4
343 Kata
Matahari mulai terbenam, namun Vanya baru beranjak mengumpulkan tugas.Dengan bersenandung kecil, ia melagkah.
" Harusnya dapat nilai gede nih." batin Vanya bangga. sambil menyeberang jalan.
Disisi lain terdapat seseorang yang sejak awal mengintai Vanya dan berniat mencelakainya.
" VANYA AWASS ! "
" BBBRRRAKK" Seketika pandangan Vanya memudar
" Mas tolong panggil ambulas. " Pinta Zio sambil merobek kemejanya untuk menghentikan pendarahan yang dialami Putri.
FLASBACK ON
" Zo, lihat deh.. kok orang itu dari tadi siang nggak pergi - pergi ? mencurigakan banget." Kata Azka
" Mungkin ada urusan." jawab Zio singkat, namun diam diam ia menghafalkan plat motor orang itu.
Zio dan Azka pun pergi, namun belum sempat pergi jauh, mereka mendengar teriakan yang memekakan telinga.
" VANYA AWASSS ! " teriak Putri sambil mendorong Vanya.
Vanya terdorong hingga membentur pembatas jalan, sedangkan Putri tertabrak hingga badannya terpental dan darah yang terus mengalir dari kepalanya.
Zio yang melihat kejadian itu, tak bergeming. ia begitu terkejut.
" Zo, tolongin itu. " Kata Azka yang menyadarkan Zio
FLASHBACK OFF
Tak lama ambulas datang bersamaan dengan datangnya Dio.
" Gimana keadaan Putri Zo ?" Tanyanya panik
" tenanglah, dia baik - baik saja. "
@@@
Selesai memberi keterangan pada Polisi, Zio pun bergegas menuju ruang rawat Vanya. Tak dipungkiri bahwa Zio mengkhawatirkan Vanya.
Digenggam erat tangan Vanya sambil merapalkan doa.
" Van, lo kok nggak sadar - sadar sih ? " Ucap Zio
" Ceklek" suara pintu dibuka
" Zio, dimana keluarga Vanya ?" Tanya dokter Bara
" Masih balam perjalanan Dok, ada yang bisa saya bantu ?" Tanya Zio lagi, pasalnya Zio ini merupakan asisten Dokter Bara.
" Enggak, cuma bisakah kamu bantu saya chek up pasien ? hari ini jadwal oprasi saya padat. "
" Baik Dok. " Ucap Zio, dengan berat hati, meninggalkan Vanya sendiri
- Penulis
