Hafidz pulang dengan perasaan berkecamuk, ia merasa tak pantas menjadi suami Niswah, alasan apa yang harus ia katakan pada Niswah sehingga ia pulang larut, meskipun ia tahu Niswah pasti sudah tertidur namun tidak mungkin jika besok Niswah tak akan bertanya. Hafidz membuka pintu rumah, biasanya akan ada Niswah yang menyambutnya dengan riang, kali ini rumah terlihat gelap karna lampu telah dimatikan, langkah Hafidz terhenti melihat sang istri yang telah tertidur disofa karna ulahnya bagaikan ribuan ton besi terhantam dihatinya meninggalkan sesak yang tiada tara. Untuk pertama kalinya ia menelantarkan isteri dalam pernikahan yang sudah menginjak 8 bulan lamanya. "Maafkan aku," ucapnya lirih. Niswah yang merasakan hembusan nafas seseorang langsung terbangun dari tidurnya. Mengerjakan matany

