bc

Menjadi Istri Kedua Setelah Bercerai

book_age18+
201
IKUTI
1.3K
BACA
HE
goodgirl
confident
boss
bxg
kicking
office/work place
affair
addiction
selfish
like
intro-logo
Uraian

Lima tahun Elma dan Fadil menikah, namun mereka belum dikaruniai anak. Rika ibu Fadil menuduh Elma mandul. Padahal menurut hasil pemeriksaan dokter menyatakan kalau Elma tidak mandul. Kemudian Rika menjodohkan Fadil dengan perempuan yang bernama Fitri. Karena tidak ingin dimadu, Elma pun pergi meninggalkan rumah. Ia pulang ke rumah orang tuanya di Bandung.

Setelah masa iddha Elma selesai, Abrisam pemilik perusahaan tempat Elma bekerja melamar Elma untuk menjadi istri kedua. Akhirnya Elma memutuskan untuk menikah dengan Abrisam. Apakah pernikahan kedua Elma akan bahagia? Apakah orang tua Abrisam akan menerima jika Elma tidak bisa memberikan keturunan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Calon Istri Baru.
“Elma. Kenalkan, ini Fitri calon istri Fadil,” ujar Rika ibu mertua Elma. Elma kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya. Ia menatap wajah ibu mertuanya. Rika datang ke rumah Elma bersama seorang perempuan muda. Elma menyangka kalau perempuan muda itu adalah kerabat ibu mertuanya, ternyata perkiraan Elma salah. Perempuan muda datang bersama Rika adalah calon istri Fadil suami Elma. Elma menoleh ke suaminya dengan raut wajah yang penuh tanda tanya. Fadil hanya diam tidak mengatakan apa-apa. Fadil seperti merasa bersalah kepada Elma. Fadil tidak tahu harus berkata apa. Elma tidak mengetahui apa-apa tentang hal ini. Elma menoleh ke Fitri. Fitri berdiri di samping Rika. Fitri terlihat masih muda. Sepertinya usia Fitri masih dua puluh tahun. Fitri memandang Elma dengan sinis seperti meremehkan Elma. Fitri merasa dialah yang pantas menjadi istri Fadil. “Ma. Fadil kan sudah bilang kepada Mama, Fadil minta waktu untuk membicarakan hal ini dengan Elma,” ujar Fadil. Fadil sudah meminta waktu kepada mamanya untuk membicarakan hal ini dengan Elma. Namun, Rika sudah tidak sabar lagi ingin segera memperkenalkan Fitri kepada Elma. Agar Elma sadar diri dan mengikhlaskan Fadil menikah lagi. “Tidak bisa Fadil! Tanggal pernikahan kamu dan Fitri sudah dekat. Kamu harus segera mengurus surat nikah kamu dan Fitri. Elma harus mengijinkan kamu menikah kembali. Dia kan tidak bisa memberikanmu keturunan,” ujar Rika. Elma menangis setelah mendengar apa yang dikatakan Rika. Ia tidak menyangka mertuanya tega berbuat seperti itu kepadanya. Selama ini Rika selalu berbuat baik kepada Elma, walaupun Elma belum bisa memberikan cucu. Rika selalu memberikan dukungan kepada Elma. Entah mengapa sekarang Rika tega berbuat seperti itu kepada Elma. Elma tidak bisa berkata apa-apa dia hanya bisa menangis diperlakukan seperti itu. “Kamu pikir saya bisa sabar menunggu kamu memberikan saya cucu? Lima tahun saya mencoba bersabar, tapi hingga kini kamu belum juga memberikan saya cucu. Saya malu kepada semua orang karena Fadil belum juga mempunyai anak!” ujar Rika dengan ketus. “Itu semua terjadi karena kamu mandul!” Rika menatap tajam ke arah Elma. Elma hanya bisa menunduk sambil menangis. Ia tidak bisa membela diri di hadapan mertuanya. “Ma! Elma tidak mandul. Tidak ada satupun dokter spesialis kandungan yang menyatakan Elma mandul,” ujar Fadil. Ia berusaha membela istrinya. “Kalau ia tidak mandul mengapa dia tidak bisa memberikanmu anak?” tanya Rika. “Kata dokter belum rejeki,” jawab Fadil. “Hah! Rejeki?” ejek Rika. “Rejeki hanya bisa didapatkan dengan usaha. Tapi kalau kalian belum juga diberikan keturunan itu tandanya istrimu mandul!” seru Rika. Rika terus saja mencela Elma. Seolah Elma menantu yang tidak berguna. Lama kelamaan Elma tidak tahan mendengar celaan Rika. Elma pun pergi ke kamarnya. Ia membanting tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia pun menangis sekencang-kencangnya di atas tempat tidur. Fadil masuk ke dalam kamar menyusul istrinya. “Fadil! Mau kemana kamu?” seru Rika dengan suara yang sangat kencang. Namun, Fadil tidak memperdulikan seruan Rika. Ia tetap menyusul Elma menuju kamar. Fadil menutup pintu dan mengunci pintu kamar. Ia menghampiri Elma. Fadil duduk di pinggir tempat tidur dan membelai rambut istrinya yang sedang menangis. “Jangan dimasukkan ke hati kata-kata Mama,” ujar Fadil. Elma mengangkat kepala dan menatap Fadil. Wajah Elma sembab, matanya bengkak dan merah. “Apa Mas akan menikahi perempuan itu?” tanya Elma. Fadil diam, ia tidak bisa menjawab perkataan Elma. Sebagai seorang anak ia tidak bisa menolak permintaan Mama yang ingin memiliki seorang cucu. Elma menatap Fadil yang tidak menjawab pertanyaan Elma. “Sepertinya Mas akan menikahi perempuan itu,” ujar Elma. Fadil kaget mendengar perkataan Elma. “Bukan begitu, El. Maksud Mas.” Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. “Fadil!” Rika memanggil Fadil dengan kencang. Fadil menghela napas. Ia tidak ingin membiarkan istrinya sendirian. Tapi di sisi lain, ia tidak bisa mengacuhkan mamanya. Rika akan bertindak lebih keterlaluan lagi jika Fadil tidak keluar dari kamar. “Mas buka pintu dulu, ya,” ujar Fadil. Fadil beranjak menuju pintu kamar. Elma kembali menelungkupkan kepalanya, Ia kembali menangis. Fadil membuka pintu kamar. Di depan kamar Rika berdiri dengan wajah yang kesal. “Ngapain kamu di dalam kamar berdua-duaan dengan Elma?” tanya Rika dengan nada yang marah. “Ma, ini kamar Fadil. Elma istri Fadil, wajar kalau kami berdua-dua di dalam kamar,” kata Fadil. “Ah, sudahlah! Tidak ada gunanya kamu berdua-duaan sama dia. Sampai kapanpun dia tidak akan memberikan kamu anak!” seru Rika. “Ayo kita pergi sekarang! Kasihan Fitri sudah menunggumu,” lanjut Rika. Fadil menghela napas. Ia tidak tega meninggalkan Elma sendirian di rumah. Sekarang ini istrinya sangat membutuhkannya. “Ma, Fadil tidak bisa meninggalkan Elma sendirian. Kasihan Elma,” ujar Fadil. Mendengar perkataan Fadil, Rika bertambah marah. “Kamu tidak kasihan sama Mama? Sudah berapa tahun Mama harus menunggu untuk punya cucu dari kamu?” tanya Rika dengan kesal. “Sudah biarkan saja Elma. Sudah untung dia tidak kamu ceraikan,” lanjut Rika. “Ayo, kita pergi sekarang!” ujar Rika. “Sebentar, Ma. Fadil pamit dulu sama Elma,” kata Fadil. “Jangan lama-lama! Mama dan Fitri tunggu di mobil,” ujar Rika. Rika pun meninggalkan depan kamar Fadil. Fadil menutup kembali pintu kamar lalu menghampiri Elma yang sedang menangis. Elma mendengar semua apa yang dikatakan oleh ibu mertuanya. “Sayang.” Fadil mengusap kepala Elma. “Mas pergi dulu, ya. Mau mengantar Mama jalan-jalan,” ujar Fadil. Elma terus menangis, dia tidak menjawab apa-apa. “Kamu jangan pergi kemana-mana. Tunggu Mas di rumah! Mas janji pergi tidak akan lama,” lanjut Fadil. Elma tetap tidak berkata apa-apa. Fadil mengecup kepala Elma lalu meninggalkan Elma sendirian di kamar. Setelah Fadil keluar dari kamar, tangisan Elma pun pecah. Hatinya sakit karena Fadil lebih mementingkan mamanya daripada dirinya. Janji Fadil yang akan pulang cepat ternyata hanya janji belaka. Hingga menjelang sore Fadil belum juga pulang. Fadil mengirim pesan kalau dia belum bisa pulang karena Rika dan Fitri masih sibuk berbelanja. Elma mengubah mode pesan di telepon seluler miliknya. Agar Fadil tidak mengetahui apakah pesan yang Fadil kirim dibaca Elma atau tidak tidak. Hingga menjelang magrib Fadil belum juga pulang. Fadil mengirim pesan kalau jalanan macet. Pukul delapan malam Fadil baru tiba di rumah. Sesampai di depan rumah, alangkah terkejutnya Fadil melihat rumahnya terlihat gelap gulita. Lampu depan rumah tidak ada yang menyala. Fadil cepat-cepat turun dari mobil dan membuka pintu pagar rumah. Ia memasukkan mobil ke car pot depan rumah. Lalu ia bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah. Fadil membuka kunci pintu rumah. Di dalam rumah gelap gulita tidak ada satu lampu di dalam rumah yang menyala.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook