"Oi, Senjaaa! Tolong ambilin makanan kami di bawah ya! Yang cepaaat!" Tawa kecil terdengar dari beberapa sudut ruangan, diikuti oleh bisikan-bisikan yang nyaris terdengar seperti angin berhembus, tetapi Senja tahu, setiap kata itu sengaja diucapkan untuk membuatnya merasa semakin kecil. Ia sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini selama beberapa hari terakhir. Sejak kejadian fotokopi dan obrolan singkatnya dengan Ali di lobi, situasinya semakin memburuk. Mereka tidak terang-terangan melarangnya bergaul dengan Ali, tapi cara mereka memperlakukannya berbicara lebih keras dari kata-kata. Dari tatapan tajam, bisikan sinis, hingga perintah-perintah sepele yang jelas-jelas ditujukan untuk merendahkannya. Namun, Senja tidak melawan. Tidak berani. Di lantai ini, ada sekitar dua pul

