Di dalam lift Mike tampak diam saja masih dengan amarah yang mencuat dari wajahnya, masih menggenggam jemari Carol dengan kuat nya hingga dia sedikit meringis kesakitan.
"Mike, tangan ku sakit" Mike yang tadinya berada dalam pikiran nya pun tersadar, dan dengan perlahan merenggangkan genggamannya.
"Maaf kan aku sayang, sungguh maaf kan aku" tanpa aba aba Mike langsung memeluk Carol di dalam lift dan mengucapkan kata kata maaf kepada Carol.
"Apa yang kau katakan, tak masalah sayang. Ini bukan salah mu juga bukan salah mom, ini semua karena keterbatasan ku yang sampai saat ini masih belum bisa memberi mu keturunan dan cucu untuknya" Mencoba menenangkan Mike yang kini dalam kondisi tidak stabil dan di penuhi oleh emosi.
"Tidak,, ini semua bukanlah salahmu sayang. Kita hanya belum di percaya untuk memiliki anak, jangan pernah mengatakan kalau ini keterbatasanmu. AKu cukup senang hanya memiliki mu dalam hidup ku, kau harus ingat itu sayang" Meyakinkan Carol yang tampak sedih dengan keadaan mereka yang belum mempunyai anak.
Melepas pelukan nya Mike menghela air mata istrinya yang masih mengalir, kesedihan di raut wajah Carol tak dapat di sembunyikan oleh nya. Memang inilah yang selalu di takutkan oleh Carol, masalah keturunan yang selalu di ungkit oleh ibu mertuanya. Bahkan pernah sekali ibu mertuanya meminta nya untuk di duakan dan membiarkan Mike untuk menikah lagi, yang pastinya Mike tidak tahu dengan apa yang di lakukan oleh ibunya. Carol sengaja menyembunyikan semua hal tak menyenangkan yang di lakukan ibu mertuanya kepadanya, karena tak ingin hubungan ke duanya menjadi retak.
Bisa di lihat sekarang ini, Mike sungguh kesal pada ibunya hingga tak mau mendengar teriakan ibu nya saat memanggil namanya tadi. Carol bahkan belum pernah melihat Mike semarah itu sebelumnya, sekesal apa pun Mike pada ibunya dia tak akan pernah mengabaikan panggilan atau sapaan ibu nya kepadanya.
"Baiklah, redakan emosimu sayang. Mari kita naik kembali ke atas, mereka pasti menunggu kita sekarang. Kasihan mom jika kita meninggalkan nya sendirian dengan keluarga paman Louis di sana" Kembali Carol membujuk Mike untuk kembali ke restoran, naum Mike dengan tegas menolak ajakan Carol.
"Tidak, kita tak perlu kembali kesana. Mereka pasti akan melanjutkan makan malam walau tanpa ada kita di sana!" Bertepatan dengan selesainya perkataan Mike pintu lift pun terbuka, Mike kembali menggandeng tangan Carol, berjalan ke lobi restoran menunggu petugas yang tadi memarkirkan mobilnya datang dengan membawa mobilnya kembali.
Mereka masih diam berkutat dengan pikiran mereka masing masing saat sudah di jalan menuju ke rumah mereka, inilah salah satu alasan Mike tak ingin tinggal serumah dengan ibunya, karena tak ingin ibunya mencampuri kehidupan pribadinya dan sang istri. Mike masih menggenggam tangan Carol, seperti tak ingin melepaskannya lagi.
Kini Carol dan Mike telah sampai di rumah, keduanya membersihkan diri dan mengganti pakaian mereka menjadi piyama tidur. Bersiap untuk istirahat karena sudah kelelahan, apalagi dengan masalah yang baru saja mereka hadapi tadi. Semua itu sungguh menguras otak dan perasaan mereka, berharap saat bangun esok mereka tak lagi memikirkan hal yang terjadi malam ini.
Keesokan pagi nya, Mike dan Carol sudah selesai bersiap untuk ke kantor. Mike sudah memakai kemeja kerja nya saat ini, Carol melihat suaminya yang sudah memegang dasi pun menghampirinya. "Kemarikan sayang, biar aku pakaikan dasimu" dengan mengulas senyum manis di bibirnya yang berwarna merah muda, Carol mengambil dasi yang di pegang suaminya dan memakaikan dasi tersebut kepada suaminya.
"Terima kasih sayang, kau selalu tahu cara melayani suami mu ini" Mike memberi kecupan ke bibir Carol yang tampak menggoda dan segar.
"Kau selalu mengambil kesempatan di saat seperti ini" Carol mencebikkan bibirnya hingga tampak semakin menggemaskan, Mike pun kembali mengecupnya.
"Bagaimana aku tak mengambil kesempatan seperti ini, aku bahkan akan terus melakukannya walau kau memarahiku" Tak ingin kalah untuk terus menggoda istrinya itu.
"Tak akan selesai dasi ini ku pasangkan, kalau kau terus seperti ini sayang!" Melayang kan tatapan tajam agar suaminya berhenti mengganggu pekerjaan nya memasang dasi suaminya.
"Baiklah tidak akan lagi, hehe" Sedikit terkekeh melihat wajah istrinya yang membuat nya semakin jatuh hati, namun Mike malah melingkarkan tangan nya ke pinggang sang istri. Namun Carol tak peduli dengan yang di lakukan suaminya, asal tak mengganggu dirinya.
*****
Mike mengecup kening Carol sejenak saat mereka telah sampai tepat di depan kantor Carol, Carol berpamitan kepada Mike dan segera keluar dari mobil. Melambaikan tangan nya saat mobil Mike mulai melaju kembali, dan berbalik kemudian menuju lift untuk naik ke lantai dimanan kantornya berada,
"Pagi bu Carol.." Sapa salah seorang bawahannya
"Pagi Emili.." Membalas sapaan temannya, dan berjalan menuju meja kerjanya. Selang beberapa waktu, terlihat direktur pemasaran datang menemui Carol dan hendak mengatakan sesuatu.
"Oh iya, siang ini kita akan kedatangan seorang CEO dari luar negeri yang akan menjadi klien serta mitra kerja kita nanti. Mungkin kita akan sedikit lebih sibuk nanti" setelah mengatakan nya dia pun akan segera berbalik, namun dia kembali menghadap ke arah Carol "Aku butuh bantuanmu Carol, temani aku saat makan siang nanti bersama nya. Ok. Aku akan menghubungi mu nanti" yang di jawab anggukan oleh Carol, setelah melihat Carol mengangguk dia pun tersenyum dan kembali ke kantornya.
"Emili, laporan mingguan sudah selesai belum?" Carol bertanya laporan mingguan yang selalu Emili buat.
"Iya, sudah bu. Akan segera saya email ke ibu" Jawab Emili
"Baik, terimakasih" Carol membalas dengan tersenyum, Emili tersenyum bali ke arah Carol
*****
Pertemuan dengan rekan kerja luar negeri, Carol dan direktur pemasarannya Rico kini sudah berada di hotel dimana mereka membuat janji. Karena rekan kerja mereka baru saja sampai di Indonesia dan tak ingin melakukan perjalanan lagi ke kantor Carol dengan alasan lelah dalam perjalanan.
Carol dan Rico menunggu sesaat di restoran hotel yang sudah di pesan sebelumnya. Tak lama kemudian, tampak seorang pria asing yang sangat tampan dan gagah berjalan masuk ke dalam. Semua wanita di restoran tersebut pun menatap kagum kepadanya, tak hanya wanita saja lelaki pun tak luput memandang nya.
Carol melamun sambil memandang pemandangan luar lewat jendela, Rico sontak berdiri saat melihat seseorang yang sedang mereka tunggu berjalan mendekat ke meja nya. Sebelumnya dia sudah menyenggol tangan Carol dan Carol berbalik serta ikut berdiri.
"Hallo Mr. Kaleid, apa kabar?" Sapa Rico (dalam bahasa inggis)
"Hallo Mr. Rico, tentu sangat baik. Bagaimana dengan mu?" mereka pun berjabat tangan, setelah itu dia pun mengulurkan tangan ke arah Carol.
"Hallo Mr. Kaleid, saya Carol. Senang bertemu dengan anda" Sapa Carol dengan sopan dan juga mengulurkan tangan menjabat tangan Kaleid.
"Hallo Miss Carol, senang bertemu dengan mu" ucap Kaleid
"Mari duduk Mr" Ucap Rico mempersilahkan Kaleid untuk duduk
Mereka pun membahas kerja sama mereka yang akan berlangsung selama beberapa bulan kedepan untuk membangun sebuah gedung kantor, perusahaan Carol sebagai mitra yang akan mengurus semua rencana pembangunan gedung telah di percayakan sepenuhnya untuk urusan tersebut.