
Kuat adalah Takdir Sang Pencipta
Hanya air mata yang melukiskan sebuah cerita
Andai kamu bisa menjadi aku
Tertawa untuk menahan semua beban derita cinta.
Ratunya Taruhan.
Patah hati itu memang biasa, tapi tidak untuk seorang Adrian Dirgantara. Lelaki tampan dan kaya itu. CEO yang terkenal kalem dan tidak pernah ramah.
Siapa sangka dirinya kini terluka gara-gara seorang perempuan yang masih berstatus Mahasiswi. Kayla Anindya.
Mahasiswi sipil itu membuatnya menjadi lelaki yang lemah. Terlalu bucin. Tanpa ia sadari dirinya telah dihancurkan oleh seorang penyihir berkedok tuan putri.
Bagi Kayla, kecantikan adalah anugrah yang Tuhan berikan padanya. Hingga semua pria mengincar dirinya.
Bagi Kayla semua pria adalah mainannya.
Target selanjutnya adalah Adrian Dirgantara, seorang CEO yang sudah putus asa tentang cinta, kembali di buat jatuh cinta oleh seorang mahasiswi cantik ini bernama Kayla.
Namun siapa sangka, bahwa yang di lakukan Kayla adalah memenangkan taruhan yang ia lakukan dengan teman-temannya.
"Lo gila kay. Yakin mau ngincer CEO ganteng itu?" tanya Sesil yang merupakan anggota gengnya.
"Yoi. Kenapa? Lo takut kalah sama gue sil?" Kayla menjawab sambil tertawa angkuh.
"Ew, sorry ya! Biar gue gak secantik elo, tapi gue gak takut buat taruhan sama elo lah Kay," timpal Sesil sebal.
Sesilia Narendra. Sahabat Kayla sejak SMP. Mereka sangat akrab sampai detik ini.
Sejelek apapun sifat Kayla, Sesil sudah memahaminya. Jadi, bagi Sesil taruhan bersama Kayla hanyalah sebatas hiburan saja.
Dia tahu persis bagaimana seorang Kayla Anindya yang takkan pernah mau mengalah kalau menyangkut taruhan. Meskipun dirinya keturunan ningrat.
Kayla dan Sesil sedang duduk di kantin, menunggu teman-temannya yang lain datang.
"Hay Kay, hay Sil." sapa Rena dan Caca kompak.
"Lama amat lo berdua, bikin gue gak jadi gibah aja sama Kayla," jawab Sesil sambil meminum lemon tea nya.
"Gibah apa nih? Kek nya seru tu..." ledek Caca sambil mengambil lemon tea yang sedang diminum Sesil.
"Anjir gue keselek, bambang!!" bentak Sesil. Mereka pun akhirnya tertawa karena ulah Caca yang jahil.

