Nekat Asal Selamat

1867 Kata

    Namira berlutut di samping ranjang, memperhatikan raut Kal El yang terlihat menahan sakit. Kedua mata pemuda itu terpejam. Namun Namira tahu bahwa Kal El masih sadar. Hanya saja rasa sakit macam apa yang menyerang Kal El saat ini, Namira tak tahu.     "Kang Cilok!" panggil Namira. Hanya suara lirih, namun terdengar keras karena malam hari yang lengang.     Kal El mengernyit mendengar panggilan Namira. Sama seperti saat ia mendengar suara ketukan pintu dan panggilan Ibu sebelumnya, tiap suara yang ia dengar, menaikkan intensitas sakit yang dirasakannya berkali lipat.     Namira mengambil beberapa helai tisu di atas nakas untuk menghapus peluh Kal El. Namira menyibak anak rambut yang menutup sebagian wajah Kal El. Kulit pemuda itu terasa dingin. Sama seperti saat ia kambuh dulu.    

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN