"Karena aku tidak butuh dibela, kau tentu tahu kalau aku bukan sekedar jalang, tapi aku seorang harlot. Pria manapun yang menawarkan kesenangan ataupun harta berlimpah, pasti akan aku layani." Sahut Palloma tanpa menoleh sedikitpun.
"Aku juga menawarkan mu kesenangan dan harta berlimpah, tapi kau terus menolaknya. Kenapa?" Ucap Jose masih butuh penjelasan.
****
Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Palloma.
"Kenapa? Aku bahkan juga bisa menawarkan sebuah pernikahan padamu, tapi kenapa kau terus menghindari aku? Kenapa kau terus menolakku?" Tanya Jose sungguh terdengar miris di telinga Palloma dan siapapun yang mungkin mendengarkannya.
Palloma berbalik badan dan menatap pada Jose yang kini memasang wajah berharap dan memohon padanya.
"Kenapa? Kenapa kau memilih aku? Kenapa bukan Abigail atau jalang yang lainnya? Kenapa dokter Jose Romanof yang baik hati?" Palloma balik bertanya seolah menantang pertanyaan Jose tadi.
"Karena aku.."
"Karena kau hanya penasaran saja padaku! Karena kau hanya ingin menang dariku! Karena kau hanya ingin sebuah kebanggaan seperti pria lainnya yang mampu menikmati tubuhku! Karena kau takut diremehkan oleh warga kota ini jika kau tidak berhasil tidur denganku! Karena semua itu, kau sungguh gila! Kau egois! Kau ternyata tidak berbeda dengan pria lainnya!" Palloma langsung menyela ucapan Jose.
"Tidak! Aku.... Ya! Memang awalnya itu semua adalah alasanku! Tapi setelah aku mencari semakin banyak berita tentangmu dan hidupmu, aku berubah pikiran, bahkan hatiku dan mataku pun memandangmu berbeda! Aku menyukaimu! Bahkan aku mencintaimu!" Ungkap Jose mengakui segala perasaannya selama ini.
Palloma kembali membeku untuk kesekian kalinya pada malam ini. Palloma diam menatap Jose, menyelidik ke dalam bola mata pria itu. Ucapannya terdengar tulus, tapi Palloma tak bisa membaca arti tatapan mata Jose padanya.
Palloma akhirnya berjalan maju menghampir Jose.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Palloma saat sudah berdiri di hadapan Jose.
"Selain wajahku yang masih nyeri, segalanya sudah lebih baik." Sahut Jose
"Baiklah, sebagai rasa terima kasihku padamu, aku akan menemanimu tidur malam ini, kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan selama ini terhadapku. Setelah malam ini, berhentilah mengejarku dan mencariku!" Ucap Palloma.
"Tidak. Bukan ini yang kuinginkan. Pall, aku memang menginginkan tubuhmu, aku memang ingin kau selalu berada di atas tempat tidurku tiap malam, tapi bukan seperti ini caranya. Aku mencintaimu Palloma, sungguh aku mencintaimu. Aku bisa memberimu hidup yang layak jauh lebih layak dari hidupmu saat ini. Pall, aku...." Sahut Jose dan kembali disela oleh Palloma.
"Kalau begitu, lebih baik aku pergi. Jangan pernah datang lagi ke club! Berhentilah mencariku! Dan buang segala pikiran gilamu itu!" Ucap Palloma menyela ucapan Jose yang terdengar sangat tidak masuk akal di telinga Palloma.
Palloma kembali berbalik dan berjalan ke arah pintu, meninggalkan Jose tanpa peduli sedikitpun betapa patahnya hati Jose saat ini di tolak sekaligus dilarang untuk menemuinya lagi.
Palloma berjalan pulang ke rumahnya dengan langkah berat. Palloma sungguh tak mengerti apa alasan Jose sampai mengatakan semua itu? Bahkan Jose terdengar sangat tulus saat mengatakannya tadi.
"Kenapa dia harus berpikir segila itu? Apa alasannya memilihku? Kenapa aku? Sungguh aku tak pernah tahu bagaimana cara mencintai seseorang. Aku bahkan tak tahu apa itu cinta dan bagaimana cinta itu? Seperti apa cinta itu? Darimana asal cinta itu? Apalagi Pernikahan... Huuuuft.. Bagaimana mungkin dia akan menikahi aku seorang harlot ini? Dia seorang dokter terkenal di kota ini, bahkan dia kepala klinik di kota ini. Dia pasti terlalu banyak tekanan di kota ini, hingga menjadi gila."
Pikiran Palloma terus mencari jawaban atas ucapan pernyataan cinta Jose tadi.
"Ah! Benar! Dia pasti ingin menikahiku supaya para wanita itu berhenti mengejar dirinya. Ya! Pasti itu alasannya!"
Pikir Palloma lagi, lalu menghela napas berat.
Palloma masuk ke dalam rumahnya dan di pikirannya masih terus terlintas ucapan Jose tadi. Bahkan setelah mencuci mukanya dan membersihkan diri, Palloma membaringkan tubuh dan ingin terlelap, namun wajah serius Jose saat mengatakan cinta itu terus terlintas dan menggaung di telinganya.
"Aku mencintaimu Palloma, sungguh aku mencintaimu." Ucapan Jose itu terus berkali-kali terdengar jelas di telinganya.
Palloma sungguh tak tahu bagaimana caranya mengusir suara Jose itu dari ingatannya. Palloma akhirnya berdiri dan menyalakan sebuah film bergenre dewasa dan vulgar, lalu mengambil dildo nya dan memilih untuk mencari kesenangan dan kenikmatan seks malam ini, dibanding harus memikirkan ucapa. Jose tadi secara terus menerus.
Palloma berpikir setelah mencapai beberapa klimaks nanti, dirinya pasti akan bisa tertidur.
Sekali lagi Palloma salah perkiraan, bukannya lupa, tapi pikiran Palloma saat ini justru sedang membayangkan bahwa pria dalam video itu adalah Jose. Bahkan saat dia merasakan getaran dildo di tubuh polosnya itu, dia merasa bahwa itu adalah jari-jari Jose sedang menyentuh dirinya.
"Aahh gila! Sungguh ini gilaaaa..... aaahhh.... tangannya sungguh nikmat.... Senikmat inikah tangan kekarnya jika menyentuhku?" Racau Palloma sambil memutar-mutar dildo itu di pucuk dadanya.
Palloma sungguh ingin lebih dari ini, dia pun mengeluarkan satu lagi koleksi dildonya lalu melunasinya dengan lotion khusus, lalu memasangkannya di dalam lobang intinya. Tangan sebelahnya memainkan dildo yang satu lagi di seluruh bagian sensitifnya yang lain, lalu tangan satunya lagi mengendalikan aplikasi remote dildo di ponselnya.
Semakin lama semakin b*******h, terus dan masih terus, Palloma seolah tak ingin berhenti. Pikirannya semakin menggila memainkan kedua dildo nya. Klimaks dari o*****e yang dia dapatkan berkali-kali sejak tadi, seolah tak ingin dia hentikan. Bayangan Jose mencumbu tubuhnya, mencium bagian-bagian sensitifnya, terus membuat Palloma naik kembali gairahnya.
Palloma pada akhirnya menjadi sangat lelah di klimaks yang entah keberapa kalinya. Palloma bersyukur dia langsung menjadi mengantuk seketika dan segera terlelap dengan tubuh polosnya, dia hanya mampu menarik selimut untuk menutup dirinya lalu tertidur.
****
Jose bangun pagi ini dengan lesu, semalam pernyataan cintanya sangat jelas ditolak oleh Palloma padahal segala tawaran telah dia coba untuk berikan pada Palloma, namun wanita itu tetap pergi.
Jose tetap bertanggung jawab terhadap profesinya di kota ini, meski hatinya sedang patah dan lesu, tapi dia harus tetap profesional melayani warga yang datang ke klinik dan membutuhkan pertolongannya.
Palloma pun juga melakukan pekerjaannya seperti biasa ke rumah Tuan Jack, memuaskan ayah Jack dan juga mencuci semua pakaian kotor, sekaligus membantu pelayan lain membersihkan ruangan di rumah mewah dan luas itu.
"Pall, kemarilah!" Seru Tuan Jack memanggil Palloma yang sedang membersihkan taman belakang.
Palloma segera mencuci tangannya dan berlari mendatangi tuan Jack yang sedang menunggunya di ruang tengah.
"Iya Tuan." Salam Palloma dengan menunduk cemas.
"Kekacauan apa yang kau lakukan semalam di club? Siapa pria itu?" Tanya Tuan Jack.
"Maafkan saya Tuan, saya hanya sedang tidak ingin melayani siapapun, lalu ada Anthony yang memaksa saya... Saya sudah berusaha menolak dengan baik, tapi dia terus memaksa dan mulai kasar pada saya." jawab Palloma.
"Lalu siapa pria yang membelamu?" Tanya Tuan Jack lagi.
"Dia kepala klinik yang baru, dokter Jose Romanof." Jawab Palloma dengan sangat cemas. Ya, Palloma sangat cemas, karena salah bicara bisa berakibat fatal pada dokter Jose.
"Dia kekasihmu?" Tanya Tuan Jack terus menatap Palloma.
"Bukan! Dia bukan kekasih saya! Saya hanya ikut membantu Carlos menolongnya karena saya tidak ingin ada yang meninggal di club, karena itu akan menyulitkan anda." Jawab Palloma.
"Kau yakin?" Desak Tuan Jack
"Iya Tuan." Jawab Palloma lagi.
"Baiklah, aku percaya padamu. Ingat! Jika kau sedang tak ingin melayani pelangganku, sebaiknya kau tidak datang ke club, kau bisa menurunkan nilai lebih dari club ku. Kau mengerti?" Ucap Tuan Jack.
"Baik Tuan. Terima kasih atas kepercayaan anda." Sahut Palloma.
"Kembali lah bekerja, ini bonus untukmu karena kau selalu melayani pria tua gila itu." Ucap Tuan Jack sambil melemparkan setumpuk uang ke hadapan Palloma.
Palloma pun mengucapkan terima kasih sambil memunguti uang-uang yang berserakan di lantai hadapannya, lalu pergi kembali ke taman belakang.
Tuan Jack segera menghubungi seseorang.
"Sherif, bantu aku menyelidiki latar belakang kepala klinik yang baru itu?! Cari tahu semuanya tentang dia dan Palloma! Jangan sampai ada yang terlewat!"
"Baik Tuan Jack, segera saya laksanakan."
Jack segera mengakhiri panggilan dan kembali menyesap cerutunya sambil menatap curiga pada Palloma yang sedang menyapu taman belakang.
*****