"Sa-saya izin ke toilet, Pak!" ujar Belinda menaikan sedikit tangannya menatap ke arah Pak Nyoman berdiri. Tanpa menunggu respon atasannya, Belinda langsung keluar dari ruangan itu. Berkali-kali Belinda mencoba mengeluarkan isi perutnya karena merasa sangat mual. Rasa kaget membuat perutnya tak nyaman. Di dalam hatinya ada amarah yang luar biasa hingga ia tak sanggup lagi menahan. "Ini gila! Serius, ini benar-benar gila! Bagaimana babu itu selalu merebut apa yang aku sukai?! Bahkan sejak SD, guru lebih banyak memperhatikan dia daripada aku. Padahal dia perempuan miskin! Aku benci wanita itu sampai ubun-ubunku!" "Huwwwweeek!" Belinda mengusap mulutnya. Sekali lagi, ia mencoba mengeluarkan isi perutnya namun tidak mampu. Tak ada muntahan tapi rasa ingin muntah seperti terus mengaduk-adu

