Predatory Marriage Terjemahan

Sebelum pernikahan, Leah sudah menuliskan catatan bunuh dirinya. Saat kata-kata perlahan memenuhi selembar kertas baru, hatinya menyanyikan nada melankolis. Dia yakin bahwa dia akan meninggal setelah malam pertama pernikahannya. Kasus pengantin yang bunuh diri tentu akan membawa nilai buruk pada keluarganya. Tetapi kematian yang tidak terhormat inilah yang Leah inginkan. Kematian. Inikah yang pantas dia dapatkan? Akhir menyedihkan untuk Putri Kerajaan, yang telah mendedikasikan hidupnya untuk negara dan keluarga kerajaannya. Pencapaian dan usahanya berubah menjadi abu saat hari dimana keluarganya sendiri menjualnya seperti barang murahan, ditukar dengan kekayaan. Tidak peduli sebagaimanapun dia berusaha, pada akhirnya, dia hanyalah sebuah alat yang digunakan untuk kepentingan orang lain. Oh, tapi kematian akan menjadi pelarian yang manis dari kehidupan yang akan dia jalani. Byun Geongbaek, lelaki yang dijanjikan padanya, adalah seseorang yang cocok untuk menjadi ayahnya. Tetapi, meskipun dia telah mencoba untuk mengeluarkan veto, dia tetap tidak berhasil menolaknya. Pria itu sangatlah berpengaruh sehingga kedua orangtuanya tidak bisa menolak memberikannya pada pria itu, atau apakah mereka bahkan tidak ragu sama sekali sejak awal? Ketika Keluarga Kerajaan menerima lamaran Byun, Leah telah bersumpah untuk membalasnya. Untuk merusak kualitas dari barang terbaik yang telah disiapkan oleh Keluarga Kerajaan, yaitu dirinya. Itulah satu-satunya balas dendam yang Leah, dalam keadaan tidak memiliki kekuatan itu, dapat lakukan. Kuda-kuda sudah disiapkan. Hari ini, dia akan pergi menuju rumah Byun, Dimana pernikahan akan berlangsung. Pengaturan pernikahan telah dibuat tanpa izinnya. Selama beberapa hari kedepan, Leah sudah dapat membayangkan apa yang akan terjadi. Setelah 3 minggu perjalanan dengan kereta kuda, dia akan tiba di Kota Oberde. Disana dia akan bertukar janji pernikahan dengan Byun, berbagi ciuman… dan menghabiskan malam dengannya. Muka dari Byun Gyeongbaek, yang bersemangat dengan pikiran kotornya atas pengantin muda barunya, tergambar jelas di pikiran Leah. Leah menggigil, jijik dirasanya, membayangkan dia, yang mirip seperti katak, akan menggagahi tubuhnya. Tetapi Leah sudah melakukan sesuatu yang tidak dapat diperbaiki. Setelah malam pertama mereka, Byun akan menyadari bahwa pengantin barunya sudah tidak suci lagi. Keperawanan seorang pengantin di Estia dianggap sebagai hal yang paling penting diantara segalanya. Mengetahui bahwa pengantin yang sudah tidak perawan ini di jual padanya, ketika dia sudah membayar mahal, Byun akan sangat marah dan tersinggung. Dia bukan seseorang yang bisa dipermainkan. Kekuatannya sudah melebar bahkan kepada Barbarian di pinggir negara ini. Ditambah, kemarahannya mampu mencekik petinggi-petinggi yang ada di Ibukota. Terlebih, Keluarga Kerajaan, yang sudah kehilangan kekuatannya dan hanya menjadi cangkang mewah, akan menderita dibawah kemarahan Byun. Mereka harus memuntahkan kembali apa yang telah mereka terima, hanya untuk meredakan amarahnya. Dan Leah akan dicabut dari gelarnya dan akan di cap sebagai seseorang yang merusak harga diri Kerajaan. Itu adalah akhir yang sempurna. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah Leah tidak dapat menyaksikan kehancuran Keluarga Kerajaan dengan matanya sendiri. Karena saat itu terjadi, dia sudah menjadi mayat. “Tuan Putri, ini adalah berkas pernikahan.” Tepat sebelum meninggalkan Estia, petugas pengadilan membawa berkas-berkas untuk dia tandatangani. Tanpa penolakan, dia menulis Namanya, meninggalkan jejak tinta pada kertas. [Leah de Estia] Tanda tangan mewah yang sama yang telah Leah tuliskan pada catatannya. Tulisan hitam diatas putih yang segelap mala mini. Ketika dia menurunkan penanya, Countess Melissa, salah satu pelayannya melihatnya dari pinggir, bercucuran air mata. Saat itu terjadi, pelayan-pelayan lainnya yang sudah menahan air mata, langsung menangis secara bersamaan. Bahkan petugas pengadilan terlihat tidak baik-baik saja. Semuanya berduka atasnya, tetapi Leah tetap tenang. Dia menurunkan kertas dan meluruskan punggungnya. “Berhenti. Aku sudah harus pergi. Sudah tidak ada waktu lagi.” “Tuan Putri…” “Leah!” panggilan terdesak itu muncul. Leah berhenti berjalan dan perlahan melihat seseorang berlari terengah-engah dan tiba didepannya. Putra Mahkota Estia, Blair. Melihat saudara tirinya dengan rambut perak berkilau, Leah tersenyum tenang. Salah satu keuntungan dari pernikahan buruk ini adalah dia tidak perlu lagi melihat Blair. Blair menyingkirkan para pelayan dan penjaga di sekitar Leah untuk berhenti menaikan barang-barang bawaannya ke kereta. Dalam arogansinya dalam memerintah, Leah hanya melihat lurus terhadapnya. Melihat Leah yang tidak menghindari tatapannya, seperti yang biasanya dia lakukan, membuat Blair tertawa. “Wah, wah, wah. Bukankan ini p*****r yang sudah memancing ikan yang besar. Kurasa dia merasa angkuh sekarang.” Itu adalah ucapan yang kosong atas rasa hormat, mirip seperti yang dilakukan manusia tidak berestika. Tetapi, karna Leah tidak perlu menghadapinya lagi, karena dia sudah akan meninggalkan istana, Leah menjawab tanpa adanya jejak kemarahan. “Tolong menyingkirlah. Kalau aku terlambat pergi, aku tidak bisa meninggalkan Ibukota ketika malam ini berakhir.” Itu adalah reaksi yang tidak Blair duga. Ketidakpeduliannya membuat Blair gelisah, lalu Blair meringis sambil mengangkat tangannya. Bukannya terkejut, Leah hanya memberikan kata-kata yang dingin terhadap pria yang akan menamparnya di pipi. “Aku sekarang adalah milik Byun Gyeongbaek. Apakah kamu berani untuk merusak barangnya, Kak?”