Tanpa mengatakan apa-apa, Katarina langsung bangkit lalu menggunakan tubuh pria yang ia kalahkan sebagai tameng. Pada saat itulah tiba-tiba tembakan beruntun mengarah pada Katarina, sebagian peluru memecahkan kaca belakang, sebagian lagi tertanam pada tubuh pria yang dijadikan tameng oleh gadis itu. Tentu saja, pria itu langsung berakhir hidupnya setelah semua.
Katarina bisa melihat arah tembakan dengan baik sehingga ia berhasil selamat dengan tameng berdaging sebagai tempat perlindungannya. Melihat bahwa serangan berupa tembakan bisa saja mencelakai target mereka, salah satu pria langsung menghadang, aksi tembak menembak itu segera berhenti.
“Jangan ditembak, g****k! Tangkap dia!” Si pria yang bersuara keras itu segera berteriak pada pria bersenjata yang langsung sontak saja menghentikan tembakan, mereka menggunakan s*****a api untuk menyerang Katarina sehingga itu bisa memberi cedera terlalu parah, bahkan tembakan-tembakan itu bisa menyebabkan kematian pada targetnya.
Melihat itu, Katarina langsung melemparkan pria tak bernyawa di tangannya ke arah mereka lalu mengarahkan tangan kanannya ke arah depan di mana sopir berada. Mendapatkan kesempatan yang bagus, Ia membelokkan setir mobil ke arah tebing menggunakan kekuatannya, perbuatannya berhasil sehingga membuat mobil membenturnya dengan keras, akibatnya adalah semua yang ada di dalam mobil langsung terguncang.
Katarina hendak melakukan hal berikutnya, tapi tiba-tiba saja sebilah pisau memelesat menggores tangan kanannya, si pria bersuara keras itu menikamnya dari arah depan. “Rasakan ini!” Pria itu hendak menyerangnya lagi dengan pisau, tapi Katarina berhasil menghindar kali ini.
Mobil masih melaju dan berusaha di stabilkan, hal tersebut mengganggu pertarungan yang sedang terjadi di sana. “Yang benar saja.” Katarina hampir hilang keseimbangan, pertarungan sulit terjadi di sana, gadis muda itu tampak tak pernah terluka ketika ia melakukan perlawanan pada para pria di dalam mobil.
Terjadi serangan beruntun yang mana saat itu Katarina hanya mampu menghindar tanpa bisa membalas, ia agak kewahalan menghadapi pria bersenjata di dalam ruang sempit yang susah bergerak. Katarina menghindar ketika pisau menusuk ke arahnya, pisau yang meleset langsung menancap pada kursi.
Melihat kesempatan bagus itu, Katarina langsung menangkap lengan yang memegang pisau itu lalu menghantamnya dengan lutut, hantaman itu memberikan teriakan keras dari mulut si pria, bahkan pisau berdarah itu langsung jatuh ke bawah.
Pria lain yang bersenjata bersiap menyerangnya lagi, ia segera menggunakan telekinesis-nya untuk mengangkat pisau yang sebelumnya terjatuh, pisau itu terangkat lalu terbang tepat menuju ke arah pria yang mengemudi dengan gerakan yang cepat, pisau langsung menancap pada tempurung belakangnya.
Karena sopir telah tumbang, mobil kembali berguncang dan semua penumpang terlempar ke sisi lain, Katarina berusaha mempertahankan posisinya ketika guncangan itu terjadi. Sebelum ada yang sempat menyerangnya lagi, ia kemudian memutar setir agar mobil berbelok ke arah jurang menggunakan telekinesis.
Meski apa yang dirinya lakukan sangat sulit dikarenakan mobil yang berguncang, tapi setelah perjuangan selama beberapa detik lamanya, usaha yang dirinya lakukan mendapat hasil tatkala mobil langsung berbelok tajam menuju ke arah jurang. Mobil bergerak tanpa bisa ditahan dan dihentikan lagi.
Mereka yang melihat bahwa beberapa detik lagi kecelakaan akan terjadi, semuanya tampak panik.
Sementara bagi Katarina, Saat melihat usahanya berhasil, ia langsung meraih pintu belakang yang kacanya sudah pecah, sebelum mobil terjun ke jurang, ia berniat melompat dari dalam mobil melalui pintu belakang yang sebenarnya masih dikunci.
Sayang, apa yang diharapkan tidak berjalan mulus, baru saja ia hendak menghancurkan semua kaca lalu keluar melalui lubang kaca, tiba-tiba saja Pada saat itu yang sama pria bersuara keras meraih kakinya sebelum ia sempat melarikan diri atau lebih tepatnya meloncat dari dalam mobil.
Katarina secara otomatis mengurungkan niat untuk melompat, sayang waktu bagi dirinya sudah habis ketika dalam waktu satu detik kemudian kendaraan yang sengaja dibuat hilang kendali itu langsung terjun bebas menuju jurang.
Dalam gerakan yang lambat, ketika ujung ban belakang sudah turun dari bibir jurang, Katarina berhasil merusak pintu belakang lalu melompat keluar bersama pria yang memegang kakinya. Karena berat berlipat, Katarina yang seharusnya meraih bibir jurang malah langsung tertarik ke bawah.
Ketika tubuhnya merosot jatuh, kedua tangannya menggapai-gapai sesuatu berusaha untuk memegang apa pun, dan apa yang diusahakannya tidak mengecewakan ketika ia sudah merosot sekitar lima meter, kedua tangannya berhasil meraih batang akar pohon yang tumbuh di sepanjang bibir jurang, apa yang dilakukannya berhasil menyelamatkan dirinya dari jatuh bersama dengan kendaraan itu. Sayangnya, ia tidak selamat sendirian dikarenakan pada saat itu pula tergantung si pria tepat di bawahnya, kedua tangan pria itu memegangi kaki kanannya dengan begitu erat.
Kembali pada gerakan yang cepat, mobil terjun bebas ke bawah menghasilkan suara yang terguling dan benturan berulang ketika kendaraan itu terus bergerak berguling menuruni tebing curam yang posisinya mendekati bentuk sudut sembilan puluh derajat. Suara itu terdengar selama beberapa detik sebelum kendaraan itu lenyap sepenuhnya ke dasar sana, hilang dari pandangan tertelan kegelapan.
“Yang benar saja? Kenapa dia harus ikut juga?” Katarina mengeluh saat melirik ke bawah di mana si pria memegangnya begitu kuat. Karena mendapatkan beban tambahan, hal itu membuatnya agak kewalahan, ia merasa sakit akibat betisnya yang dicengkeram keras.
“Tertangkap. Kau tidak akan kubiarkan lolos!” seru pria itu dengan suaranya yang keras. Katarina jelas amat kesal karena pria menyebalkan ini malah selamat bersamanya.
“Enyahlah dariku!” Katarina berteriak kesal, ia merasa sedikit sakit akibat cengkeraman tangan pria itu.
Katarina sendiri harus menggunakan kedua tangannya untuk mempertahankan bobot tubuhnya dan bobot tubuh si pria. Untunglah dia bukan manusia biasa sehingga bergelantungan di bibir tebing dengan beban berat menjadi mungkin terjadi. Ia yang sudah rutin berolahraga sehingga saat ini tubuhnya mampu bergrlantung di tebing dalam waktu yang lama. Andaikan ia manusia biasa yang lemah, mustahil baginya untuk bisa tergantung di sana dengan beban yang berlipat ganda, otot tangannya tidak akan mampu menahan.
Katarina mengangkat kaki lain yang bebas lalu berusaha menendang pria itu sekuat yang bisa dirinya lakukan. Pria itu tidak menyerah, meski wajah, pundak dan tangannya terkena hantaman kaki wanita itu, ia tetap bertahan.
“Lepaskan kakiku! Jatuh saja sana!” Katarina berseru kesal sambil terus berusaha menendang pria itu.
“s****n! Aku tak akan melepaskanmu!” Pria itu berteriak sambil berusaha menguatkan pegangannya, padahal wajahnya sudah berdarah dikarenakan tendangan Katarina cukup kuat untuk melukainya.
“Maaf, orang tua sepertimu bukan seleraku! Jangan terobsesi padaku!” Setelah mengatakan itu sambil memandang si pria Katarina kembali mengangkat kakinya, kali ini ia menambah kekuatan untuk menendang wajah pria itu, tendangan yang ia lepaskan langsung telak berhasil mengenainya, bahkan itu berhasil membuat cengkeram mengendur dan membuat pria itu mengerang kesakitan.
“Masih juga belum lepas,” gerutu Katarina yang agak geram.
“Lepaskan aku, bodoh!” Katarina melakukan tendangan lagi, tapi kali ini ia dibuat terkejut tatkala pria itu melukainya dengan cara menusukkan kuku tangannya pada betis Katarina.
Merasakan tusukan itu, Katarina berdesis menahan sakit, ia menunduk melihat ke bawah bersamaan dengan ketika si pria meneguk darahnya.