bc

MEREKA ADA di SINI

book_age16+
2
IKUTI
1K
BACA
tragedy
comedy
another world
friendship
soul-swap
whodunnit
horror
school
spiritual
friends with benefits
like
intro-logo
Uraian

Kalian percaya dengan keberadaan makhluk halus? Hantu atau semacamnya? Kalau aku pribadi sih, antara percaya dan tidak. Terus, juga tentang seseorang yang memiliki khodam. Apakah kalian percaya bahwa itu benar-benar nyata? Aku pun awalnya tidak percaya akan hal-hal itu, hal-hal ghaib disekitar kita. Tapi setelah kejadian itu, kejadian yang telah membuat hidupku berubah. Titik dimana aku melihat dunia lain. Titik dimana aku melihat entitas-entitas dari dunia lain.

Aku yang terlahir tanpa kemampuan khusus, sempat tak percaya dengan perubahan pada tubuhku ini. Sampai-sampai orang lain mengira bahwa aku mengalami gangguan jiwa. Bahkan orang tuaku sendiri pun mengira seperti itu. Hingga pada akhirnya, mereka paham tentang apa yang aku alami. Apa yang terjadi pada diriku ini.

Penasaran dengan kelanjutan kisah hidupku? Dengan entitas dari dunia lain itu? Apakah mereka sepenuhnya jahat? Ataukah mereka ada yang baik? Atau mungkin mereka ingin meminta tolong?

chap-preview
Pratinjau gratis
PROLOG
"Hah!!! Hah!!! Hah!!!" ucap Alea menarik nafas karena dia habis berlari meninggalkan seseorang. Bukan seseorang, lebih tepatnya sesosok makhluk. "Hai!!!" sapaan yang tiba-tiba terdengar di telinga Alea pun berhasil mengejutkannya. "Aaaawwwww!!!!" teriak Alea seketika karena terkejut. "Kamu kenapa?" tanya sosok misterius itu tiba-tiba. "Hah!!! Hah!!! Hah!!!" Alea masih mencoba mengatur nafasnya. Dia masih terengah-engah karena berlari cukup jauh. Setelah dirasa nafasnya sudah mulai teratur, dia mulai meneliti, melihat inci demi inci tubuh sosok misterius didepannya itu. 'Kenapa dia selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi sih?' gerutu Alea dalam hati. "Al, bener-bener ya lu. Masa kita-kita lu tinggal sih," gerutu seorang sahabat Alea. Namanya Mila, Mila Kamaratih. "Sorry, sorry guys. Gue tadi langsung pergi ninggalin kalian karena ada sesuatu," jawab Alea merasa bersalah. "Maafin gue ya," ucap Alea sambil memohon. "Lu itu ya. Kalau bukan termasuk anggota geng ini, udah gue jitak kepala lu," marah Mila. "Udah lah Mil. Kayak lu nggak tahu aja sih, gimana sahabat kita yang satu ini. Kan nggak sekali, dua kali Alea tiba-tiba lari ninggalin kita bertiga" ucap Mira menengahi. "Lu itu udah temenan sama Alea berapa tahun sih? Kok nggak paham-paham sama nih anak," tambah Mira. "Bukannya gue nggak paham sama sikap absurd nih anak yang tiba-tiba ngilang nggak jelas entah kemana. Tapi bisa nggak sih, sekali aja dia pamit dulu kalau mau ngilang. Biar kita nggak bingung cariin dia," gerutu Mila. "Udah lah Mil, Mir. Lebih baik kita pulang aja yuk. Nggak usah lah perdebatin ini lagi. Kasihan tuh si Alea. Masih ngos-ngosan gitu, udah lu marahin aja Mil," bela Keumala. "Oke deh. Gue ngalah kali ini. Dua lawan satu ya jelas gue kalah lah," kesal Mila karena Keumala dan Mira lebih membela Alea dibandingkan dengan dirinya. Keempat remaja SMA itu pun mulai melanjutkan perjalanan mereka menuju ke rumah Alea yang tak jauh dari tempat mereka terakhir berhenti. Ketiga sepeda motor pun dimasukan kedalam halaman rumah Alea supaya lebih aman. Setelahnya mereka berempat menuju ke dalam rumah Alea. "Mama!!! Alea pulang Ma!!!" teriak Alea kencang. Dia seperti orang yang terlihat baik-baik saja dan masih ceria. Padahal baru beberapa menit yang lalu, dia sedang kelelahan karena ketemu oleh sesosok makhluk yang berhasil membuatnya terkejut lalu panik. "Untung ya, motor lu tadi dibawa Keumala. Kalau nggak, nggak tahu deh gue," gerutu Mila kepada Alea. "Ya sorry lah guys. Kalian kan tahu sendiri, gimana gue," ucap Alea masih menyesal. "Udah lah udah. Kita pulang aja sekarang. Udah hampir jam 3 juga, keburu malam nanti," ucap Keumala menengahi perdebatan antara Alea dan Mila. "Loh kok buru-buru amat sih Mal? Itu baru dibuatin sesuatu sama Mama," tanya Alea bingung. "Udah sore Al. Nanti kalau mampir dulu kita-kita pulangnya bisa kemalaman," jawab Keumala. "Ya udah lah. Gue panggil Mama dulu ya. Kalian bertiga tunggu disini sebentar," ucap Alea sambil berlalu masuk kedalam rumah. "Mir, lo kenapa?" tanya Mila karena bingung, dari tadi sahabatnya itu hanya terdiam. "Gue?" tanya Mira sambil menunjuk pada dirinya sendiri. "Iya elo lah. Siapa lagi kalau bukan Lo Miranda Saputri?" jawab Mila sinis. "Iya nih Mir. Lo kenapa sih? Sejak habis kejadian tadi lo diam terus. Lo mikirin apa sih?" tanya Keumala. "Ehmmm.... Gue... Sebenarnya gue itu..." belum sempat Miranda melanjutkan kalimatnya, Alea sudah keluar rumah bersama sang mama. "Sorry guys, gue kelamaan," ucap Alea kepada ketiga sahabatnya itu. "Ma, ini Miranda, Mila sama Keumala mau langsung pamitan pulang," ucap Alea kepada mamanya. "Loh kok buru-buru kenapa sayang?" tanya Mamanya Alea kepada ketiga sahabat Alea. "Keburu malam Tante. Ini juga udah hampir jam 3 nanti kalau mampir dulu terus ngobrol sama Alea malah jadi lupa waktu Tante," terang Mila. "Ya kalau nggak, masuk dulu aja. Istirahat dulu sebentar, Tante buatkan minuman dingin. Mau nggak?" tawar Mamanya Alea. "Nggak usah Tante. Terimakasih. Kami langsung pulang aja Tante," jawab Miranda. "Ya sudah, kalau gitu sebentar ya, Tante ada sesuatu untuk kalian," ucap Mamanya Alea sambil berlalu menuju kedalam rumah lagi. Ketiga sahabat Alea menatapnya penuh tanda tanya. Yang ditatap hanya menggelengkan kepala sambil mengendikan bahu. Mereka berempat sama-sama bingung dengan apa yang akan Mamanya Alea bawa keluar. Setelah sekian lamanya menunggu. Ya, kurang lebih sekitar 10 sampai 15 menit lah, mungkin. Mamanya Alea pun keluar dengan membawa 3 buah paper bag "Itu apa Ma?" tanya Alea penasaran. "Sesuatu buat teman-teman kamu sayang," jawab Mamanya Alea sambil tertawa kecil. "Lah buat Alea mana Ma?" tanya Alea penasaran. "Kamu nggak usah ya sayang. Ini buat teman-teman kamu aja ya," ucap Mamanya Alea sambil tersenyum melihat anak gadisnya yang cemberut itu. "I..ih Mama gitu," gerutu Alea. "Itu loh punyamu ada di dalam rumah. Nanti buka aja sendiri sana," jawab Mamanya Alea yang berhasil membuat semua orang yang ada disitu tertawa. "Ini buat kalian ya," ucap Mamanya Alea sambil memberikan satu persatu paper bag kepada ketiga sahabat anaknya itu. "Ini apa ya Tante?" tanya Mila yang tak kalah penasaran dengan Alea. "Itu sesuatu untuk kalian," jawab Mamanya Alea. Saat Miranda dan Mila ingin membuka paper bag tersebut, seketika ucapan Mamanya Alea menghentikan kekepoan mereka. "Nanti saja bukanya. Saat kalian udah sampai dirumah," ucap Mamanya Alea Mereka bertiga pun mengangguk patuh lalu mengucapkan terimakasih telah diberikan sesuatu oleh mama dari seorang sahabat mereka itu. Keumala lalu melihat kearah jam tangan mungil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ternyata jarum jam sudah menunjukan pukul 4.15 sore. Ternyata mereka sudah berdiam diri duduk di sofa yang berada di teras rumah Alea selama lebih dari satu jam. Akhirnya tanpa berbasa-basi lagi Keumala, Miranda dan Mila pun berpamitan kepada Alea dan Mamanya. Setelah berpamitan ketiganya pun langsung mengambil sepeda motor masing-masing dan pulang menuju kerumah mereka. Miranda dan Mila yang letak rumahnya bersebelahan pun selalu pulang pergi kemanapun bersama, berboncengan dengan menggunakan sepeda motor. Kadang menggunakan sepeda motor Miranda, kadang pula milik Mila. Sedangkan, Keumala mengendarai sepeda motornya sendirian karena berbeda arah pulang dengan yang dilewati oleh kedua sahabatnya yang lain. Sesaat setelah kepulangan ketiga sahabat Alea, Papa Alea pun sampai dirumah. "Tadi siapa Ma?" tanya Papanya Alea kepada Mamanya Alea. "Papa melihat mereka keluar dari sini?" tanya Mamanya Alea, Bu Rumi. "Ya lihat lah Ma. Mereka keluar rumah ini saat Papa udah sampai di depan rumah Pak Renold," ucap Pak Ardi. Rumah Pak Renold itu berjarak tiga rumah dari rumah yang ditempati keluarga Alea. Jadi kalau ada yang keluar masuk dari rumah Alea, pasti akan mengetahuinya. "Oh begitu ya Pa. Itu tadi teman-temannya Alea," jawab Bu Rumi. "Oh, begitu. Lalu Aleanya mana? Tadi Papa nggak lihat kalau Alea pergi bersama mereka," tanya Pak Ardi kebingungan. "Alea ada di dalam Pa. Sepertinya sangat kelelahan. Jadi tadi setelah teman-temannya pulang, dia langsung masuk kerumah. Mungkin langsung naik ke kamarnya," terang Bu Rumi. "Lalu, Andin dan Rio mana Ma?" tanya Pak Ardi lagi. "Mereka belum pulang Pa. Mungkin masih ada keperluan," jawab Bu Rumi. Bu Rumi dan Pak Ardi pun masuk kedalam rumah, lalu Pak Ardi masuk kedalam kamar mereka untuk mengistirahatkan diri, barang hanya sebentar. Sedangkan Bu Rumi, berlalu kedapur, membuatkan minuman hangat untuk Pak Ardi, suaminya. Setelah dirasa lelah serta keringat Pak Ardi mulai menghilang. Beliau pun menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Begitu pula Alea, setelah masuk kedalam kamarnya yang terletak dilantai 2 rumahnya. Dia langsung mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat Bu Rumi sedang memasak untuk menyiapkan makan malam bagi keluarganya tiba-tiba terdengar panggilan yang berasal dari pintu masuk. Bersambung...

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook