bc

My Boss, My First Love

book_age18+
1.2K
IKUTI
15.8K
BACA
HE
second chance
friends to lovers
kickass heroine
boss
drama
bxg
serious
kicking
bold
brilliant
city
office/work place
childhood crush
assistant
like
intro-logo
Uraian

Zara Kavita adalah seorang mahasiswa yang telah lama memendam rasa untuk Kaidan Raditya, kakak tingkatnya. Setelah sekian lama bersembunyi, akhirnya Zara memutuskan untuk mengungkapkan cinta pada Kaidan.

Namun, Kaidan menolaknya. Ternyata Kaidan sudah tahu lebih dulu kalau Zara akan mengatakan cinta padanya. Hal yang membuat Zara lebih terguncang adalah, Kaidan sengaja memanggil teman-temannya untuk menyaksikan penolakan cinta Zara padanya.

Semua teman Kaidan mengolok Zara yang saat itu penampilannya bisa dibilang culun. Hal itu juga sudah menyebar di seluruh pelosok kampus yang membuatnya sangat malu. Sejak hari itu, Zara memiliki satu trauma yang tidak bisa hilang dari hidupnya.

Tiga tahun berlalu sangat cepat. Zara yang sudah lulus, baru keterima kerja di perusahaan ternama dan baru saja menandatangani kontrak kerja. Siapa sangka jika ternyata Zara dipertemukan lagi dengan Kaidan yang merupakan bosnya sendiri?!

Namun, Zara yang sekarang sangat berbeda dengan Zara waktu kuliah dulu. Dia berubah menjadi cantik dan menarik. Bahkan Kaidan sempat terpesona dibuatnya.

Perjanjian kontrak tidak bisa dibatalkan. Zara terpaksa harus menghadapi perasaannya yang telah lama ia buang jauh. Kaidan yang waktu itu merasa bersalah, berusaha meluluhkan hati Zara. Lantas bagaimana kisah mereka ketika dipertemukan kembali?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Penolakan dan Pertemuan Kembali
"Aku ... menyukai Kak Kaidan." Zara memberanikan diri menyatakan perasaan pada Kaidan, kakak tingkat tiga tahun lebih tua darinya. Pada hari kelulusan Kaidan, di ruang broadcast yang ada di kampus, Zara dibantu dengan sahabatnya yang bernama Aurel, sudah menyiapkan diri untuk mengungkapkan cinta. Sedangkan Kaidan, hanya diam tanpa ekspresi mendengar ungkapan perasaan Zara. "Kak Kaidan masih ingat denganku, kan? Aku Zara! Waktu itu, hujan lebat. Aku sedang demam. Kak Kaidan memberiku topi supaya aku tidak kehujanan." "Ya! Aku ingat," jawab Kaidan dengan reaksi datar. Zara tersenyum tersipu. Ia merasa bahagia Kaidan mengingatnya. Zara menundukkan pandangan sambil malu-malu dan ingin kembali melanjutkan mengungkapkan perasaannya. "Dari dulu aku—" "Sebenarnya aku tahu kamu akan mengatakan cinta padaku!" potong Kaidan tiba-tiba yang membuat Zara terhenyak. Ia mengangkat kepala perlahan dan melihat Kaidan. "Ba ... bagaimana Kak Kaidan tahu?!" tanya Zara bingung. "Aku tidak sengaja mendengar gadis bernama Aurel sedang berbicara denganmu lewat ponsel," jawab Kaidan. Zara terkejut mendengarnya. Kini, Zara pun langsung menjadi kaku tidak bisa bergerak. Ia hanya mengerjapkan mata beberapa kali. Rasanya seperti sedang berjalan dan tersandung sesuatu, lalu langsung masuk ke jurang yang dalam. "Dengar, ya!" kata Kaidan. "Hanya dengan memberimu topi, jangan anggap kalau aku juga menyukaimu, " ungkapnya. Mendengarnya, Zara merasa ada sesuatu yang menghujam jantungnya. Kalimat Kaidan baru saja, memiliki arti sama saja dengan menolaknya. "Bu ... bukan begitu, Kak! Aku hanya—" "Kaidan!" Tiba-tiba dari arah luar, terdengar suara seorang laki-laki yang memanggil Kaidan, yang sekaligus memotong kalimat Zara yang ingin menjelaskan. Membuat Zara dan Kaidan menoleh ke arah pintu. Itu adalah Lutfi, teman Kaidan. "Hei! Kaidan benar-benar ditembak gadis itu!" seru Lutfi dengan suara kencang. Setelah itu tiba-tiba dari arah luar masuklah teman-teman Kaidan yang juga baru saja selesai yudisium setelah kelulusan. Mereka datang dalam jumlah cukup banyak. Membuat Zara semakin kaku kebingungan. "Wah! Ternyata benar ada yang sedang mengatakan cinta, ya?!" seru Lutfi yang membuat Zara terhenyak kaget. Kenapa teman-teman Kaidan juga tahu?! Pikir Zara. "Siapa dia?!" tanya salah seorang teman Kaidan. "Lihatlah penampilannya! Memang Kaidan mau menerima perempuan culun begitu?!" "Aku tidak menyangka ada gadis yang berpenampilan seperti itu, berani mengungkapkan cinta pada Kaidan kita yang populer!" Teman-teman yang lain saling bersahutan mengolok Zara secara terang-terangan. "Sudah, hentikan!" bisik Kaidan pada teman-temannya. Namun, sayang mereka enggan mendengar Kaidan dan justru semakin mengolok Zara. Bersamaan dengan gelak tawa cukup kencang memenuhi ruangan itu. Zara pun seolah menjadi patung dan benar-benar sangat bodoh berada di sana. Bagaimana teman-teman Kaidan tahu?! Tunggu! Bukankah tadi Kaidan sudah mengetahui lebih dulu kalau Zara akan mengungkapkan perasaannya?! Jadi artinya, Kaidan memberitahu semua teman-temannya sekaligus menyuruh mereka datang untuk mempermalukan dirinya?! Zara yang merasa dipermalukan itu, hanya bisa menundukkan kepala dalam. Ia mengepalkan kedua tangannya erat-erat untuk menahan rasa malu yang sudah diambang batas. Sekian detik kemudian, Zara langsung berlari keluar meninggalkan ruangan itu begitu saja. Semua teman Kaidan masih terus menyorakinya. Sedangkan Kaidan, hanya memperhatikan Zara dengan tatapan bersalah. Zara yang sudah keluar, terus berlari menjauh. Sampai ia melewati beberapa kelas dan dirasa sudah aman. Ia terhenti sejenak untuk mengatur nafas mengontrol emosi yang membuncah dari dalam dirinya. "Jadi, gadis culun yang menyatakan perasaannya padamu itu namanya, Zara?" Tiba-tiba terdengar suara Lutfi dari pengeras suara yang terpasang di dekat sana. Membuat Zara terhenyak. Pengeras suara itu berasal dari ruang broadcast tadi. Zara menoleh ke arah pengeras suara itu dan mendengar bahak tawa teman-teman Kaidan yang lain. Zara semakin shock mengetahui kebenaran bahwa artinya, ketika ia menyatakan cinta tadi, speaker di ruang broadcast sedang menyala. Sehingga apa yang sudah dikatakannya pada Kaidan, terdengar oleh satu kampus. "Apa ini? Karena dia tahu aku mau mengungkapkan perasaan padanya, dia ingin mempermalukanku?! Bahkan sengaja menyalakan speaker supaya semua orang tahu?!" gumam Zara dalam hati. "Itu dia yang namanya Zara!" "Berani benar dia mengungkapkan cinta pada Kaidan?!" "Nekat sekali! Padahal penampilannya seperti itu!" Para mahasiswa yang berjalan melewati Zara, mendadak jadi membicarakannya. Meski mereka berbicara dengan suara pelan, tapi tetap saja Zara bisa mendengarnya. Membuat Zara merasa seperti semut kecil yang sedang dikepung dari berbagai arah. Zara pun menundukkan kepala lebih dalam. Seolah tidak ada tempat lari lagi untuknya. Kini, semua orang sudah tahu kalau dia baru saja mengatakan cinta pada Kaidan. Tidak! Semuanya tahu kalau ia ditolak Kaidan. Karena dari pengeras suara itu, masih terdengar tawa teman Kaidan yang mengoloknya. Membuat Zara kembali mengepalkan tangannya kuat-kuat merasa marah. "Ternyata aku salah! Aku pikir kamu adalah laki-laki yang bisa dibanggakan! Dasar mulut ember! Aku tidak mau melihat wajahnya lagi! Aku bersumpah akan menghilang dari kehidupanmu!" gumam Zara dalam hati penuh rasa dendam. *** Tak terasa tiga tahun telah berlalu. Kini, Zara juga sudah lulus. Akhirnya ia bisa keluar dari kampus yang menurutnya menyebalkan itu. Karena trauma waktu itu, setiap kali Zara ke kampus, ia selalu merasa paranoid sendiri. Zara sudah berhasil mendapatkan gelar sarjana sistem informasi. Ia baru saja keterima kerja. Sekarang, Zara ada di ruang tunggu perusahaan teknologi bernama Axion Tech, untuk melakukan tanda tangan perjanjian kerja. "Zara Kavita?" Tiba-tiba ada yang memanggil dari arah belakang. Zara menoleh ke belakang dan melihat seorang laki-laki berjalan mendekatinya. Zara pun segera berdiri untuk menyambutnya. "Iya, saya Zara." "Kenalkan. Aku Bobby asisten pimpinan di perusahaan ini. Aku juga yang kemarin menelponmu," jawab Bobby menyodorkan tangan. "Oh! Iya, Pak." Zara membalas jabatan tangan Bobby. "Sesuai dengan kriteria yang diinginkan pimpinan kami, kamulah yang paling berkompeten untuk mengisi posisi ini. Sebelumnya, aku sudah mengirim dokumen perjanjian kontraknya, bukan?" "Sudah. Saya sudah membaca semuanya. Saya paham dengan semua tanggung jawab yang harus dilakukan." "Baguslah! Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kamu langsung tanda tangan kontraknya saja?" "Baik!" Zara mengangguk satu kali kencang. "Masuklah ke kantorku," ajak Bobby. Bobby berbalik dan kembali masuk ke kantor di mana ia keluar sebelumnya. Zara mengikutinya. Ketika sudah di dalam, Bobby menyuruh Zara duduk dan Bobby menyiapkan perjanjian kontraknya. "Silahkan kalau kamu mau membacanya sekali lagi," kata Bobby memberikan dokumen perjanjian kontrak tersebut. Zara menerima dan sekali lagi membacanya sekilas. "Kalau kamu menandatangi kontrak tersebut, maka kamu akan bekerja di sini selama satu tahun. Kalau kamu keluar sebelum tenggat waktu yang ditentukan, maka kamu harus bersedia untuk membayar denda penalti," jelas Bobby sembari menjelaskan saat Zara membaca. Zara terdiam berpikir sejenak. Sejujurnya, Zara agak takut mendengar soal denda. Tapi bukankah dia memang sangat mengidamkan pekerjaan di perusahaan besar? Apalagi seperti Axion Tech yang menerimanya itu. Tanpa pikir panjang lagi, Zara menandatangani kontrak perjanjian kerja tersebut. Lagi pula, ia juga sudah memahami semua tanggung jawab untuk posisinya. Setelah selesai tanda tangan, Zara mengembalikan perjanjian kontrak pada Amanda. "Selamat, sudah menjadi bagian dari Axion Tech," ujar Bobby tersenyum pada Zara. "Terima kasih," jawab Zara. "Pimpinan kami berpesan kalau posisi yang beliau minta sudah terisi, beliau ingin menemuinya langsung untuk memulai pekerjaan," jelas Bobby. "Kebetulan pimpinan kami sudah datang. Aku akan mengantarmu menemuinya," kata Bobby lagi. "Baik," jawab Zara yang hanya terus menurut. Mereka berdua kembali berjalan keluar kantor. Masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai tiga. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka berdua sudah sampai di depan ruangan pimpinan Axion Tech ini. "Oh iya, nanti jangan lupa memperkenalkan diri, ya. Karena sebenarnya pimpinan kami tidak tahu siapa yang direkrut. Semua sudah diserahkan di pihak manajer HRD dalam pengawasanku," jelas Bobby lagi sebelum mereka masuk. "Saya mengerti," jawab Zara kembali mengangguk. Bobby pun tersenyum menanggapinya. Akhirnya Bobby mengetuk pintu beberapa kali dan menemani Zara masuk. Zara mendadak gugup saat akan bertemu bos besar. Ketika mereka masuk, Zara melihat seorang laki-laki memakai setelan jas rapi, sedang berdiri membelakangi pintu. Laki-laki itu terlihat sedang membaca dokumen di tangannya. "Permisi, Pak. Ini adalah calon karyawan yang baru saja tanda tangan kontrak," kata Bobby. "Hm!" jawab pimpinan laki-laki itu singkat. Setelah itu Bobby ganti menoleh ke arah Zara kembali. "Aku pergi dulu, ya. Jangan lupa kenalkan dirimu," bisik Bobby pada Zara. Zara hanya mengangguk dua kali menuruti pinta Bobby. Bobby pun keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan Zara dan pimpinan perusahaan ini berdua saja. Zara yang masih setengah gugup, menarik nafas panjang siap memperkenalkan diri. "Kenalkan, Pak. Saya, Zara Kavita, karyawan baru," ujar Zara memperkenalkan diri. Dalam sekian detik pimpinan laki-laki itu menutup dokumennya. Ia membalikkan badan melihat ke arah Zara. Ketika Zara bisa melihat wajah pimpinan itu, betapa terkejutnya dia. Wajah pimpinan itu tidak asing. Bahkan Zara mengenalnya dengan sangat baik. Senyum Zara perlahan memudar. Mendadak jantung Zara berpacu seribu kali lebih cepat dari sebelumnya. "Zara?" sapa pimpinan tersebut sembari menautkan kedua alis dengan raut wajah heran. "Kak ... Kaidan?" gumam Zara dalam hati.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook