BAB 26_KERINGAT DINGIN

1136 Kata

Yuni dan Belinda melenggang masuk dengan percaya diri. Mereka kompak mencebik Parjo, melirik laki-laki itu dengan sinis. "Mari! Ini adalah ruangan pribadiku! Sejenis ruang kerja," ujar Aditya santai. Yuni mencolek tangan Belinda karena terperangah pada kemewahan ruangan itu. Begitu luas dengan marmer yang mengkilat dan terlihat mahal. Ada meja kerja juga foto keluarga besar Aditya. Pemuda itu nampak gagah berdiri bersanding dengan Dareen sedangkan Hadi Pratama dengan istrinya duduk di kursi yang memiliki ukiran rumit dan mewah. 'Andai aku melihat foto ini lebih dulu, maka kekacauan ini takkan terjadi' batin Belinda meracau. "Silahkan." Aditya mempersilakan kedua wanita itu duduk di sofa abu yang terlihat elegan. Meski tak bermotif, ketika badan tertumpu, terasa benda itu memiliki n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN