"Dari sini doang?" tanyanya dengan wajah songong. Fasha mendengus mendengar nada yang penuh dengan kesombongan itu. "Yang menang dapat apa?" Dengan ringan, tangan Fasha melayang ke kepala lelaki itu. Adit baru saja mendapat toyoran khas Fasha yang dulu kalau kesal dengan kelakuan atau kata-katanya. Cowok itu, seperti biasa, hanya terbahak. "Kalau gak ada hadiahnya, ngapain lomba lari?" ledeknya lantas berlari saat melihat Fasha hendak mengayunkan tangannya lagi. Bagi Fasha, yang penting saat ini bukan hadiah bagi pemenangnya tapi momen kebersamaan yang menurutnya mahal sekali. Menilik mereka susah tumbuh sedemikian dewasa. Pernah terpisah jarak. Jadi kini, mungkin waktu yang tepat bagi Fasha untuk mengembalikan waktu yang sebelumnya terbuang karena saling berpisah. Walau Adit tak lagi m

