kamu sasak tinju aku!!Aku lagi kesal dan udah lama gak lampiasin ke kamu!!Kamu senang jadi idola di sekolah?Banyak yang suka?Iya?Terus Gita kayak kotoran gitu disamping kamu?Kayak bayangan gak di anggap padahal karena dia kamu bisa sekolah dan hidup!Kalau nggak karena dia,udah lama aku matiin atau telantarin kamu dihutan!!Kamu gak boleh punya pacar kalau Gita belum punya pacar!!Jangan mimpi juga aku biarin kamu bahagia kecuali kamu udah bosan tinggal di rumah ini dan minta di usir!"Gara menerkam Rosa dengan mata marahnya. Rosa diam dan tidak menjawab,air matanya jatuh membasahi tangan Gara yang mencengkram lehernya.Matanya berlinang air matanya menatap Gara namun bukan untuk menantang atau melawan. "Sebenci itu abang sama Rosa?Rosa bahkan gak pernah berani bermimpi buat pacaran.Rosa juga ngerasa gak pantas dicintai.Rosa tahu Rosa cuma pembawa sial buat siapapun yang sayang sama Rosa.Rosa juga udah jera kehilangan bapak dan ibu Rosa.Rosa juga gak berani jatuh cinta karena takut kehilangan.Tapi Rosa gak benci sama abang atau tante Dona.Tante dan Abang benci sama Rosa jadi Rosa gak akan kehilangan kalian.Rosa senang dan terima kasih karena kalian tetap mau biarin Rosa tinggal disini dan gak terlunta lunta dijalanan."Balas Rosa dengan kebaikan. Cengkraman Gara lalu melemah.Tiba tiba Gara melepas tangannya.Namun ia lalu memegang wajah Rosa dengan kedua tangannya dan… "SLAAPPPP."Gara mencium bibir Rosa yang sedang berlinang air mata itu. "EMhhhhh."Rosa kaget.Ia lalu reflek dan mendorong Gara. "BRUKKKK."Tubuh Gara terdorong dan Rosa segera keluar dari kamar itu dengan perasaan takut dan tubuh gemetaran. Gara baru sadar kalau tadi ia sudah mencium Rosa."Apa!!!Aku tadi nyium dia!!Kenapa!!!Kenapa aku malah nyium si babu itu coba!!Gara!!!Kamu kok dah begok,t***l,b******k lagi!!Rendahan banget bibir seksi kamu nyium makhluk rendahan dan begok itu!!!"Gara semakin kesal dan mengamuk membanting barang dihadapannya. Namun ia juga tidak bisa memungkiri jika Rosa yang dulu begitu ia benci mengalihkan perhatiannya sejak ia dewasa dan tumbuh menjadi gadis yang cantik. **** Rosa menyapu bibirnya dengan tangan dan masuk kekamarnya. "Kenapa Gara malah lecehin aku?Apa perbuatan aku salah besar sampai dia kayak tadi?"Rosa sedih karena tindakan Gara yang sudah kelewatan tadi.Ia tidak menyangka jika Gara akan berani melakukan hal itu. Gita juga sama sedihnya karena sudah dipermalukan didepan Roger karena ulah abangnya sendiri.Gita menangis sambil berbaring di atas bantalnya. "Kenapa gak ada yang ngertiin aku?Kenapa gak ada yang tulus sama aku?Kenapa cowok cowok cuma mandang fisik aja?"Gita meraung menangisi nasibnya yang menjadi itik buruk rupa walau memiliki kekayaan melimpah.Bahkan ibunya sering kali hanya membanggakan Gara dan hanya membawa Gara kesana kemari karena Gara tampan. Walau ibunya sayang padanya,hanya saja kesenjangan karena masalah wajah itu sangat terasa.Mungkin itulah alasan ibunya mau dengan ayahnya,bukan karena wajah namun karena kekakayaan.Sama dengan dirinya yang terkadang hanya dimanfaatkan teman temannya hanya karena berduit,hanya Rosa yang tulus berada bersamanya.Gita sangat takut kelak akan menjadi perawan tua.Namun ayahnya selalu meyakinkannya jika tidak semua pria memandang dari wajah,tapi akan ada pria spesial yang memandangnya dari kecantikan hati.Itulah yang Gita coba pegang walau sulit dan belum membuahkan hasil. *** Esok harinya,saat sarapan Gara tidak tenang karena akan bertemu Rosa.Rosa juga diam diam saat menyantap sarapan roti panggang itu. "Anak anak,besok papa dan mama bakalan ke Lombok sekitar 2 bulan.Papa ada tugas di sana dan gula darah papa juga lagi gak baik,jadi mama kamu harus ngontrol makanan papa.Kalian baik baik ya dirumah."Itulah pengumuman Andika pada anak anaknya juga Rosa. "Iya,mama kan kasihan juga sama papa mana papa udah beliin tas Hermes 650 juta yang mama mau.Karena udah di sogok jadi mama ikut deh.Maaf ya anak anakku,kalian mandiri dulu,mama mau sekalian bulan madu sama papa.Toh di rumah ini akan ada pembantu dan tukang numpang yang bisa disuruh suruh tuh."Dona jelas menyindir Rosa. "Ma,gak boleh gitu."Andika lekas menegur isterinya yang membuat Rosa sedih. Tapi Dona tidak peduli dan senang senang saja membuat Rosa sedih. "Gara,kamu udah masuk kampus juga kan hari ini?"Tanya ayah Gara. "Iya pa,mobil mercynya benar buat aku kan." "Iya,hadiah buat kamu udah balik ke Indo lagi.Pakai aja,tapi jangan bawak bawak cewek ya."Canda Andika. "Boleh dong pa,aku kan udah besar.Wajar la pacaran."Sanggah Gara."Gita,abang antar ya."Gara berusaha mendapat maaf dari Gita. "Iya bang."Sahut Gita yang sadar jika abangnya sebenarnya berniat baik padanya.Hanya saja kemarin ia terlanjur marah dan sakit hati. "Nah gitu dong,baru adek abang."Gara senang karena Gita tidak marah lagi. Rosa akhirnya pergi sekolah sendiri seperti biasa.Gita berjalan kaki sambil menunggu angkot di tepi jalan. Gara membawa Gita dengan mobil barunya. "Bang,kok gak mau ajak Rosa?"Tanya Gita saat Gara hanya melintasi Rosa dengan mobil barunya. "Gita,memang kamu gak tahu juga ya dari dulu kan abang benci sama dia.Sayang banget mobil mewah gini buat bawa si babu.Biar aja dia naik angkot yang selevel sama dia."Sahut Gara angkuh dengan mobil barunya itu. "Jangan jahat mulu bang,ntar abang jatuh cinta lagi."Canda Gita sambil tertawa. Gara lalu menegang dan ingat lagi saat ia mencium Rosa kemarin.'Gak banget ih!!!'Gara berusaha menyangkal ingatannya itu. *** "BRUMM."Seorang pemotor lewat dan berhenti di samping Rosa. "Hai cantik."Seru Roger yang menatap Rosa. "Bang Roger,"Rosa senang melihat kehadiran Roger yang tampan itu. "Naik yuk,abang antarin."Tawar Roger. "Tapi bang."Rosa malu malu dan tidak enak. "SLAAPP."Roger menarik tangan Rosa."Udah naik aja,gak boleh nolak rezeki." Mau tidak mau Rosa naik dan di antar oleh Roger.Rosa sangat malu dan tidak enak.Pertama kalinya ia di bonceng oleh pria. Namun Roger sangat senang bisa membawa gadis incarannya itu.Ia sangat dimabuk asmara sejak melihat Rosa waktu itu. Rosa sampai ke sekolah lebih dulu dan berterima kasih pada Roger. "Makasih ya bang." "Iya,kalau gitu minta no wanya dong."Modus Roger. Rosa diam sejenak,karena sudah merepotkan ia pun tidak sampai hati menolak karena itu ia memberi nomer ponselnya. "Rosa,jangan bilang Gara atau Gita ya aku anterin kamu dan minta no wa kamu." "Kenapa bang?"Tanya Rosa bingung. "Tuh si Gara,masa mau nyuruh aku jadi pacar bayaran buat si Gita.Aku nolak lah,udah gitu si Gita pakai acara nguping dan tahu lagi.Jadi mewek bombay deh dia,kena deh akunya.Dimarahin Gara,di anggap jelek Gita lagi.Padahal yang aku suka kan kamu."Roger malah keceplosan jauh tentang perasaannya pada Rosa. Rosa tersentak kaget lalu memutuskan pergi."Rosa kedalam dulu ya bang."Ujar Rosa melarikan diri. "Eh,Rosa…."Roger hanya memanggil dan tetap di motornya."Pakai acara keceplosan sih,takut deh tu si Rosa."Roger lalu kesal sendiri karena mulutnya yang kelewat bicara. "Jadi karena itu Gita kemaren nangis?"Rosa ingat jika ia melihat Gita menangis kemarin.Ia lalu merasa kasihan pada Gita yang perasaannya terluka.Tapi Rosa juga kepikiran pada Roger yang berkata soal perasaan suka padanya tadi. 'Nggak,aku gak boleh mikirin soal cowok sementara Gita aja sedih karena soal cowok.Aku akan terus jadi sahabat dia dan nemanin dia.'Rosa tidak ingin terpengaruh soal pria rupanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN