Beberapa meter dari parkiran fakultas, ada seonggok warung kosong yang ditinggal pemiliknya. Dan di samping warung itu, terparkir Camry hitam milik Althaf sejak lima menit lalu. Sosok yang dia tunggu pun datang tak lama berselang. Seorang gadis bergaun merah jambu dan cardigan putih, berlari kecil ke arahnya. Itu Atlana. Gadis itu tampak cantik dengan hiasan rambut di kepala serta bibir yang memerah. Althaf membuka pintu mobil dengan sumringah. "I miss you, sayang." kemudian mengecup bibir mahasiswinya. Jemarinya mengangkat dagu Lana perlahan, memperdalam tautan seolah gadis itu lah sumber oksigennya. "I miss you too, Pak Althaf." tukas Lana begitu sesapan bibir berhenti. Samar-samar, ia merasakan telapak dingin Althaf menelusuri pahanya. "Ada apa, sayang? Tumben ngajak ketemu

