Gadis itu berseru kagum melihat antrean panjang di depan stand Cilok Cinta. Namun kemudian muncul kerutan pada dahinya, menyadari bahwa seseorang yang sedang berjualan dengan sang Nenek, bukanlah Kal El, melainkan ayahnya. Namira buru-buru mendatangi stand Cilok Cinta. “Yah, Kang Cilok ke mana?” tanyanya. Yas tak bisa segera menyahut, mengingat semua pembeli yang mengantre, tak bisa menunggu lebih lama lagi. Yas hanya menoleh sebentar pada putrinya, menunjuk keberadaan Kal El menggunaan dagu. Namira kurang mengerti awalnya. Tapi setelah mengikuti arah yang ditunjuk oleh Yas, Namira segera paham. Di sana ia melihat Kal El sedang duduk pada salah satu meja, bersama dengan seorang pemuda dan pemudi. Temannya mungkin. Namira tak mengenal mereka. Yang jelas itu bukan Yonas.

