Mereka kembali ke kantor Eyang Putri. Di sana tampak duduk Furqon yang masih berbincang dengan Eyang Putro juga. "Kamu beneran lepasin Anin?" tanya Eyang Putro menyambut mereka. Beliau lebih tenang daripada istrinya tadi. "Iya, Ustaz. Saya minta maaf karena tidak bisa melanjutkan pernikahan kami." "Duduklah." Hadid duduk di sisi sepupunya. Sementara Haura mendengarkan dari balik tembok tersembunyi yang tak dilihat Furqon maupun Hadid. Ia tak beranjak meski Eyang Putri menyuruhnya masuk. "Apa kesalahan Anin?" "Gak ada, Ustaz. Saya rasa kami lebih baik berpisah." "Apa sebabnya?!" tanya Eyang Putri lebih mendesak. "Saya gak bisa lepasin kebencian saya kepada Anin. Saya gak bisa maafin dia meski udah nyoba selama satu tahun," jelas Hadid jujur. "Nampaknya Anin gak mau kalian pisah. Da

