5. Cinta Dan Benci Beda Tipis

1306 Kata
Dany membenci el karena kata-katanya yang pedas dan el benci dany karena menjadi penghalang untuk mendekati papah david. Mereka berdua sama-sama mengibarkan bendera perang dan sama-sama mengutarakan kebenciannya satu sama lain. Mereka juga tidak mengelak kalau mereka berdua merasa nyaman satu sama lain. Sungguh aneh mereka berdua. Karena mungkin cinta dan benci beda tipis. Mereka berdua belum bisa menempatkan dimana perasaan mereka sebenarnya, BENCI atau CINTA??? Dany melihat jam tangannya, malam sudah larut. Dany pun memutuskan pulang. Namun pulangnya dany tidaklah ke rumah, melainkan ke kosan el. Beberapa kali dany mengetuk pintu, el tak kunjung membukanya. Dany pun memilih duduk di kursi yang tersedia di teras depan. Entah el sudah tidur atau el sedang pergi karena ini malam minggu. Dany lama-lama pun tertidur. "Ini bocah ngapain tidur di depan kosan gue."gumam el mendekat ke dany. "Bangun."El mengguncang-guncangkan bahu dany. Dany langsung bangun karena el begitu kasar bangunkannya. "Ngapain tidur di sini?"tanya el ketika dany sudah bangun. "Gue ngantuk tante darimana aja."balas dany. "Loe ngantuk harusnya pulang ke rumah, kenapa malah ke sini?"ujar el. "Gak usah banyak omong, gue beneran ngantuk."Dany merebut kunci yang ada di tangan el dan membukanya. "Ini kosan gue. Loe gak boleh masuk."El menghalangi dany yang hendak masuk. "Cerewet sekali."Dany membopong el dengan gaya bridal style dan membawanya masuk. "Heh bocah sialan, turunin gue."seru el sambil memukul-mukul d**a bidang dany. Dany pun menjatuhkan el di ranjang. "Aww kasar sekali."gerutu el memekik kaget saat dany menjatuhkannya. "Tadi kan tante yang minta di turunin."balas dany merebahkan diri di samping el. "Dan sekarang gue suruh loe pulang. Jadi pulang sana."usir el. "Gue udah bilang ngantuk, apa tante tuli?"ucap dany. "Dan apa loe jadi bego, loe punya rumah, punya apartemen, rumah bokap loe, rumah Tante loe, tentunya loe juga punya uang banyak yang bisa loe gunakan buat nyewa hotel, ngapain loe terus ke kosan gue."crocos el. "Berisik banget sih, gue mau tidur. Ok."Dany menutupi wajahnya dengan bantal. "Biar mati aja loe."El menekan bantal yang menutupi wajah dany kuat-kuat. Dany langsung melepaskan diri dengan nafas terengah-engah. "Loe mau bunuh gue beneran khah."Dany mencekal tangan el dan menekuknya ke belakang. "Sakit tangan gue."El meringis. "Loe yang mulai, dari tadi gue bilang mau tidur tapi loe cerewet, ngeselin dan terakhir loe mau bunuh gue."balas dany tanpa melepaskan cekalannya. "Udah lepas, loe yang ganggu gue terus."El hampir menangis. Dany yang gak tega pun melepaskannya. Dany yakin tangan el pasti merah karena ulahnya. "Sekarang diem jangan berisik."ucap dany memalingkan wajahnya dan tidur memunggungi el. El mengerang marah karena dany selalu seenaknya sendiri. Dany tidak benar-benar tidur, rasa ngantuknya menguap begitu saja karena ucapan el. Dany juga merutuki dirinya sendiri kenapa selalu ingin di dekat el padahal el sangat menyebalkan. "Apa gue cuma penasaran yah karena tante gak tertarik dengan gue atau karena gue belum berhasil tidur dengannya."gumam dany. Dany merubah posisinya menghadap el, mengamati wajah el yang terlelap. Perlahan Dany mendekatkan dirinya dan merengkuh tubuh el. El terbangun dari tidurnya, langsung terkejut saat membuka mata, dany sedang menatapnya. "Ada apa?"tanya el gugup. "Bukankah gak masalah gue mencoba sedikit? Mungkin setelah ini gue bisa menjauh dari tante."jawab dany. "Apa maksud loe mencoba?"tanya el meminta penjelasan. "Jangan terlalu sok polos tante."dany mengecup singkat bibir el. "Gue emang gak seperti loe, muka imut kelakuan b******k. Nidurin banyak cewek, gue tau semua kebusukan loe."ucap el. "Terima kasih pujiannya. Dan sekarang gue akan perlihatkan kebregsekan gue seperti yang tante bilang."balas dany sambil tersenyum miring. Sungguh el merutuki mulutnya yang berbicara pedas tentang dany. "Jangan macam-macam."El menutupi tubuhnya dengan bantal. "Tante mungkin sangat mengikuti berita tentang gue, sampai tante terlihat sangat ketakutan."Dany mengusap pipi el lembut. "Singkirkan tangan loe."el menepis tangan dany dari wajahnya. Dany tersenyum, sungguh senyumnya berbeda dari biasanya. Membuat bulu kuduk el merinding. "Loe yang mancing gue lakuin ini, gue udah berbaik hati tidak menyentuh loe dari pertama bertemu. Dan sekarang gue sudah gak bisa menahannya lagi."Dany merebut bantal yang el gunakan untuk menutupi tubuhnya dan membuangnya asal. El benar-benar ketakutan, sorot mata dany seolah menggelap dan di penuhi kabut gairah yang siap akan meledak. "Pergi."bentak el. Dany malah langsung menyerbu bibir el yang sangat manis, tangan dany juga tidak hanya diam. Tangan dany menjelajahi seluruh bagian tubuh el membuat sang pemilik tubuh itu meronta-ronta. "Jangan seolah-olah loe masih suci supaya gue iba dan lepasin loe. Itu gak akan mungkin tante."ucap dany saat melihat wajah el yang ketakutan. "Gue memang masih suci, jangan rusak gue. Gue gak Sudi menyerahkan keperawanan gue sama loe yang kotor."El mencoba melepaskan diri sekuat tenaganya. Dany mendengar perkataan El, sontak langsung tertawa. Mana mungkin masih suci, kerjaannya ke club' malam. "Loe hanya mengulur waktu saja. Lebih baik gunakan tenaga Tante untuk mendesah."Dany melepas paksa dress yang el kenakan hingga tersisa pakaian dalam saja. Dany sangat terpesona dengan tubuh yang ada di depannya ini. Dengan tidak sabar membuang sesuatu yang menutupi tubuh el secara paksa hingga el kini benar-benar polos tanpa sehelai benang pun. "Cantik, indah."gumam dany, dalam hati. Dany juga melepas semua pakaiannya. El tentu saja terkejut. Ini pertama kalinya melihat milik laki-laki Dany seperti sudah hilang akal, mencecapi seluruh tubuh el hingga bagian terpenting milik El. "Jangan."pinta El memelas. El mencoba melawan dany tapi tubuhnya mengingkari. Otak dan tubuh tidak singkron. "Tapi sepertinya Tante menginginkan lebih dari cumbuan ini. Mungkin seperti ini."Dany mulai mencoba memasuki milik El. Dan sial, sangat sempit. Dany sedikit kesusahan untuk masuk. "Gue minta maaf, please cukup."lirih el namun di iringi dengan desahan membuat Dany semakin menggila dan sekali hentakan kini dany sudah berada di dalam el. El memekik tertahan, teriakannya tidak sampai keluar karena dany membekapnya dengan bibir. Air mata el menetes membuat dany merasa bersalah, sepertinya memang el masih suci. Tapi gak mungkin juga berhenti di tengah jalan. Saat el sudah mulai tenang, Dany memulai lagi dengan berhati-hati berharap tidak menyakiti El. El akhirnya pasrah, dany melakukannya dengan lembut dan berhati-hati hingga desahan panjang dan saling menyebut nama masing-masing mengakhiri kegiatan panas mereka. Dany mengecup kening el lembut. "Maaf."lirih dany mendekap el dan terlelap bersama. Sinar matahari menyelinap masuk menyilaukan mata yang masih enggan untuk bangun. Dany mengrejapkan matanya beberapa kali hingga benar-benar terbuka sempurna. Dany menyingkap selimutnya dan terkejut ketika melihat bercak merah di seprai berwarna biru muda milik el. "Astaga gue emang b******k, gue udah ngerusak dia. "Gumam dany sambil menjambak rambutnya kuat-kuat. Dany turun dari ranjang memunguti pakaiannya dan membersihkan diri. El sebenarnya sudah bangun hanya masih takut membuka matanya dan berharap semua yang terjadi semalam adalah mimpi. Kini harapannya untuk mendekati papah david pupus sudah karena kelakuan b******k anaknya. El mengingat, perkataan para cewek waktu itu. Mereka mengatakan dany hanya melakukan sekali kemudian membuangnya begitu saja seperti sampah dan tak mau meliriknya lagi. Dany keluar kamar mandi melihat ke arah el. "Gue tau tante udah bangun."ucap dany duduk di tepi ranjang. El masih bersikeras menutup matanya tak ingin melihat wajah dany. "Gue tau gue salah. Maaf."lirih dany. El pun membuka matanya lebar-lebar karena kesal dengan ucapan dany. "Emang dengan maaf loe, semua bisa kembali seperti dulu?"ketus el. "Gue minta maaf, gue kelepasan dan itu juga karena salah tante."balas dany. Mata el membulat sempurna, dirinya yang jadi korban, dan dirinya juga yang di salahkan. "Loe emang brengsek."El menampar pipi dany karena saking emosinya. "Gue gak tau tante masih virgin, kalau gue tau, gue pasti gak akan lakukan itu."sesal dany. "Gue udah bilang sama loe tapi loe gak dengerin gue. Hidup gue udah hancur, puas loe."bentak el. "Gue sungguh minta maaf. Gue mau lakukan apapun sebagai permintaan maaf gue."ucap dany sendu. "Yakin loe mau lakukan apapun?"El menatap dany. Dany membalas tatapan mata el dan mengangguk pelan. "Persatukan gue sama papah loe."ucap el. Dany terkejut bukan main. "Loe udah mengambil sesuatu berharga dari gue, dan gue meminta sesuatu berharga dari loe."sambung el. Nyawa dany seolah tercabut secara paksa dari raganya. Hati dany sungguh sakit. Dany tak mengerti perasaan apa ini, yang dany tau hanyalah rasa sakit sampai ke relung hatinya yang terdalam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN