Mengagumi

1096 Kata
Max hanya bisa menatap malang tuanya, dia tahu bagaimana Mike begitu mencintai istrinya sampai bisa tampak se frustasi ini saat ibunya menyuruh Mike menceraikan istrinya. Sungguh Max pun merasa kesal dengan sikap nyonya besarnya, namun apa yang bisa ia perbuat untuk merubah sifat yang begitu keras tersebut. ***** Carol dan Rico sedang membahas pengerjaan gedung untuk Mr. Kaleid, Carol tampak menjelaskan desain yang telah di persiapkan sebelumnya dan memperlihatkan nya kepada Rico juga Mr. Kaleid. Dia tampak begitu profesional dalam mengerjakan pekerjaan nya. Bagaimana tidak, lihat saja sekarang ini. Mr. Kaleid bahkan tak pernah mengajukan komplain terhadap hasil kerjanya, setiap pertanyaan yang terlontar dari Mr. Kaleid akan di jawab dengan terperinci oleh Carol dan membuat Kaleid mengangguk dan tersenyum menatap Carol. "Bagaimana tuan, apa sudah cukup jelas rencana kerja yang saya jelaskan ini" Carol meneliti wajah Kaleid, untuk melihat apakah dia akan menyukai atau tidak dengan hasil kerjanya "Sampai di sini aku merasa semua sudah bagus, aku suka dengan semua penjelasan mu. Kau cukup ahli dalam bidang ini nona Carol" Memberi pujian pada Carol dengan tersenyum, senyum nya yang menampakkan betapa tampan pria tersebut. Hingga Carol sempat terpukau dengan ketampanannya itu 'tampan sekali bagaimana orang di sekitar sini tidak memperhatikan nya jika dia setampan ini' Carol berdeham pelan dan menyadarkan lamunannya yang menggila. "Mr. Kaleid harus tahu, dia adalah manager andalan di perusahaan kami. Kinerjanya tak perlu di pertanyakan lagi, dia selalu berhasil melobi perusahaan untuk bekerja sama dengan kami. Buktinya anda sudah melihat sendiri bukan, bagaimana dia begitu hebat dalam komunikasi bisnis?" Rico membanggakan Carol yang pipinya tampak sudah merona malu, dengan apa yang baru saja di katakan oleh Rico. "terima kasih Mr. Kaleid, jika anda tak mengijinkan saya untuk melanjutkan penjelasan nya tak kan mungkin kita bisa sepaham seperti ini bukan?" Carol berbicara sedikit merendah "Pak Rico,, anda selalu bisa membuat saya berbangga diri bukan?" memiringkan kepalanya dan tersenyum menggoda Rico, atasan nya yang begitu baik padanya. Dialah orang yang membantu Carol dari awal dia magang, hingga menjadi Carol yang begitu luar biasa seperti sekarang ini. Kaleid yang melihat senyum yang begitu manis dari Carol pun terhenyak, dia tak tahu bahwa wanita di depan nya ini adalah sosok yang begitu cantik dan pintar. Membuatnya ingin berlama lama memandang senyumnya yang begitu indah, namun Rico menyadarkan lamunan Kaleid. "Mr. Kaleid, silahkan tanda tangani surat perjanjian kerja kita. Sebelumnya, tolong di baca terlebih dahulu. Agar tidak ada ke salah pahaman untuk ke depan nya" Rico menyerah kan surat surat perjanjian yang sudah di siapkan sebelumnya. Setelah selesai melakukan transaksi bisnis, mereka pun melanjutkan makan siang bersama. Sesekali Kaleid pun masih melirik ke arah Carol yang makan sambil menyisipkan sedikit candaan dengan Rico, Kaleid menarik bibirnya tersenyum tipis yang tak begitu ketara setiap melihat senyuman atau tawa dari Carol. Rico akhirnya menyadari bahwa orang yang baru saja menjadi rekan bisnis yang berada di depannya ini selalu memperhatikan Carol, dia pun tak ingin Kaleid terpikat lebih dalam kepada Carol. Karena dia tahu, Carol sudah memiliki seorang suami yang sangat mencintainya. begitupun dengan Carol. "Hhmm,, Oh iya Mr. Kaleid, rencana nya berapa lama anda akan tinggal di Indonesia?" Rico berdeham untuk mengalihkan perhatian Kaleid yang di anggap cukup mencurigakan. "Aku belum tahu juga Mr.Rico, karena masih ada beberapa hal lagi yang harus ku kerjakan di sini. Bisa jadi akan memakan waktu yang cukup lama" "Begitu rupanya, jika memang masih lama. Anda bisa meminta Carol dan suami nya untuk membawa anda berkunjung ke tempat wisata terbaik di sini, karena suaminya juga adalah seorang pengusaha travel terkenal disini" Rico menambahkan suami Carol dalam pembicaraan, agar Kaleid tak memiliki maksud lebih kepada Carol. "Oh, jika benar begitu. Tentu aku akan senang sekali" Memperhatikan wajah Carol dan menampakkan raut yang sedikit kecewa terlihat oleh Rico, dan ternyata dugaan nya benar bahwa Kaleid mulai mengagumi Carol. Selesai makan siang, mereka pun berpisah di lobi hotel. Tampak mereka bertiga bersalaman perpisahan. Di sudut lain lobi hotel ibu mertua Carol tampak menyembunyikan wajahnya, mengendap endap mengambil gambar Carol bersalaman dengan Kaleid. Hanya tampak mereka berdua saja, karena Rico meminta ijin ke toilet. Dia tak ingin melepaskan kesempatan emas ini, dia akan membuat rencana dengan foto foto yang di ambil. Apalagi di tempat seperti ini, mungkin anaknya akan mulai meragukan cinta menantunya begitulah pikirnya. Seorang pria asing yang sangat tampan, berbicara di depan lobi hotel dan saling bercanda hingga tertawa lepas membuat nya mencibir menantunya. 'Dasar sok suci kamu Carol, di depan Mike kamu berlagak mencintai nya. Tapi di belakang, kamu juga bercanda riang dengan lelaki tampan itu. ckckck sungguh tak masuk akal' Kaleid tampak bisa mengubah suasana, tadinya Carol masih saja memikirkan hubungan dengan ibu mertuanya. Namun sekarang, Carol bisa tertawa lepas dengan candaan dari Kaleid. Kaleid pun begitu menyukai Carol yang tertawa begitu lepas, pada saat dia datang tadi dia sudah melihat Carol yang lain. Sedikit murung dan tak banyak bicara, namun saat selesai membicarakan bisnis dan menyaksikan Carol berbincang dengan Rico membuat Kaleid mengetahui sisi lain wanita tersebut. Hingga akhirnya sekarang dia mencoba untuk lebih dekat dengan nya. Benar saja, sekarang ini Carol pun terlihat begitu ceria dan banyak bicara. "Apa kau tahu nona, aku dulu juga tak begitu menyukai pertemuan bisnis seperti ini. Pernah sekali aku di maki oleh seorang pengusaha wanita, karena di nilai tak menghargainya. Aku datang terlambat ketempat janji temu kami, namun aku hanya diam dan duduk begitu saja hingga wanita itu yang mulai bertanya dulu pada ku. Aku diam sejenak, dan setelahnya aku langsung memulai membicarakan bisnis yang akan kami sepakati. Namun tiba tiba saja, segelas minuman sudah memenuhi kepala hingga menetes di pakaianku. Aku hanya diam tanpa bisa memandang ke wajah wanita itu, aku tahu pasti dia sangat kesal padaku. Dia mengatakan aku gila dan dia tak mau memulai bisnis nya dengan orang gila seperti ku" Kaleid pun terkekeh dan wajahnya mulai memerah karena malu menceritakan hal bodoh yang pernah terjadi dalam hidupnya, namun Kaleid cukup senang dapat melihat tawa Carol yang begitu lepas. "Kau sungguh aneh Mr, apa kau tak malu di siram di depan banyak orang?" tanya Carol yang masih mengulas senyum manisnya "Tentu saja aku sangat malu, hingga rasanya aku ingin menenggelamkan diri ke lautan yang paling dalam nona. Aku bahkan berjalan keluar restoran tanpa melihat ke wajah orang orang, aku hanya berjalan sambil menunduk sampai pada mobilku" Lanjut Kaleid, dia sungguh tak ingin berpaling dari wajah Carol saat ini. Dia masih ingin berlama lama memandangi wajah wanita itu Ibu mertua Carol pun menyadari tatapan aneh dari pria tersebut, dia dapat mengetahui bahwa pria tersebut memberi perhatian lebih pada menantunya. Dia tersenyum senang dan berjalan menuju lift tanpa di ketahui oleh ke dua orang tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN