BAB 10

1567 Kata

Sunyi. Sepi. Diam. Hanya itu, kalimat itu yang sangat cocok untuk gambaran kejadian beberapa hari yang lalu. Diam, Bibirnya terkatup rapat dengan tatapan kosong lurus ke depan. Seolah-olah kehidupan di dalamnya mati secara bersamaan. Justin tak BERhenti mencoba mengajak kekasihnya berbicara meski jawaban pastinya hanya suara desau angin musim gugur. Menatapnya nanar, kembali Justin berjongkok mensejajarkan tinggi duduknya dengan Valerie sembari meremas lembut kedua tangannya. Mengecupnya berulang dengan selintas pikiran: ‘Ini lebih membuatku hancur melebihi apapun.’ "Maple," bisiknya parau. Baginya, menahan tangis benar-benar menohok hatinya. Tenggorokannya tercekat, pahit dan kering mendominasi. Berusaha menelan saliva kuat-kuat, namun hasil dari semuanya adalah sama, tercekat. "Katak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN