Patah Hati Itu Sakit

1715 Kata
Mas Radit maju dan ingin menyentuh ku tapi dengan sekuat tenaga aku menampar pipinya. "SAKIT GA MAS?? ITU TIDAK ADA APA-APANYA MAS, DENGAN PERBUATAN KALIAN KEPADAKU KEMARIN!!! KAU MEMBOHONGIKU DAN MELARANG AKU KE RUMAH INI KARENA MAS INGIN MEMBAWA DIA KE RUMAH INI KAN?? AKU YANG INGIN MEMBERIMU KEJUTAN TAPI MALAH MAS YANG MEMBERIKANKU KEJUTAN!! DENGAN MEMPERLIHATKAN KU ADEGAN PANAS KALIAN BERDUA!!! APA KAU MELIHAT DARAH KEMARIN? ITU ADALAH DARAH KAKIKU?? PASTI KAU MELIHATNYA KAN? KAKIKU TERLUKA TAPI LEBIH TERLUKA LAGI HATI DAN JUGA PERASAAN KU!" Aku melihat wanita itu. Dia menunduk tidak ingin melihat wajahku. Lama tidak bertemu membuat dia semakin cantik dan seksi. Aku akui itu.. Pantes saja Mas Radit tergila-gila padanya. "Dan kamu Rin, aku ga nyangka banget, kita bertemu kembali dalam situasi memalukan begini. Kamu adalah teman kampus yang paling dekat denganku selain cika. Tapi kenapa, kenapa kamu tega merusakkan hubungan aku dan Mas Radit? Sejak kapan hubungan kalian ini di mulai? kenapa kamu begitu tega kepadaku Rin? apa aku pernah menyakiti hatimu? dan mau-maunya kamu di ajak begituan padahal hubungan kalian saja belum jelas!" Iyah perempuan itu adalah teman sekampus ku, RINI! itulah yang membuat aku semakin mual dan pengen muntah kemarin saat aku menemukan dan melihat kartu nama yang ku temukan di atas sofa ruang tamu ini. Seketika dia mengangkat wajahnya yang telah basah karena menangis. Ikutkan hati ingin ku tampar juga wajahnya. Tapi tidak ku lakukan, karena ada rasa kasihan di hati. Dia adalah temanku. Teman kampus yang selalu bersama-sama dari awal masuk kuliah. Tapi mengapa dia begitu tega kepadaku. "Kamu salah Dis! Kami sudah lama berkenalan. Dan aku juga sudah lama mengetahui kalau Mas Radit adalah pacarmu dan kalian sudah tunangan. Tapi aku tidak masalah. Asal kamu tau Dis, Mas Radit berangkat ke luar kota tuh untuk menemui ku! Pasti kamu tidak tau kan! Mas Radit juga telah berjanji mau menikahi ku! Bukan menikah denganmu! Dia menjalin hubungan denganmu itu cuma terpaksa! Dia tidak mencintaimu! Dia mencintai aku! yang lebih dari segalanya darimu. Dan apa tadi,.kamu bertanya apa kamu pernah menyakiti ku apa tidak? dengan sangat tegas aku katakan, Iyah!! kamu telah menyakitiku!! Apa kamu tidak ingat, waktu kita kuliah dulu? Semua anak cowo hanya melihatmu! Bukan melihatku! Di tambah lagi setiap anak kampus yang ku taksir, mereka pasti lebih memilihmu, bukan aku. Padahal aku yang lebih cantik daripada gadis biasa seperti kamu! Aku tidak tau apa yang mereka lihat darimu. Terakhir kamu bertanya apa aku akan bekerja. Dan aku menjawab untuk pulang ke kampung itu benar. Di kampung ku, aku ketemu sama tunangan kamu. Saat itu kalian masih berpacaran. Belum tunangan. Dan yah aku akhirnya berhasil mengambil pria mu." Astagfirullah, kenapa Rini begitu kejam kepadaku? Aku tidak pernah merasa seperti itu sewaktu kuliah. Aku menganggap semua anak kampus sama saja. Pria ataupun wanita, jika mereka menegurku yah aku jawab. Biasanya, aku malah tersenyum saja membalas sapaan mereka. Aku tidak pernah mau pacaran. karena setiap aku baru mau menjalin hubungan abang Devan akan dengan terang-terangan mengancam mereka untuk jangan mendekatiku! Tapi aku benar-benar tidak tau kalau selama ini Rini punya pikiran yang lain kepadaku. Ku kira selama kami kuliah dia tulus berteman denganku.. Ternyata dia menyimpan sifat iri dan dengki kepadaku. "Mas minta maaf Dis. Mas benar-benar khilaf. Mas tau, mas telah berbuat salah. Perbuatan kami telah menyakiti hatimu. Tapi yang di katakan Rini itu tidak semuanya benar! Mas tidak pernah berjanji ingin menikahinya!! Mas hanya berjanji akan menikahi mu, bukan dia! Mas mencintai mu Dis, percayalah pada Mas. Jangan percaya dengan semua kata-kata Rini!" Rini langsung berdiri dan berteriak. "Mas Radit! Apa yang kamu bicarakan? Bukankah, Kamu sudah berjanji padaku!! Makanya kamu membawa aku ke rumah ini!! Dan kita melakukan perbuatan intim itu karena kamu berjanji akan menikahi ku. Bukan dia!" "Kamu diam Rini! ternyata kamu sengaja menjebak aku kan? aku mengira kamu tidak mengenal Disha!" Ibunya Mas Radit langsung pingsan di depan kami semua. Mungkin ibunya tidak sanggup melihat kenyataan yang terjadi di depan mata!! Rini menangis terisak-isak . Aku sebisa mungkin menahan agar air mataku tidak jatuh mengalir...padahal di dalam sini sudah sangat-sangat sesak dan terluka. "Mas Radit, bertanggungjawab lah sebagai seorang lelaki. Jangan suka berkata manis tapi tidak bisa menepatinya!! Nikahi Rini!! Cukup sudah kalian membuat malu diri kalian dan keluarga kalian berdua. Dan tidak perlu menunggu keluarga Disha lagi. Cukup ada abang Devan dan semua yang ada di sini menjadi Saksi!! Saya Ayudisha dengan ini membatalkan pertunangan kita!" Aku ke hadapan Rini dan memberinya cincin itu. " Nih ambillah cincin yang di beli Mas Radit. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi!! Semoga kalian bahagia Rin. Walaupun kau menyakitiku tapi aku tidak bisa melupakan jika kau juga pernah menjadi sahabat dekatku. Satu pesan ku. Hilangkan rasa iri dan dengki mu kepadaku. Karena aku tidak pernah merasa iri ataupun mau bersaing denganmu!" "Dis!! Kamu tidak bisa membatalkan pertunangan sepihak begitu saja!! Aku sangat keberatan!" Abang Devan berdiri dan sedikit lagi melayangkan bogem mentahnya ke wajah Mas Radit tapi mendengar aku berkata, dia langsung menghentikan aksi pemukulannya. "Sudah bang hentikan!! Sudah cukup abang mengotori tangan abang seharian ini. Dan kau Mas Radit, aku sudah berbaik hati melepas mu untuknya! Nikahi Rini!! jangan lagi menggangguku!!! bukankah ini yang kau inginkan!! Memutuskan pertunangan denganku!! semoga kalian berbahagia!" "Pak RT dan Pak polisi sekalian. Kami sudah menyelesaikan urusan kami. Sekarang tinggal kalian lagi yang harus berurusan dengan mereka berdua.!! Kami pulang dulu!! Ayo bang Devan!! kita pulang!" Keluar dari rumah itu kakiku langsung gemetaran. Abang Devan langsung memegangi ku. "Kamu tidak apa-apa dek?? "Disha tidak apa-apa bang." "Apa kamu yakin? kamu naik mobil saja bersamaku. Nanti aku suruh temanku untuk mengambil motor kamu di sini. Abang tidak mau terjadi sesuatu pada kamu. Jika sampai kamu kenapa-kenapa, apa yang akan abang katakan kepada ayah dan ibu dek?" "Sudah Disha bilang, Disha tidak apa-apa bang!! Bang Devan jangan risau. Abang devan lihat, ada ga air mata Disha mengalir? wajah Disha basah ga? tidak ada kan? Disha bawa motor saja. Disha ingin sendiri dulu Bang!! Tolong jangan ikuti Disha!! awas kalau sampai Disha tau abang Devan ikutin!! Disha bakalan tidak mau bicara lagi dengan Abang Devan! Tolong bang, ngertiin Disha!! Disha janji akan berhati-hati. Cukup abang pulang dan ceritakan pelan-pelan kepada kedua orang tua kita!! Yakinlah, Disha tidak akan melakukan yang aneh-aneh. Disha cuma ingin berkeliling, mencari angin segar dulu." "Baik, abang akan biarkan kamu kali ini. Tapi kalau ada apa-apa langsung telfon abang yah dek?? Hp kamu bawa sini dulu, abang atur dulu!" Aku menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan abang Devan. "Nah, ini sudah abang atur!! Ingat kalau abang telfon harus kamu angkat yah. Biar kedua orang tua kita tidak risau. Oke?" "Iya bang! Disha itu sudah dewasa bang, bukan lagi anak SD." "Bagi abang, selalu dan selalu di mata abang kamu adik kecil abang! abang tidak akan biarkan orang menyakitimu. Tadi saja jika bukan kamu yang melarang abang. Mungkin abang sudah menjadi pembunuh dek. Yah sudah pergilah tenangkan hatimu. Abang bagi waktu cuma 3jam yah. Lewat dari itu, abang pasti akan menjemputmu!" "Hm, abang pulanglah duluan.. ingat katakan pada ayah dan ibu kalau Disha baik-baik saja. Disha tidak mau mereka risau." "Iyah. Abang pulang dulu. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Baru saja aku naik di motorku. Ku lihat Mas Radit dan Rini di giring sama pak polisi menuju mobil polisi. Saat mereka melihatku, mereka berdua kompak menunduk malu. Apalagi melihat ramainya warga yang melihat mereka. Bertambah malulah mereka berdua. Orang tua Mas Radit melihatku, mereka langsung datang dan meminta maaf berkali-kali padaku. "Sudah bu, pak. Disha ikhlas melepas Mas Radit buat Rini. Rini itu anak yang baik bu. Nikahkan mereka bu. Disha pergi dulu. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Ku bawa motorku menuju pantai, lautan lepas.. Tempat yang paling bagus menurutku jika patah hati tuh di sini.. Apalagi di saat sekarang, pantainya sepi. Tidak ada pengunjung. Aku duduk dan memandangi lautan di sore hari. Ku melihat lagi bekas cincin di jari manis ku. Masih berbekas bentuk cincin pertunangan aku dengan Mas Radit. Satu bulan, satu bulan lagi kami akan menikah. Tapi dengan tega dia mengkhianati ku! Cinta.. pembohong!! pengkhianat!! dasar setan bertopeng kan manusia. Tapi tetap saja sakit rasanya di dadaku. Apalagi jika aku mengingat segala kenangan kami bersama.. Pertemuan pertama kami, dekat dan mulai menjalin hubungan.. Tidak lama setelah itu, mulai serius dan akhirnya kami bertunangan. Begitu banyak waktu dan kenangan kami bersama. Dan di saat kami sudah menyiapkan segala-galanya. Dia dengan begitu gampang nya merusak segala-galanya. Tanpa terasa aku menangis!! aku tidak bisa menahan rasa sesak di hatiku!! berulang kali aku memukul dadaku. Ya Tuhan..ini sakit banget!!..mereka sangat jahat padaku. Mungkin juga aku yang terlalu bodoh dan terlalu percaya padanya.. Panteslah Mas Radit sering berangkat keluar kota. Dengan alasan, katanya ada tugas dari kantor. Dan ini adalah keberangkatan dia yang paling lama. Aku yang dengan percaya terus menunggu dan berharap. Berharap dengan kepulangannya kali ini, kami akan melangsungkan pernikahan.Ternyata semua itu hanya angan dan mimpi saja. Pertunangan kami hancur hanya karena sebuah pengkhianatan yang dia lakukan. Begitu lamanya dia sudah membohongiku. Dasar.. Pria b******k. Sepandai-pandai nya tupai melompat akhirnya akan jatuh ke tanah juga. Begitu juga dengan mereka berdua. Begitu lamanya mereka menyembunyikan hubungan mereka dariku. Akhirnya Tuhan dengan kuasanya memperlihatkan kebusukan mereka berdua kepadaku. Semua yang terjadi pasti ada hikmah dan pelajarannya yang kau berikan padaku ya Allah.. Aku sangat bersyukur, kami tidak jadi menikah. Jika saja kami sudah menikah, dan hubungan mereka akhirnya aku ketahui. Aku benar-benar tidak tau, harus berbuat apa sudah di hidupku ini. Aku berjalan pelan menuju ke laut lepas. Terus dan terus ke depan untuk mengejar ombak yang bergulung di lautan luas. Sambil terus berteriak-teriak seperti orang gila. Ku keluarkan semua kata-kata cacian maki untuk mereka yang sudah. menyakiti hati ini di hadapan lautan luas. "DASAR PRIA b******k!!! SIALAN!! SETAN BERTOPENG KAN MANUSIA!!! PENGKHIANAT KALIAN BERDUA!! AKU TULUS BERSAHABAT DENGANMU RINI, TAPI KAU DENGAN TEGA MENUSUKKU DARI BELAKANG!!! KALIAN BERDUA JAHAT!!! SANGAT JAHAT!" Sekuat tenaga aku keluarkan semua uneg-unegku yang buat nyesek di dadaku. Aku terus berlari mengejar ombak yang bergulung.. Terus maju ke depan..Tiba-tiba ada yang menarik tangan ku. "Kamu sudah gila yah!!!! Saya tau kamu patah hati!! pertunangan kamu di batalkan!! tapi tidak begitu juga kamu ingin bunuh diri hanya karena pria b******k itu!" Aku yang kaget seketika hanya bisa melongo saja melihat orang di hadapan ku ini marah-marah!! Lama aku di tarik ke pinggir baru aku sadar.. Ya ampun... apa dia pikir aku mau bunuh diri?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN