Semalaman Listya tidak bisa tidur karena terus saja memikirkan Sandi, memikirkan suaminya yang tidak pulang semalaman. Sandi memang mengantarkannya pulang, tetapi pria itu langsung pergi lagi entah ke mana. Saat ia tanya suaminya akan pergi ke mana, Sandi menjawab kalau itu bukanlah urusannya. Jelas saja menjadi urusannya karena ia adalah istri dari pria itu, ia berhak mengetahui ke mana pria itu pergi. Namun, lagi dan lagi hatinya kembali sakit ketika mendapat jawaban kalau suaminya akan pergi menemui wanita itu untuk menghabiskan malam bersama. Sakit? Iya, hatinya sangat sakit, perih? Tentu saja, wanita mana yang tidak sakit ketika mendekati kenyataan kalau suaminya sendiri lebih memilih menghabiskan malam bersama wanita lain? Kantung matanya menghitam karena semalaman ia menangis dan s

