Keraguan

2555 Kata

Miranda mengurung diri di kamar, tangisannya kali ini lebih parah dari sebelumnya. Air mata yang tak bisa ia tahan terus mengalir tanpa henti, seolah melepaskan segala beban yang terpendam dalam dirinya. Ia merasa dunia begitu berat, tak ada tempat lagi yang bisa memberinya rasa tenang. Kecewa, patah hati, dan rasa takut yang tak pernah ia rasakan sebelumnya menghancurkan segala harapannya. Ratu, sahabat yang satu kontrakan dengannya, mulai cemas. Miranda yang biasanya begitu kuat, kini tak keluar kamar selama berhari-hari. Ratu mencoba berbagai cara untuk membujuk, mengetuk pintu kamar dan menawarkan makanan, namun tidak ada jawaban. Ia tahu betapa beratnya perasaan Miranda, tapi ia juga tahu bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Mir, buka pintunya,” suara Ratu terdengar lemb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN