Bellova, Ali, dan Senja

2097 Kata

Makassar. Kota baru, tempat baru, dan hidup yang entah akan seperti apa bagi Bellova. Ia menarik napas panjang, menatap keluar jendela mobil yang membawanya ke rumah baru mereka. Kota ini begitu berbeda dari tempat-tempat sebelumnya. Lebih ramai dari yang ia bayangkan, dengan jalanan yang dipenuhi kendaraan yang berlalu-lalang tanpa henti. Bangunan-bangunan tinggi berdiri kokoh di beberapa titik, sementara di sisi lain, pasar-pasar tradisional masih mempertahankan keasliannya. Ada aroma laut yang samar-samar tercium, mengingatkan Bellova bahwa kota ini berada di tepi perairan. Ia tidak pernah menyangka akan berakhir di sini. Tapi hidup memang selalu penuh kejutan, bukan? Mamannya sudah beberapa kali berpindah lokasi pekerjaan. Bukan karena ia tidak kompeten, tetapi karena tuntutan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN