~Flashback~
"Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan, mulai besok dan seterusnya saya tidak mau melihat mu ada di kota ini apalagi bila sampai aku melihat mu mendekati anakku lagi. Aku pikir kamu pasti cukup pintar untuk memahami perkataan ku ini, jika kau masih ingin bisa melanjutkan pendidikanmu maka ikutilah apa yang ku perintahkan. Mengerti!"
"Ba, baik nyonya, saya akan segera pergi dari kota ini. Tapi apa saya tidak boleh melihat Mike untuk terakhir kalinya, nyonya?"
"Tidak perlu, kau hanya perlu menulis surat dan mengatakan kepada anak ku agar dia tak perlu mencarimu karena kau telah bahagia dengan lelaki pilihan mu sendiri"
"Tapi,,,"
"Tidak ada tapi tapi an, lakukan dengan cepat apa yang aku suruh"
"Ba, baik"
~~Off~~
Rico kembali mengingat apa yang telah ibu Mike lakukan kepada seorang gadis yang di cintai Mike dulu, Helen Wijaya seorang gadis yang di sukai oleh Mike saat mereka masih duduk di bangku SMA. Mike sungguh mencintai gadis itu begitu pula dengan Helen, dia bahkan yang membawa hal baik kepada Mike. Dulu Mike adalah anak yang nakal, dia bahkan sering mendapat masalah saat baru baru masuk SMA. Awalnya Mike pernah menjahili Helen hingga menangis dan berteriak bahwa dia sangat membeci Mike, namun Helen tak begitu saja takut kepada Mike. Helen akhirnya selalu menghindar jika mereka harus berpapasan saat di sekolah, Helen memilih mengabaikannya jika di ganggu oleh Mike. Jika pun tak bisa menghindar, Helen akan marah kepada Mike namun sesaat kemudian dia akan berlari menjauhi nya. Namun itulah yang membuat Mike semakin penasaran kepadanya, dia mulai mengikuti Helen kemana pun gadis itu pergi. Tanpa dia sadari Mike akan ikut tersenyum saat gadis itu bercanda saat berkumpul bersama dengan teman teman nya. Hingga suatu saat Helen menyadari bahwa Mike mengikutinya, Helen menghampirinya dan memarahinya hingga menangis kembali di hadapan Mike. Entah apa yang merasuki Mike hingga tangannya bergerak begitu saja untuk menyeka air mata Helen tanpa aba aba, Helen yang tadinya menangis sambil menunduk pun kaget dan langsung menepis tangan Mike. Helen yang tersadar pun ingin segera pergi, namun tangannya di tahan oleh Mike hingga dia pun sejenak berbalik. "Maaf kan aku" kalimat itupun terucap tanpa bisa di tahan Mike, Helen menatap nya cukup lama namun akhirnya dengan sekali sentakan tangan mya terlepas dari genggaman Mike dan dia pun berlari meninggalkan laki laki itu sendirian.
Begitulah cerita perjalanan cinta seorang Mike, Rico adalah saksi hidup perjalanan cinta Mike yang tak begitu beruntung. Jika saja Mike tak bersih keras menikahi Carol kali ini, mungkin dia pun akan menelan pil pahit dalam percintaannya. Karena Carol berkali kali mengeluh kalau dia sering di teror seseorang tepat beberapa bulan setelah bertunangan dengan Mike, orang itu mengatakan kalau dia adalah mantan pacar Mike dan masih mencintai nya diapun meminta Carol untuk membatalkan pernikahannya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara berat sahabatnya mengagetkan Rico yang masih saja berlabuh dengan lamunannya, dia bahkan tak ingat kalau pria itu masih di dalam ruangannya.
"Bukan urusanmu pengacau, kenapa kau bangun bukankah kau ingin istirahat?" Rico memandang sahabatnya kesal, Mike membenarkan posisi tubuhnya dan kembali duduk dan bersandar di sofa kantor sahabatnya itu.
"Ahh iya, ini kantormu. Aku lupa dan mengira ini adalah kantorku" menyematkan senyuman di wajahnya dan memandang ke arah sahabatnya
"Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Berjalan ke arah sofa, dan ikut duduk di sofa yang berhadapan dengan Mike
"Hhmm,, entahlah Rico, aku sama sekali tidak bisa tenang, hahh.." kembali mendesah kan nafasnya panjang
"Bisa kau bicarakan apa masalahmu Mike? Aku tak bisa melihatmu seperti ini terus, bicarakanlah padaku mungkin aku bisa sedikit membantumu?" Rico bertanya dengan penuh perhatian l, berharap sahabatnya tersebut mau menceritakan masalah yang di tanggung nya.
"...Aku merasa lelah dengan sikap mom, dia selalu memojokkan Carol di hadapan orang orang. Aku bahkan sampai tak berani mengatakan untuk bertahan, karena aku tahu bagaimana perasaan nya sekarang ini" Mike mengucapkan kalimatnya sambil membayangkan wajah istrinya yang begitu di cintainya itu.
"Sungguh, aku tak tahu apa yang ibumu pikirkan Mike. Apa lagi yang kurang dari Carol, dia adalah wanita tangguh yang susah di dapatkan" Rico mengatakan nya dengan sedikit emosi
"..." tak ada jawaban dari Mike, dia masih saja memikirkan apa yang harus di lakukannya
"Sudahlah Mike, pergi jemputlah istrimu. Ini sudah jam pulang sebentar lagi juga aku mau pulang" Rico sengaja mengatakan nya, agar Mike segera menemui istrinya. Dia tahu, hanya Carol yang bisa membuat seorang Mike menjadi lebih ceria, menjadi lebih tenang dan tampak bahagia.
Mike sejenak menatap ke arah Rico "Tenang bro, aku akan segera keluar dari kantor mu tak perlu mengusirku dengan cara halus seperti ini" perkataan Mike membuat Rico tertawa senang
"Hahaha... ini lah Mike yang sesungguhnya, begitulah seharusnya kau bersikap. Aku tenang sekarang, roh mu telah kembali ke tubuhmu yang tak berguna ini" menunjuk bahu Mike dengan masih mengulas senyum
"Dasar si**an kau Rico, aku akan segera menjemput istriku di bawah. Sampai jumpa bro" Mike berdiri dan tersenyum kepada Rico sejenak dan berjalan ke arah pintu serta melambaikan tangan nya sejenak dan keluar meninggalkan Rico yang masih memandang pintu yang sudah kembali tertutup itu.
"Hmm,, benar pertahankan lah cintamu kali ini Mike, jangan kembali menggali lubang untukmu seperti dulu" ekspresi Rico kembali kaku, seperti menahan sesuatu di sana.
*****
Mike sudah berada di parkiran sekarang, saat di lobi tadi dia sudah menelpon Carol dan mengatakan jika dia sudah sampai di depan kantor nya. Carol pun dengan segera membereskan meja kerjanya dan mengambil tas yang di bawanya kemudian turun ke bawah dengan lift.
"Bagaimana harimu sayang?" tanya Mike, saat Carol sudah masuk ke dalam mobil
"Tak ada yang istimewa sayang, aku merindukanmu. Bagaimana dengan harimu?" mencium pipi Mike kemudian memasang sabuk pengaman
"Tak menyenangkan sebelumnya, tapi sekarang aku rasa semua menjadi indah" tersenyum manis ke arah Carol, dan mengelus pipi istrinya itu dengan lembut
"Kau bisa saja Mike, ayo kita pulang atau kita makan dulu di luar?" Caro tersenyum senang mendapat perlakuan manis dari suaminya, dan menanyakan tentang makan malam mereka
"Baiklah sayang, kita makan malam dulu di luar baru pulang ke rumah" mereka memutuskan dengan makan malam di luar dan pulang ke rumah setelahnya, memang mereka kadang kadang menghabiskan waktu berdua dengan malam bersama. Itu juga dapat menambah keharmonisan rumah tangga mereka saat ini.
*****
Di restoran western
Mereka berdua sudah sampai di restoran masakan barat, mereka lumayan sering makan di restoran ini. Mereka berjalan mencari meja kosong yang dapat mereka duduki, akhirnya seorang pelayan membawa mereka ke arah meja di dekat jendela. Mereka pun duduk dan memesan menu makanan, seorang pelayan sedang mencatat menu pesanan mereka. Setelah selesai memesan menu, Carol pun pergi ke toilet karena merasa ingin buang air kecil. Setelah keinginannya sudah di tuntaskan di toilet, dia pun bermaksud kembali ke meja nya tadi. Namun di perjalanan dia bertemu Mr. Kaleid yang menyapanya terlebih dahulu.
"Nona Carol, kaukah itu?" panggil Kaleid
"Oh, Mr. Kaleid. Ternyata anda" Carol berbalik dan melihat ternyata Mr. Kaleid yang memanggilnya tadi
"Apa kau sedang ingin makan malam? dengan siapa kau kemari?" tanya Kaleid sambil mengedarkan pandangan nya, mencari orang yang mungkin datang bersama Carol
"Aku kemari dengan suami ku Mr. Apa kau juga kemari untuk makan malam, bukan kah di restoran di sediakan makanan? Apa mungkin anda sedang menunggu seseorang?" Carol bertanya dengan penuh penasaran, bagaimana Kaleid kemari untuk makan jika di hotel juga tersedia makanan.
"Benar aku kemari untuk makan malam, karena aku belum terbiasa dengan makanan Indonesia. Jadi aku mencari makanan barat ke sini, dan aku mendengar dari asistenku bahwa di sini makanannya enak dan tempat nya juga nyaman.
"Benar sekali, ini memang tempat yang nyaman dan tentunya makanan nya juga enak Mr. Kalau begitu aku duluan, sampai jumpa" Carol mengakhiri pertemuan tak sengaja itu, dan berjalan menuju ke meja dimana suaminya sudah menunggunya di sana.
Kaleid masih saja menatap punggung wanita itu, sambil tersenyum menarik di wajahnya 'apa ini jodoh, aku merasa kau memang harus dengan ku nona. Bolehkah aku bersikap serakah seperti ini?'