Di ruang tengah rumah Opa Adhi yang megah, telepon berdering dengan nada panjang dan mantap. Suasana rumah yang awalnya tenang berubah saat salah satu anggota keluarga mengangkat panggilan itu.
“Pihak keluarganya Badhri menelepon.”
Pernyataan itu langsung menarik perhatian beberapa orang yang tengah duduk di ruang keluarga. Nama keluarga Badhri bukanlah nama yang asing bagi mereka. Bukan sekadar keluarga biasa, mereka adalah bagian dari lingkaran yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan dekat dengan keluarga besar mereka. Hubungan itu bukan sekadar relasi sosial, melainkan ikatan panjang yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Badhri—nama yang langsung mengingatkan mereka pada sosok tua yang disegani, Opa Badri, kepala keluarga dari garis keturunan Athaya. Lelaki yang karismat
