Bu Laila akhirnya sampai di teras rumah megah itu. Tangannya terulur, bersiap memutar knop pintu kayu tinggi besar di hadapannya. Wanita itu tak punya waktu untuk mengagumi indahnya arsitektur kediaman sang Murid Kesayangan. Fokusnya hanya mencari Theo seorang. Bu Laila kembali berlari memutari lantai dasar. Ia membuka tiap pintu yang ada di sana, mengantisipasi jika tiap ruangan adalah kamar Theo. Tidak ada. Semua ruangan kosong. Jadi benar, kamar Theo ada di lantai dua. Untunglah ia bergerak cepat sehingga kemungkinan Theo akan celaka menipis. Namun Bu Laila masih memiliki satu PR. Ia harus bergegas naik ke lantai dua, dengan tujuan yang sama. Memastikan bahwa Theo akan selamat. Bu Laila bukan tipe orang yang rajin olahraga. Jika tujuannya tidak urgent, mungk

