Anak panah sudah dilepaskan. Hadid sudah menceraikan Anin secara sah. Namun, makin jauh Hadid dari rumahnya bersama Anin, makin goyah rasa benci di dadanya, tertinggal hanya duka cita. Melihat Anin yang lemah dan kembali terusir, lagi-lagi membuatnya berempati. Tapi, memang hanya ini tempat yang bisa menampung Anin lagi. "Saya menceraikan Anin, Ustazah," ucap Hadid tenang. "Kami bawakan barang-barangnya juga." Eyang putri menatap Anin dan Hadid bergantian. Anin tersenyum mengangguk lalu tiba-tiba jatuh seketika tak sadarkan diri. Hadid yang memang di sisi Anin langsung menangkap tubuh lemasnya. Sementara itu Haura tetap panik meski sudah menduga akan ada lagi drama lainnya. "Mbak Anin! Astagfirullah!" "Kamu apain Anin?!" sentak Eyang Putri kepada Hadid. "Eyang, nanti kita bicarakan. H

