Membuat Malu Kalian Berdua

1756 Kata
Perlahan motor ku bawa pelan menuju rumah itu. Dari jauh mesin motor sudah dimatikan. Aku mengintip ke dalam pagar. Mobil Mas Radit ada terparkir. Dasar setan! Penipu. Ku buka pintu pagar dengan sangat perlahan. Masuk pelan-pelan, sambil ngintip sana sini. Ya Allah.. segini amat mau balas dendam. Jadinya aku seperti maling. Di depan pintu, aku melihat masih ada sepatu high heels hitam itu. Dan di sebelahnya ada sepatu Mas Radit. Baru saja ingin mengambil kunci untuk membuka pintu, ternyata pintunya sudah terbuka, dan tidak tertutup rapat. Perlahan ku dorong dan masuk ke dalam rumah ini. Hal pertama yang membuat aku mual adalah melihat baju-baju dan pakaian dalam berserakan. Astagfirullah.. benar-benar kelakuan seperti setan mereka berdua ini. Tahan Disha. Tahan. Rasa sesak dan sakit hati sebisa mungkin ditahan, aku harus bisa , demi membalaskan dendam.. Tapi sewaktu melihat pembungkus pengaman terbuka dan di buang sembarangan, Seketika perut dan leherku mual pengen muntah. Ku ambil minyak angin dan secepatnya dihirup agar aku tidak jadi muntah. Setelah itu, perlahan mengambil nafas panjang lalu ku hembuskan. Aku pun ke kamar utama di rumah ini. Kamar yang katanya akan menjadi bilik kami berdua setelah menikah. Tempat yang telah ku lukis dan diwarnai dengan corak dan warna yang ku sukai malah di hancurkan dengan perbuatan laknat mereka berdua. Perlahan-lahan ku dekati kamar itu. Dan sama seperti kemarin juga. Pintu tidak tertutup rapat. Aku lalu mendengar pembicaraan mereka. Dan tidak lupa ku merekamnya.. "Mas, bagaimana dengan Disha? apa mas akan meneruskan pertunangan dengannya?" "Ya biarkan saja dia. Secepatnya aku akan memutuskan pertunangan kami. Setelah itu kita bisa bersama. Aku tuh malas sebenarnya berhubungan dengannya. Dari awal aku tuh sudah mau putus dengannya. Capek aku berpura-pura sayang sama Disha. Tapi aku takut dengan abangnya itu. Si Devan b******k itu! Dia selalu membuat aku takut untuk memutuskan Disha. Padahal adiknya itu tidak ada apa-apanya di bandingkan kamu." Astagfirullah.. berarti selama ini semua kata manis dan ajakan pertunangan itu hanya kepura-puraan saja!! Sakitnya hati mendengar kata-kata orang yang pernah aku perjuangkan di depan orang tua malah balik menghina ku dihadapan perempuan lain. brengsek.!! Dasar Setan!! pengkhianat!. Tidak lama terdengar suara-suara desahan mereka berdua. Ku intip dari celah pintu, Astagfirullah.. lagi-lagi mereka melakukan perbuatan keji dan laknat itu. Rasa mual, sakit hati, benci menumpuk jadi satu!. Ku arahkan ponsel lalu merekam segala perbuatan keji yang mereka lakukan di dalam kamar ini. Aku merasa tidak kuat menahan mual mendengar segala kelakuan b***t mereka. Aku pun berjalan pelan-pelan meninggalkan kamar itu. Lalu duduk di sofa ruang tamu. Tenangkan hati dan pikiran. Tidak lagi memperdulikan baju dan pakaian dalam mereka yang berserakan di ruang tamu. Ku biarkan mereka merasakan enaknya berbuat dosa di kamar itu. Rekaman suara dan Video laknat itu lalu ku kirimkan ke Abang Devan. Tidak sampai lima menit abang Devan menelfon. Dan suaranya yang marah langsung bertanya. "Di mana tepatnya setan ini sekarang dek? kirimkan alamatnya sekarang juga. Akan abang Patah-patah Kaki dan tangannya sekarang juga." "Tenang bang. Sabar. Itu sudah Disha kirimkan alamat rumah ini. Jangan lupa bang. Bawa polisi sekalian yah." "Astagfirullah. Kamu ada di rumah itu dan melihatnya? Kamu tidak apa-apa dek? Abang pergi sekarang juga. Kamu tunggu ya." "Baik bang." Setelah itu baru aku menelfon Pak RT di perumahan ini agar dia ke rumah ini dengan segera. Tidak lupa juga menelfon keluarganya Mas Radit agar datang ke rumah ini dan melihat perbuatan keji anak yang mereka yang dibangga-banggakan. Sementara menunggu abang Devan dan yang lainnya datang kemari, aku ingin bermain-main dengan mas Radit dulu. Aku sengaja menelfonnya. Di panggilan bunyi ke empat dia baru mengangkatnya. "Halo, assalamualaikum mas. Besok mas Jadi pulang?" "Jadi kok Dis. Besok kamu tungguin Mas di rumah saja. Tidak usah repot-repot ke bandara. Nanti kita ketemuan di rumah kamu saja ya sayang. Yah sudah mas ada urusan dulu yah dah." Teruslah kau berdusta Mas Radit. Sebentar lagi wajah mu akan bengkak di pukul abang Devan. Mau berbohong tapi sangat kedengaran jelas, desahan perempuan itu di kamar bersamanya. Iyah, ada urusan. Urusan ranjang bersama perempuan selingkuhannya. Tidak lama ada uang mengetuk pintu. Aku berjalan ke pintu rumah dan membukanya. Mempersilakan semua orang yanga ada di depan pintu untuk masuk ke dalam. Ku lihat Kedua orang tua Mas Radit juga ada ikut berkumpul. "Silakan masuk semua." Orang tua mas Radit heran dan bertanya padaku. Sementara abang Devan sudah melotot marah dan ikut bertanya padaku. "Ada apa nih Dis. Kok kamu memanggil kami ke sini, ada apa?" "Bentar bu. Tunggu bentar yah. Sabar. Disha akan memperlihat kan sesuatu buat kalian." "Di mana dia Dis. Tangan abang sudah gatal ingin memukulnya. Dasar setan!! Pengkhianat!!. Berani-beraninya dia mengkhianati dan membuatmu menangis." "Bentar bang. Apa polisinya sudah datang." Tidak lama terdengar suara orang memberi salam. Ku persilakan polisi lima orang ini untuk maju duluan ke kamar itu. Karena, kalau abang Devan yang maju duluan. Dia bisa membuat orang pingsan dengan tendangan dan pukulan mautnya." Aku duduk di ruang tamu, sementara abang Devan, orang Tua mas Radit, pak Rt dan pak polisi. Mereka berjalan menuju kamar yang di tempati berbuat dosa dua sejoli itu. Tidak lama terdengar suara teriakan dan tangisan dari dalam kamar. Dan Suara pak polisi yang mencoba menahan dan menenangkan Abang Devan yang sudah mengamuk. Perlahan dua sejoli itu keluar hanya berbalut selimut di tubuh mereka. Saat Mas Radit melihat wajahku dia sangat-sangat kaget. Begitu juga dengan perempuan itu. Terlihat wajah Mas Radit sudah berbekas biru-biru dan bibirnya berdarah-darah. Ternyata abang ku itu benar-benar memukulnya. Dan Abang Devan berteriak!. "Dasar! Perbuatan kalian seperti setan! Kau Radit. Akan ku patahkan kaki dan tanganmu jika kau berani menyentuh adikku lagi yah!" Aku merasa kasihan melihat kedua orang tua Mas Radit. Ibunya yang terus saja berteriak dan memarahi anaknya. Tapi mereka harus tau sifat sebenar anaknya yang dengan tega mengkhianati aku sebagai tunangannya. Sementara abang Devan matanya menatap tajam ke arah Mas Radit. Seperti seekor elang menatap mangsanya. Jika tidak ada Pak Rt dan pak polisi, mungkin bisa mati benaran Mas Radit di hajar abang Devan. Ingin ku berkata kepada dua orang ini, bagaimana enak ga? lagi seru-serunya bermain desah-desahan, tiba-tiba di grebek warga. Ketawa senang dulu aku..ha..ha." Kemarin kalian berdua membuat aku seperti orang gila. Di tambah kaki yang sakit. Lengkap sudah kemarin penderitaan yang kalian berikan. Aku tidak ingin membalas dendam dengan cara terlalu kejam. Cukup begini saja. Kejam apa ga nih yah? Abang Devan langsung berlutut di hadapanku. Sambil memegang wajah ku dengan kedua tangannya. Membuat mataku langsung menatap kedua matanya.. "Dek, lihat abang!.Kamu tidak apa-apa kan? kalau ingin menangis, menangis saja dek. Tidak apa-apa. Abang ada di sini. Kalau adek suruh abang memukulnya lagi. Abang akan memukul lagi si Radit b******k itu!" "Jangan bang! Disha tidak apa-apa. Kita dengarkan dulu apa yang ingin Pak Rt sampaikan!" Ucapku mencoba tegar. "Pak RT, tolong mereka berdua di suruh berpakaian dulu. Mata saya tidak tahan melihat manusia berperilaku melebihi binatang. Lebih tepatnya setan yang bertopeng manusia." Abang Devan langsung melotot kaget melihat ku. Pasti dia kaget mendengar adiknya berkata-k********r seperti itu. Jangan risau bang. Adikmu ini sudah agak tenang. Tidak seperti kemarin, kayak orang gila yang mau bunuh diri saja. Pak Rt menyuruh kedua orang tadi untuk memakai baju. Setelah itu, Mas Radit dan pasangan selingkuhannya tertunduk malu di hadapan kami semua. "Kalian berdua ini telah berbuat dosa!! berhubungan intim bukan pasangan halal! perbuatan yang di larang agama kita!! Apa kalian sebagai orang muslim tidak tau itu? jika kalian ingin berhubungan intim kenapa kalian tidak menikah saja? Kenapa harus berbuat perbuatan setan ini di perumahan ini? Apa kalian tidak kasihan melihat orang-orang yang kalian sayangi menangis malu melihat perbuatan b***t kalian berdua." Bang Devan maju ingin memukul Mas Radit lagi tapi di tahan dengan pak Rt dan dua orang polisi. "Ih, geram aku lihatnya! Kau Radit, sialan betul kau menjadi laki-laki! apa kau tidak punya perasaan hah? Apa kau tidak melihat adik ku sudah siang malam menunggu. Dia bela-belain memilihmu, orang yang akan menjadi pendamping hidupnya. Tapi dengan teganya kau memperlihatkan perbuatan laknat kalian berdua kepadanya! Kau memang setan alas! Sama sekali tidak punya perasaan! Jika aku bisa menggapai mu, akan ku buat mampus kau! Dan akan ku buat kau menyesal telah menyakiti adikku!" Kedua polisi dan Pak Rt langsung mendudukkan lagi Bang Devan di dekatku. "Tenang Pak Devan! ini tidak bisa di selesaikan dengan kekerasan. Karena percuma. Mereka sudah melakukan perbuatan terkutuk itu! berbuat m***m! sangat tercela! Sangat memalukan! Apalagi mereka bukan pasangan yang halal. Saya sebagai Pak Rt di perumahan ini merasa sangat malu dan kecolongan. Bisanya ada warga saya yang tidak melapor kepada saya dahulu. Dan berbuat m***m si rumah ini." Pak polisi langsung berkata-kata. "Kalian berdua! Kenapa sampai kalian berbuat m***m di rumah ini? Walaupun ini rumah anda Pak Radit, tapi itu tetap salah. Karena ini termasuk perbuatan yang di larang. Kecuali jika kalian adalah pasangan yang halal." Mas Radit hanya tunduk saja. Begitu juga dengan pasangannya. Aku yang jengkel dan sakit hati langsung menegurnya. "Mas Radit. Apa kau sangat mencintainya? Hm.. Yang pasti cintailah yah. Pasti Mas Radit mau menjawab seperti itu. Kok Disha malah bertanya he..he.. Kalau tidak cinta ga mungkin sampai membawanya ke rumah ini dan berbuat m***m di kamar yang sudah Disha hias lagi. Bagaimana rasanya Mas Radit, berhubungan intim di kamar yang telah ku hias dan ku warnai dengan sangat indah. Apa kau segitu tergila-gila padanya sampai kau tidak mengingat statusmu yang sebentar lagi akan menikah denganku?" . "Disha.. Dis mas bisa jelaskan semua masalah ini. Tolong jangan suruh mereka membawa Mas ke kantor polisi yah sayang." Abang Devan langsung melotot dan berteriak kepada Mas Radit! "SETAN ALAS KAU RADIT!! SAYANG-SAYANG.. SETAN GUNDUL MU!" "Sabar bang.. Biar Disha yang bicara. Bagaimana yah Mas?. Pak polisinya sudah terlanjur tau dan lihat perbuatan kalian. Masak iya, Disha harus melarang mereka membawa kalian ke kantor polisi. Padahal kan kalian jelas-jelas sudah berbuat m***m! Perbuatan Laknat! Ah... Disha ingin bertanya. Enak ga Mas Radit berhubungan intim dengan temanku sendiri? Pasti enaklah yah sampai melupakan tunangannya sendiri! Kamu sangat kejam Mas. Betapa bodohnya aku berharap dan menunggu mu Mas! Sekarang kalian ke kantor polisi dan selesaikanlah di sana. Karena aku tidak ingin terlibat sudah dengan pria b******k sepertimu!" "Disha..tidak Dis..Dis dengarkan dulu Mas mau bicara. Mas cuma khilaf. Mas masih sangat mencintaimu Dis! Tolong jangan berbuat kejam begini terhadap mas Dis!" Dari tadi aku menahan amarah, tapi dia dengan mulut sialannya itu mengatakan cinta padaku!" "APA MAS??? CINTA??. CINTA APA MAS?? BUKAN KAH MAS BILANG HANYA TERPAKSA DAN HARUS BERPURA-PURA MENYUKAIKU.!! KALAU AKU KEJAM, KALIAN APA NAMANYA?? KALIAN BERDUA TELAH MEMBUNUH KU TANPA MENYENTUH DIRIKU!! APA KALIAN BERDUA TAU ITU ?? BETAPA SAKIT HATI DAN BENCINYA AKU PADA KALIAN BERDUA!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN